Izzatush Shobihah
4 Oktober pukul 12:44 ·
Jika masih seperti ini, suatu hari di suatu kaum nanti, pacaran akan menjadi syarat sah nikah. -_-
#iZzatQuote
_________
Izzatush Shobihah
4 Oktober pukul 10:55 ·
Hihihi, masih nemu loh yang kayak ginian.
[Peringatan: Ini hasil pengamatan mata telanjang Izzatush. Yang gak suka tulisan panjang atau gak suka yang telanjang-telanjang, abaikan!]
Saat si anak jatuh setelah berlarian, si ibu tidak mendekati si anak sambil jongkok, tertawa, mengajaknya bangun, lalu kembali berlari.
Dia justru langsung menggendongnya, memukul tanahnya yang dianggap membawa sial, lalu "Cup, cup, cup, sayang. Kodoknya udah lari."
Saat si anak naik-naik sofa atau jok motor lalu berdiri tanpa pegangan apa-apa, si ibu langsung meraihnya sebelum sang anak sempat melompat.
Bukannya membimbing si kecil untuk bisa melompat dengan aman, si ibu justru memberondongnya dengan alasan, "Hayo, turun gak! Sukanya bikin orang tua ketar-ketir! Wong dieman-eman kok malah bahayain diri sendiri. Nanti kalau jatuh gimana?"
Sadarkah kita? Dengan sederetan sikap ini kita sudah mengajari hal-hal mengerikan kepada si kecil.
Pertama, jatuh (gagal) itu gak boleh. *harusnya sukses juga gak boleh ya, biar fair, hehehe*
Kedua, kalau gagal, salahkan pihak lain.
Ketiga, ini cukup aneh, untuk mendapat hiburan, berbohonglah! *Apa hubungannya coba, menenangkan bayi dengan kodok yang bahkan gak ada di lokasi jatuh, tapi justru 'divonis' udah lari? -_- *
Dunia anak itu dunia penuh kesenangan.
Selama tidak mengganggu kesehatannya, dalam dosis tertentu, anak juga butuh jatuh, mengalami kegagalan, berada di dalam ancaman, dan merasakan tekanan.
Dan percaya atau tidak, di usianya yang dini, anak-anak menganggap itu semua adalah sesuatu yang baru dan menyenangkan untuk dipelajari.
Setidaknya sampai kita memberikan sugesti bahwa ujian itu harus dihindari, bukan dihadapi. Disingkirkan, bukan diselesaikan.
#iZzatQuote
_________
Izzatush Shobihah
4 Oktober pukul 0:53 ·
Apakah cuma saya yang pernah diinbox siswa-siswi luar negeri karena mereka diberi tugas gurunya untuk chatting dengan netizen asing?
#iToezAsks
Barangkali saya 'digeruduk' kawan-kawan dari India, Perancis, dan Pakistan ini sebagai akibat jangka panjang karena dulu saya sering chatting dengan user Facebook dari Tiongkok (sebelum Facebook diblokir di sana) dan Australia dengan tujuan iseng. Hihihi...
Karena itu, Kisanak, belajarlah dari kesalahan saya. Jangan lakukan kesalahan yang sama. *ya iyalah, kreatif dikit napa!*
Isengmu bisa jadi awal karmamu. Dan karma itu seperti jodoh. Gak bakal kemana.
#iZzatQuote
_______
Izzatush Shobihah
3 Oktober pukul 11:23 ·
Kira-kira nih ye Bang, mana yang lebih baik: melanjutkan debat melawan orang gila karena yakin menang atau meninggalkan debat itu dengan resiko dianggap bodoh gak berilmu?
#iToezAsks
*habis dicurhati*
____________