Oleh: Izzatush Shobihah
Ting tong...
Adalah irama saat aku ketuk pintu kehidupanmu
Dan kau yang sederhana terbiasa menjawabnya dengan bersahaja
"Tong ting!"
Akupun kau izinkan memasuki pintu itu
Masuk, bukan duduk
Hanya masuk, tak lebih dan tak kurang
Ting tong...
Adalah bahasa saat aku ingin menyapamu dengan segala lebihmu
Menerima keadaanmu dengan segala kurangmu
Namun tak selamanya bahasa itu kau mengerti
Ada kalanya kau hanya mengartikannya sebagai basa-basi
Ada kalanya kau menerjemahkannya sebagai hiasan diksi
Padahal harapku lebih dari itu
Jauh melebihi yang kau tahu
Ting tong...
Adalah isyarat saat aku butuh perhatianmu
Adalah pertanda saat aku perlu nasehat dan ilmu
Hanya saja kau menganggapnya sedikit berbeda
Karena kau tak pernah memaknainya lebih dari sekedar sapa
Padahal bukan itu yang ingin kusampaikan
Yakni tentang perasaan dan pengharapan
Sekalipun kau tak pernah menjanjikanku jaminan
Namun kau jelas menggambarkan sketsa kebahagiaan masa depan
Dan kaupun menjawab, "Tong ting!"
Itulah tanggapanmu atas pesanku
Yang membuktikan bahwa kau bernyawa ganda
Satu di dunia nyata, satu di kehidupan maya
Yang meyakinkanku bahwa kau tengah ada
Untukku, yang kau anggap cukup sebagai saudara
Sayangnya, Ting Tong dan Tong Ting kini terhalang jarak
Karena sang kalbu telah berceceran dan terserak
Ada rasa malu karena berucap jujur tentang isi hati
Ada rasa iri karena sosok pengingat Nabi akan menjauhi diri
Mendekati mereka yang shalihah dan menjalin ikatan resmi
Ting Tong dan Tong Ting hanya sebuah kisah rasa yang tak terbalas
Ya, apa untungnya mendapat pribadi bekas?
Selama ada yang berkualitas, mengapa pilih yang tak jelas?
Namun, Ting Tong akan selalu sadar diri bahwa Tong Ting begitu berarti
Ting Tong akan selalu menanti hingga Tong Ting mengenal rindu abadi
Bila suatu saat nanti
Ketika aku masih sendiri dan kau lelah berlayar dalam sepi
Ingatlah Ting Tong sebagai kata sandi
Untuk kehidupan baru yang lebih sejati
Jombang, 21 Juli 2015, 22:53 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar