Kalo postingan Gita Bone dari http://telukbone.blogspot.com/2008/06/mujizat-matematika-al-quran.html yang satu ini, ada yang mbuatku semakin merasa setanggung sepernasiban, eh maksudnya senasib sepenanggungan. Apa itu? Let's check it out! (Kalo belon ketemu juga, berarti masihg belum rezekinya, hahaha..)
Saya selalu terkesan dengan matematika. Nilai-nilai saya tinggi untuk pelajaran itu. Ada hal yang indah di dalamnya, sebuah kepastian, sebuah ketegasan. Aturan-aturan tida pernah dilanggarnya dan teka-teki di jelaskan dengan tepat. Saya terkesan khsusunya dengan teori bilangan. Pada pola bilangan fermat, pola bilangan persegi panjang, distribusi bilangan prima tau bilangan sempurna. Hukum alam dinyatakan secara matematis, sehingga saya membayangkan tersembuny rumus-rumus dalam segalanya. Pada bintang quar di kegelapan ruang antar galaksi hingga pada atom-atom di tubuh saya. Sya pikir, bila tuhan ngin berbicara dengan mnusia lewt kitab suci, tentunya ia berbicara dengan bahasa matematika. Setidaknya ad rumus yang tersembunyi di dalamnya. Ada keteraturan. Film Contact karya Carl Sagan menunjukan bagaimana alien yang sangat cerdas, mengirim sinyal dalam bentuk bilangan prima untuk menanda keberadaannya dalam gelombang radio. Saya ingat jels film ini, terutama bagian endingnya.
Saya dilahirkan dalam keluarga islam. Hapal dua juz pada saat saya SMP.
Cukup beralasan bagi saya saat itu untuk mengnggap ada satu eteraturan matematis yang tak terliht di dalamnya. Saya ktakan demikian, karena saya melihat dan melakukan hitung-hitungan pada jumlah ayat, surah dan kaitan-aitannya, namun tidak menemukan pola yang teratur.
Saya kecewa, tidak ada pola bilangan prima dalam urutan ayat-ayat pada surat misalnya.
Mungkin saya belum cukup cerdas. Maka saya memutuskan untuk kuliah jurusan matematika setamat SMA.
Perkembangan teknologi internet sangat membantu. Saat itu di kampus saya sudah ada warnet.
Sat membuka google pertama kali saya langsung menuliskan kata kunci “mathematics Qur’an”. Ternyata ada. Dengan berdebar-debar saya membacanya. Saya mulai mengenal kode matematis dan nilai gemtrik yang menerjemahan huruf-huruf arab menjadi nilai-nilai numerik. Penjelajahan saya berlanjut dengan penuh antusias. Dua semester pertama saya isi waktu luang dengan mengumpuan fakta-fakta matematika dalam qur’an. Saya terkesan, bagaimana mereka bisa menemukan pola-pola numerik yang menakjubkan pada seluruh isi Al Qur’an.
Setiap hari ada saja fakta baru. Tentang nilai yang sama pada kata, “di Mekkah, yang diberi berkat” (3:96) dengan “yang telah kami berkati sebelumnya” (17:1); atau seluruh nomer ayat yang mengandung kata “putih” bila dijumlahkan ternyata sama dengan nilai numerik dri kata “putih ” itu sendiri, tau jumlah kata dalam ayat-ayat yang memuat nama Musa dan Harun di surah 28, sama dengan nilai numerk nama Musa dan Harun. Tentang jumlh kta dari ayat 15:9 dan 38:8 yang dapt dibagi 19 dan 114, sedang 114 sendiri adalah jumlah surah dalam Qur’an dan ayat 15:9 dan 8:8 juga mengenai Qur’an dan penjagaannya, dan lain-lan. Diktakan, pengali 19 dalah kunci dari hampr semua penemuan matematis dalam Qur’an. Bahkan ada yang menunjukan bahwa distribusi ayat Qur’an memenuhi hukum Benford.
Hampr seluruh penemuan matematis ini dilakukan oleh tiga orang. DR Rshad Khalifa untuk faktor 19, Bahattin Uzunkaya untuk 666 dan Keirkhoshow Emami untuk pengali 8. da konsekuensi yang merisaukan saya saat itu, ketiganya mengaku sebagai rasul dan semua menolak hadist sebagai dasar hukum islam. Saya seharusnya menuruti ajarannya karena tuhan telah memberi bukti kepada keajaiban mtemtis. Sempat Bahattin meramalkan adanya gempa besar di San Fransisco pada 2004, tapi tidak terjadi apa-apa. Perhitungan matematisnya menunjukkan hal itu, sayaberdebar-debar karena perhitungan itu di ambil dari quran, dan saaatnya triba, tidak terjadi apa-apa.
Beliau ktanya, telah mengirim surt untuk mengungsikan seluruh penduduk San Fransisco ke presiden. Gempa besar ada katanya untuk menghukum amerika. Tapi saat tidak terjadi apa-apa, beliau mengatakan tuhan mengasihi mereka dan menyelamatkan manusia.
Siap saya yang anti hadist atas ajaran mtematis quran sungguh tidak mengenakkan.
Saya merasa tidak senang dengan teman-teman saya yang mengutip hadist dan teman-teman sya merasa risih dengan saya. Saya yang terkenal vokal menempel tulisan-tulisan di kampus yang menolak hadist sebagai landasan hukum islam dan melakukan ritual shalat yang berbeda dengan teman-teman. Saya berubah benci terhadap teman-teman saya yang tidak sealiran. Saya menjadi fanatik.
Kebencian tidak dapat dihindari oleh saya yang masih muda, sat melihat ‘kebohongan’ di mata saya. Saya merasa saat itu sebgai satu-satunya orang yang memahami quran. Kenapa tidak. Guru-guru mengatakan Quran memiliki 6666 ayat, padahal ada 6234 ayat.
Sebenarnya 6236 ayat, tapi 2 ayat ditolak oleh Khalifa karena tidak cocok dengan hitungannya, dan itu berarti bukn bgian dari al quran. Ayat itu adalah 9 :128 dan 129.
Sat saya semakin dalam mempelajari matematika di ruang kuliah, keraguan mulai menyelimuti atas doktrin dari khalifa berupa sistem matematikanya.
Saya belajar bahwa matematika pada dasarnya di dasari oleh aksioma, kemudian teorema-teorema.
Teorem ini adalah aturan-aturan baku yang tidak pernah berubah dan tergantung dri aksioma-asioma. Seluruh mtemtika yang dajarkan d sekolah seperti ini, hanya saja tidak ada pernyatan tentang aksiomanya.
Dari teorema bahwa semua prima adalah jumlah dua bilangan kuadrat, teorema dasar minkowski, teorema Bezout, teorema dasar mithnet hingga aturan tanda descartes. Selain itu , walaupun melibatkan angka-anka, sesungguhnya hanyalah permainan probabilitas, seperti undian.
Quran juga memiliki aksioma. Ayat-ayatnya selalu benar. Namun tidak memiliki teorema.
Tidak ada rumus pasti. Tidak ada aturan yang jelas bagaimana menggunakan bilangan-bilangan ayat, huruf, kata, surat. Setiap orang bebas menghitung pa saja dan ketika ternyata kelipatan 19 tau 8 atau 666. Maka irtu sebuh keajaiban. Sebgai contoh kasus kedua mesjid, enapa mesjidil haram harus dinytakan dengan “di Mekkah, yang di beri berkat”, bukannya masjidil hram saja? Karena ini bila dipasangkan dengan “mesjidil aqsa” tidaklha sama, mak dicari sinonimnya hingga di dapat yang cocok.
Dengan melakukan ini, kita memperluas pilihan dan dengan demikian ada kesempatan mendapatkan satu kalimat yang benar. Ini hanya sebuah manipulasi angka-angka.
Saat mereka mengtakan surah 19 di awali dengan Kaf Ha Ya Ain Shd yang jumlah huruf-huruf ini bila dihitung jumlahnya dari surah 19 tersebut ternyata juga kelipatan 19 dan bila huruf ini d letakkan berdampingan nilai numeriknya 20,5,10,70,90 maka kelipatan 19, ini adalah benar.
Tpi ini sebuah hasil seleksi. Bila kita objektif, kita juga harus melihat surah lain, surah 31 misalnya yang diawali dengan alif lam mim. Lalu mernghitung jumlah huruf-huruf tersebut muncul dalam quran dan harusnya kelipatan 31, ternyta tida. Bila huruf ini diletakkan berdampingan membentuk 1,30,40 dan ini bukan kelipatan 31. Silakan coba dengan 112 surat lannya.
Tpi anda bisa berkata bahwa ini menunjukkan bahwa surah 19 istimewa. Istimewa atau tidak, ia tidak mengikuti aturan teorema, dia dipilh agar sesuai dengan keinginan. Rashad tidak pula menambah angka-angka numeriknya, karena itu bukn keliptan 19, sementara bil keliptan 19, seperti kata al masjidil aqsa, maka akan disebutnya sebgai mukjizat.
anda bisa memeriksa sendir hitungan-hitungan ini di www.submission.org, atau www.universalunity.org dan www.19666.org. Dan silkan anda cob menemukan sendiri kode tersebut dalam quran dengan ayat-ayat lain, anda aan menemukan kasarnya sertiap 19 kali percobaan. Ini menunjukan bhwa kemungkinan munculnya mukjizat matematika adalah 1:19. Keajaiban? Cobalah dengn kelipatan 6Anda akan dapatkan rata-rata setiap 6 kali percobaan. Dengan 9 pada 9 kali percobaan rata-rata.
Ini yang disebut kemungkinan. Tentu anda pernah belajar teori peluang. Saat anda melempar dadu satu kali, kemungkinan muncul angka 5 adalah 1 dari 6 lemparan, karena dadu mempunyai 6 sisi. Mukjizat al quran matematis juga demikian, bedanya saat angka 5 muncul, itu dikatakan mukjizat.
Mengenai nilai numerik huruf arab adalah sebagai berikut
tabel nilai gematrik
Anda bisa mencoba dengan nama anda. Misalkan syamsiah. Terdiri dari syin, mim, sin, alif, ha. Total numeriknya 300 + 40 + 60 + 1 + 5 = 406. 406 bukan kelipatan 19. Coba 300406015 bukan kelipatan 19. Coba cara lain, tanggal lahir, 22 agustus 1994, 22 +8+1994 = 2024. Tidak terbagi 19. Coba dibariskan 2281994. Tidak terbagi 19. Coba anggap agustus di hitung dua angka, 22081994, tidak terbagi 19.
Bagaimana kalau 94 saja bukan 1994, 220894. Mukjizat! Terbagi dengan 19!
Lalu anda mengatakan bahwa ini sebuah bukti nama anda suci, atau tanggal lahir anda suci.
Hal ini akan terasa sangat meyakinkan saat anda menghitung 220894 sejak dari awal percobaan. Dan masih banyak kemungkinan lain, bisa bulan di depan 82294, nama ditambah dengan tanggal lahir, tanggal lahir di deretkan dengan nama, dan sebagainya. Demikia juga matematika Quran, anda bisa menghitung nilai numerik huruf, kmbinasi nomer ayat, urutan kata, nomer surah, jumha ayat, urutan turunya wahyu, jumlha huruf, kombinasi jumlah, kombinasi urutan, frekuensi kata tertentu, urutan surah dari belakang, dan sebagainya. Dengan banyak pilihan, mukjizat-mukjizat bermunculan. Tidak ada aturan, yang penting muncul kelipatan 19, dan pastilah ada. Ini, bukanlah matematika.
Kenyataan ni membuat saya kecewa. Dan pencarian lebih lanjut, mennjukkan bahwa usaha menunjukkan kode seperti ini juga ada dalam injil dan taurat. Panin misalnya menghitung mukjizat injil dengan memakai kelipatan 7 pada teks yunani dari 12 ayat terakhir dari gospel Mark. Intinya, orang tidak tahu apa yang dibuang karena selalu ditunjukkan yang bagus. Matematika tidak demikian, matematika harus berlaku umum. Agae sebuah data signifikan secara statistik, ia mesti ortogonal pada substrukturnya. Saat ingin menguji apakah nama satu surat memiliki nilai numerik yang sama dengan jumlah huruf-hurufnya dalam surat tersebut, maka hal ini harus ditunjukkan pada semua surat, dan bila semuanya menunjukkan fenomena ini barulah bisa di klaim itu sebuah mukjizat.
Usaha menjadikan kitab suci berasal dari tuhan dengan matematika sepertinya gagal di mata ilmuan. Tapi tidak di mata orang-orang yang tidak paham dengan matematika. Ada versi lain yang banyak dijumpai, berusaha menjelaskan kitab suci yang sesuai engan sains. Ltar belakang sejarahnya adalah ketertinggalan dunia agama dengan sekuler. Kekayaan Arab dan bangkitnya nasionalisme Mesir di bawah Nasser muncul pada kasus islam. Sementara islam harus terus berkembang, peradabannya mesti sejalan dengan pencapaian lmiah masa kini. Arab saudi mempromosikan Wahabi pada dunia arab dan islam.
Quran sebagai kitab suci mestilah menjadi buku petunjuk untuk mengatasi hidup manusia.
Ia harusnya menjadi alat komunikasi manusia dengan tuhan. Dalam Quran ditekankan bahwa ia adalah kitab yang jelas (mubiin) an universal. Ayat-ayatnya harus ditafsirkan dalam bahasa Arab. Mereka yang mengklaiam hak merubah makna Quran hanya akan membuktikan bahwa Qur’an itu bukanlah kitab yang jelas.