Izzatush Shobihah
27 Desember pukul 13:29 ·
Yesterday was the day. Berbau curhat. Tulisan panjang. Jika membosankan, abaikan! ^_^
Sebelumnya, kalau gak ada yang menarik perhatian si kecil, dia gak akan bergeming sekalipun ada bahaya di sekitarnya.
Dan kemarin untuk pertama kalinya dia mau noleh saat dipanggil namanya atau pakai panggilan "Dik" tanpa harus mengulang panggilan atau menggunakan benda-benda sebagai promosi agar dia mau menoleh dengan sadar.
Pertama, kepekaan audionya meningkat.
Lalu, ini yang bikin saya sekeluarga bengong tidak percaya.
Si kecil memang terbiasa mengeja huruf dari poster atau video kartun. Hingga akhirnya dia membaca tulisan HALOGEN yang dia eja Hah-A-Ey-Ou-Gi-E-Eeen. Tidak berhenti sampai di situ. Dia juga berhasil menyatukan huruf yang terlepas dari puzzle sponsnya sambil mengeja huruf apa yang sedang digarapnya.
Fine. Poin kedua, kemampuannya dalam mengingat bentuk (geometri) berkembang pesat.
Kemudian, di hari yang sama, dia mengikuti irama lagu anak-anak yang bahkan dia belum bisa mengikuti liriknya. Tidak hanya iramanya, dia juga merekam gerakan dalam lagu tersebut. Tarian, aksi, lompatan, dia tiru. Bahkan bagaimana caranya memainkan piano, gitar, kulintang, juga dia ikuti. Adakah yang lebih baik bagi pencari ilmu selain mengamalkan pelajaran yang dia dapatkan hari itu?
Good. Poin ketiga, kepekaan visualnya meningkat. Dia mulai meniru sesuatu.
Selanjutnya. Di usia menjelang 4 tahun, dia masih belum bisa menerima perintah, belum bisa bicara dengan jelas, menyebut namanya sendiripun belum bisa, juga belum mampu melepas bajunya sendiri.
Sedih? Tetangga sih iya, saya sih biasa saja. Mereka pada protes kenapa usia segitu belum bisa bicara, belum bisa apa-apa. Apa dulu pas masih bayi gak dikasih susu formula. Hahaha, males ah, bahas sufor lagi. :D
Ada juga kawan yang protes, kenapa anak saya belum bisa apa-apa. Katanya, bahasa saya tidak konsisten. Saya ngasih perintahnya dalam berbagai bahasa. Disuruh makan pakai bahasa Jawa, diajak tidur pakai bahasa Indonesia, diminta ngambil minum pakai bahasa Jerman, saat bernyanyi pakai bahasa Arab, pas bermain pakai bahasa Korea, pas mengeja huruf pakai bahasa Inggris. Hahaha, saya tidak sejenius itulah. :D
Oke, balik lagi ke poin keempat. Kemarin bajunya basah, saya minta dia melepasnya.
"Ayo, Dek, bajunya dilepas, Nak."
Dia tidak mengerti harus ngapain. Yang dia mengerti sepertinya adalah kata "baju" dan "lepas" yang kemudian dia membuka bajunya tanpa bisa melepasnya. Saya bantu dia membuka baju lalu dia letakkan bajunya di lantai kamar mandi.
"Hayooo, bajunya taruh situ."
Saya menunjuk timba cucian baju kotor.
Sepertinya dia masih belum paham. Saya ulangi lagi kalimat saya tadi. Dan tanpa disangka, dia mengambil baju itu, membentangkannya di lantai kamar mandi itu, lalu mencoba mengikuti kebiasaan saya saat mencuci baju.
Allah... He tried to wash his own clothes. Daebaaakkk!!! (y)
Oke. Poin keempat, kepekaan kinestetiknya berkembang pesat. Walaupun kurang tepat menangkap perintah, tapi dia melaksanakan apa yang dipahami otaknya.
Ini yang tidak dilihat oleh tetangga-tetangga yang 'terlalu peduli' itu. Maklumi saja, yang bisa mereka lakukan adalah membandingkan anak kita dengan anak orang lain yang dipandang lebih bisa, tanpa melihat bagaimana perkembangan anak mereka sendiri.
They just don't realize that every child is special.
Ya sudah, gapapa.
Yang penting kita mengerti, apakah perkembangan anak kita meningkat dari waktu ke waktu.
Jika tetangga punya 'tugas' untuk mencari kekurangan anak kita, maka tugas kita adalah mencari kelebihannya.
Agar si kecil menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, bukan lebih baik dari anak lainnya. :)
#iZzatQuote #iToezAnswers #iLingShares
Sebelumnya, kalau gak ada yang menarik perhatian si kecil, dia gak akan bergeming sekalipun ada bahaya di sekitarnya.
Dan kemarin untuk pertama kalinya dia mau noleh saat dipanggil namanya atau pakai panggilan "Dik" tanpa harus mengulang panggilan atau menggunakan benda-benda sebagai promosi agar dia mau menoleh dengan sadar.
Pertama, kepekaan audionya meningkat.
Lalu, ini yang bikin saya sekeluarga bengong tidak percaya.
Si kecil memang terbiasa mengeja huruf dari poster atau video kartun. Hingga akhirnya dia membaca tulisan HALOGEN yang dia eja Hah-A-Ey-Ou-Gi-E-Eeen. Tidak berhenti sampai di situ. Dia juga berhasil menyatukan huruf yang terlepas dari puzzle sponsnya sambil mengeja huruf apa yang sedang digarapnya.
Fine. Poin kedua, kemampuannya dalam mengingat bentuk (geometri) berkembang pesat.
Kemudian, di hari yang sama, dia mengikuti irama lagu anak-anak yang bahkan dia belum bisa mengikuti liriknya. Tidak hanya iramanya, dia juga merekam gerakan dalam lagu tersebut. Tarian, aksi, lompatan, dia tiru. Bahkan bagaimana caranya memainkan piano, gitar, kulintang, juga dia ikuti. Adakah yang lebih baik bagi pencari ilmu selain mengamalkan pelajaran yang dia dapatkan hari itu?
Good. Poin ketiga, kepekaan visualnya meningkat. Dia mulai meniru sesuatu.
Selanjutnya. Di usia menjelang 4 tahun, dia masih belum bisa menerima perintah, belum bisa bicara dengan jelas, menyebut namanya sendiripun belum bisa, juga belum mampu melepas bajunya sendiri.
Sedih? Tetangga sih iya, saya sih biasa saja. Mereka pada protes kenapa usia segitu belum bisa bicara, belum bisa apa-apa. Apa dulu pas masih bayi gak dikasih susu formula. Hahaha, males ah, bahas sufor lagi. :D
Ada juga kawan yang protes, kenapa anak saya belum bisa apa-apa. Katanya, bahasa saya tidak konsisten. Saya ngasih perintahnya dalam berbagai bahasa. Disuruh makan pakai bahasa Jawa, diajak tidur pakai bahasa Indonesia, diminta ngambil minum pakai bahasa Jerman, saat bernyanyi pakai bahasa Arab, pas bermain pakai bahasa Korea, pas mengeja huruf pakai bahasa Inggris. Hahaha, saya tidak sejenius itulah. :D
Oke, balik lagi ke poin keempat. Kemarin bajunya basah, saya minta dia melepasnya.
"Ayo, Dek, bajunya dilepas, Nak."
Dia tidak mengerti harus ngapain. Yang dia mengerti sepertinya adalah kata "baju" dan "lepas" yang kemudian dia membuka bajunya tanpa bisa melepasnya. Saya bantu dia membuka baju lalu dia letakkan bajunya di lantai kamar mandi.
"Hayooo, bajunya taruh situ."
Saya menunjuk timba cucian baju kotor.
Sepertinya dia masih belum paham. Saya ulangi lagi kalimat saya tadi. Dan tanpa disangka, dia mengambil baju itu, membentangkannya di lantai kamar mandi itu, lalu mencoba mengikuti kebiasaan saya saat mencuci baju.
Allah... He tried to wash his own clothes. Daebaaakkk!!! (y)
Oke. Poin keempat, kepekaan kinestetiknya berkembang pesat. Walaupun kurang tepat menangkap perintah, tapi dia melaksanakan apa yang dipahami otaknya.
Ini yang tidak dilihat oleh tetangga-tetangga yang 'terlalu peduli' itu. Maklumi saja, yang bisa mereka lakukan adalah membandingkan anak kita dengan anak orang lain yang dipandang lebih bisa, tanpa melihat bagaimana perkembangan anak mereka sendiri.
They just don't realize that every child is special.
Ya sudah, gapapa.
Yang penting kita mengerti, apakah perkembangan anak kita meningkat dari waktu ke waktu.
Jika tetangga punya 'tugas' untuk mencari kekurangan anak kita, maka tugas kita adalah mencari kelebihannya.
Agar si kecil menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, bukan lebih baik dari anak lainnya. :)
#iZzatQuote #iToezAnswers #iLingShares
_____________