Aku tau, aku hina. Berlumur dosa. Penuh darah kenistaan. Aku bisa memahami bahwa sebenarnya aku bukanlah intan di dalam mulut anjing. Aku hanyalah pasir di dalam lumpur berdebu. Aku hanyalah sebatang rumput liar yang hanya menggangu pemandangan.
Namun mengapa tak seorang pun yang menganggapku ada?
Wahai kau para santri yang menginginkan wanita sempurna! Lihatlah dirimu sendiri sebelum kau memutuskan bahwa kau pantas menjadi pendamping para bidadari yang sholihah itu. Tolehlah ke belakang, bagaimana kau melaewati masa lalumu dengan banyak goresan dan himpitan nurani! Lihatlah ke belakang bagaimana engkau dengan mudahnya jatuh cinta dan menentukan seseorang yang belum tentu memenuhi pasangan rusukmu sebagai pendampingmu tanpa ikatan yang Dia izinkan. Bagaimana kau bisa dengan tanpa merasa berdosanya menjadikan kitab-kitab dan shuhuf-shuhuf yang begitu mulia sebagai sarana tersampaikannya kertas-kertas yang kau sebut itu sebagai surat cinta. Pandangilah ponselmu yang seharusnya dijadikan sebagai sarana dakwah tapi malah kau gunakan sebagai publikasi kata-kata yang menjijikkan. MENJIJIKKAN! Sama halnya dengan apa yang telah aku lakukan pada diriku sendiri. Memang secara fisik, kalian tak pernah menyakiti dan tersakiti. Tapi secara batin?
Apa kalian tak pernah menyadari bahwa secara tak langsung kalian telah merajut dari sehelai sakit hati menjadi kebencian dan dendam yang tak pernah kalian lupakan, meski kalian telah memaafkannya. Apa kalian juga tak menyadari apa yang akan dirasakan oleh suaminya kelak jika dia tahu bahwa istrinya pernah menjalin hubungan denganmu? Bagi yang mampu menerimanya, kau akan dianggap sebagai angin lalu. Tapi bagaimana jika mereka2 merasa tersakiti dan ingin kalian merasakan apa yang mereka rasakan saat itu juga. Semua bisa terjadi dengan begitu cepat, termasuk juga nyawa dan masa depanmu.
Wahai kau para makhluk yang diberi kuasa olehNya untuk memimpin wanita, bahkan dunia! Jangan hanya bisa bicara tanpa aksi! Jika kau mengaku cinta pada seorang wanita, jangan hanya bisa menebar gula di mulut! Jangan hanya bisa berkata cinta jika kau hanya bisa berjanji tanpa bukti dan konsistensi!
Aku hanya ingin di antara kalian ada yang menjawab, apa pria sepertimu yang disebut sebagai pria ideal?
Apakah kau adalah pria yang dengan kekuatanmu memilih jalur puasa untuk menyelamatkan dirimu sendiri karena kau masih belum bisa menikahi wanita idamanmu? Apakah kau adalah pria yang selalu mengingatkan istrimu akan sholat, puasa, silaturrahim dan sedekah? Apakah kau adalah pria yang mau dan mampu menerima kekurangan dan kelemahan istrimu, tak sebatas kelebihan dan keunggulannya saja? Apakah juga kau adalah pria yang bersedia mengobati masa lalu istrimu dan membuatnya tentram berada di sampingmu?
Aku semakin heran…
Apa pria-pria yang merasa wajib mendapatkan wanita seperti yang dia idam2kan tak pernah mengintip hikmah yang tersembunyi di balik keadaanku ini? Apa mereka tak melihat bahwa meski aku hanyalah batu, bukan intan, tapi aku adalah batu yang terus-menerus berada di bawah tekanan psikis? Apa mereka tidak ingat bahwa intan adalah batu yang sedemikian mulia karena sekian lama berada di bawah tekanan?
Baik, aku memang pasir di dalam lumpur yang berdebu. Tapi apa mereka tak pernah diajari bahwa lumpur masih lebih mudah dibersihkan daripada tinta? Apa mereka tak pernah mau mengakui bahwa pasir akan menjadi lebih mahal manakala emas menjadi benda yang dimiliki oleh semua orang dan tak lagi menjadi langka? Bukankah semakin langka suatu barang, maka akan semakin tinggi nilainya?
Apa?
Masih menganggap aku adalah rumput liar?
Ingat saudaraku! Apa kalian tak pernah menyadari bahwa rumput liar adalah rumput yang tak akan pernah goyah meski badai menerpa, meski kaki-kaki angkuh itu menginjak2 tanpa merasa bersalah, padahal rumput liar adalah simbol kekuatan alami!
Mengapa banyak pria yang dengan mudahnya melihat sebelah mata terhadap perempuan sepertiku? Jika kalian memang menginginkan yang lebih baik dariku, lihatlah ke sampingku dan ke sekitarmu. Apa ada di antara mereka yang sempurna secara total dan kau klaim dia sebagai wanita yang paling ideal? Jangan hanya bisa memilih dan pintar berangan, tapi lihatlah pada dirimu sendiri, apa yang bisa kau lakukan jika jodohmu adalah perempuan sepertiku.
[Mungkin hal kecil yang bisa saya lakukan adalah berucap syukur padaNya bahwa samapai saat ini saya masih lebih baik dari dirinya. Untuk Mrs. X (dalam hal ini dia pelaku onani yang pernah saya kenal dan masih dalam tahap penyembuhan), tulisan ini terinspirasi olehmu dan kupersembahkan untukmu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar