Izzatush Shobihah
11 Oktober pukul 10:01 ·
"Mb Izzah, 'Damn, I'm so cool' itu artinya 'Kurang ajar, aku kedinginan' bukan? :/ "
Ah, Nak, kita belajar bahasa Jawa krama dulu aja gimana? ^_^
___________
Izzatush Shobihah
11 Oktober pukul 9:20 ·
"Bravery is by far the kindest word for stupidity, don't you think?"
(Sebenarnya keberanian adalah istilah terhalus untuk kebodohan, ya kan?)
-Mycroft Holmes, kangmasnya Cak Sherlock Holmes-
Yang bodoh aja berani, gimana dengan yang cerdas? :p
____________
Izzatush Shobihah
10 Oktober pukul 10:29 · Jombang ·
Tidak semua yang tampak dekat bisa diraih dengan cepat.
Seperti itukah Engkau, Ya Allah?
-----------
Inilah efeknya kalau teman sekantor ada yang absen dan harus double job.
Meja kami memang berhadapan, tapi harus muter ruangan dulu untuk bisa madep komputer yang ada di mejanya. :D :D :D
______________
Izzatush Shobihah
9 Oktober pukul 15:55 · Jombang · Disunting ·
Lagu pertama, "Cinta satu malam, oh, indahnya!"
Lagu kedua, "Satu jam saja ku dimanjakanmu"
Lagu ketiga, "Cukup satu menit, hanya satu menit"
Ah, benar kata mereka, hidup terlalu singkat untuk dilewati sendirian, Juragan!
_______________
Izzatush Shobihah berbagi video Willy Foo - Photographer, Marketer, Technopreneur.
9 Oktober pukul 10:26 ·
"...Haadzaa rabbii, haadzaa akbar..."?
[Al-An'am: 78]
No, you are not the center of the universe! :)
The video proves the verse of Allah after more than 1300 years 'waiting'. :) (y)
_____________
Izzatush Shobihah
9 Oktober pukul 9:14 · Jombang ·
"Mb, 'There is no WiFi in the forest, but I promise you will find a better connection' itu bisa diartikan PHP gak?"
"Kok PHP?"
"Iya, kan itu sama aja kami gak ada hubungan, tapi dia gak mau melepas aku sampai salah satu dari kami menemukan hubungan yang lebih baik (menikah)."
Seperti biasanya, selalu doa ini yang meluncur, "Ya Allah putuskan mereka yang berlama-lama pacaran, tanpa menyegerakan pernikahan. Aamiiin."
____________
Izzatush Shobihah
9 Oktober pukul 8:13 · Jombang ·
Tidak perlu menggigit, jika dengan auman saja sudah mematikan.
Tidak perlu mengaum, jika dengan tatapan saja sudah membinasakan.
#iZzatQuote #iToez #iLingQuote
________________
Izzatush Shobihah
8 Oktober pukul 13:42 ·
Selingkuh itu gak jauh beda dengan pasang kancing baju.
Tampaknya keluar dari lubang, padahal sesungguhnya malah terjerat di lubang yang sama.
*sorry, my client, I absolutely disagree with you*
___________
Izzatush Shobihah
8 Oktober pukul 11:43 ·
Keluarlah dari zona nyaman!
Gua Hira bukanlah zona nyaman, namun ia berhasil melahirkan utusan terbaik dari Allah untuk seluruh semesta.
Pondok pesantren bukanlah zona nyaman, namun ia berhasil mencetak lentera Nusantara.
Move out of your comfort zone!
Because it's just for weak people whom don't want to be stronger.
Ahmad Islahul Umam
8 Oktober pukul 9:44 ·
Jauhkan Anakmu Dari Kemudahan
By : Rhenald Kasali
Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya.
Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu “ada main” dengan dosen-dosennya. “Karena mereka tak sepintar aku,” ujarnya.
Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit.
Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan.
Hadiah orangtua
Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, “Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan”.
Ya, tantangan. Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan “membuka pintu”, jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya.
Kesulitan belajar mereka biasanya kita atasi dengan mendatangkan guru-guru les, atau bahkan menyuap sekolah dan guru-gurunya. Bahkan, tak sedikit pejabat mengambil alih tanggung jawab anak-anaknya ketika menghadapi proses hukum karena kelalaian mereka di jalan raya.
Kesalahan mereka membuat kita resah. Masalah mereka adalah masalah kita, bukan milik mereka.
Termasuk di dalamnya adalah rasa bangga orangtua yang berlebihan ketika anak-anaknya mengalami kemudahan dalam belajar dibandingkan rekan-rekannya di sekolah.
Berkebalikan dengan pujian yang dibangga-banggakan, Dweck malah menganjurkan orangtua untuk mengucapkan kalimat seperti ini: “Maafkan Ibu telah membuat segala sesuatu terlalu gampang untukmu, Nak. Soal ini kurang menarik. Bagaimana kalau kita coba yang lebih menantang?”
Jadi, dari kecil, saran Dweck, anak-anak harus dibiasakan dibesarkan dalam alam yang menantang, bukan asal gampang atau digampangkan. Pujian boleh untuk menyemangati, bukan membuatnya selalu mudah.
Saya teringat masa-masa muda dan kanak-kanak saya yang hampir setiap saat menghadapi kesulitan dan tantangan. Kata reporter sebuah majalah, saya ini termasuk “bengal”. Namun ibu saya bilang, saya kreatif. Kakak-kakak saya bilang saya bandel. Namun, otak saya bilang “selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan”.
Begitu memasuki dunia dewasa, seorang anak akan melihat dunia yang jauh berbeda dengan masa kanak-kanak. Dunia orang dewasa, sejatinya, banyak keanehannya, tipu-tipunya. Hal gampang bisa dibuat menjadi sulit. Namun, otak saya selalu ingin membalikkannya.
Demikianlah, hal-hal sepele sering dibuat orang menjadi masalah besar.
Banyak ilmuwan pintar, tetapi reaktif dan cepat tersinggung. Demikian pula kalau orang sudah senang, apa pun yang kita inginkan selalu bisa diberikan.
Panggung Orang Dewasa
Dunia orang dewasa itu adalah sebuah panggung besar dengan unfair treatment yang menyakitkan bagi mereka yang dibesarkan dalam kemudahan dan alam yang protektif.
Kemudahan-kemudahan yang didapat pada usia muda akan hilang begitu seseorang tamat SMU.
Di dunia kerja, keadaan yang lebih menyakitkan akan mungkin lebih banyak lagi ditemui.
Fakta-fakta akan sangat mudah Anda temui bahwa tak semua orang, yang secara akademis hebat, mampu menjadi pejabat atau CEO. Jawabannya hanya satu: hidup seperti ini sungguh menantang.
Tantangan-tantangan itu tak boleh membuat seseorang cepat menyerah atau secara defensif menyatakan para pemenang itu “bodoh”, tidak logis, tidak mengerti, dan lain sebagainya.
Berkata bahwa hanya kitalah orang yang pintar, yang paling mengerti, hanya akan menunjukkan ketidakberdayaan belaka. Dan pernyataan ini hanya keluar dari orang pintar yang miskin perspektif, dan kurang menghadapi ujian yang sesungguhnya.
Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan banyak orang-orang pintar menjadi tampak bodoh karena ia memang bodoh mengelola kesulitan. Ia hanya pandai berkelit atau ngoceh-ngoceh di belakang panggung, bersungut-sungut karena kini tak ada lagi orang dewasa yang mengambil alih kesulitan yang ia hadapi.
Di Universitas Indonesia, saya membentuk mahasiswa-mahasiswa saya agar berani menghadapi tantangan dengan cara satu orang pergi ke satu negara tanpa ditemani satu orang pun agar berani menghadapi kesulitan, kesasar, ketinggalan pesawat, atau kehabisan uang.
Namun lagi-lagi orangtua sering mengintervensi mereka dengan mencarikan travel agent, memberikan paket tur, uang jajan dalam jumlah besar, menitipkan perjalanan pada teman di luar negeri, menyediakan penginapan yang aman, dan lain sebagainya. Padahal, anak-anak itu hanya butuh satu kesempatan: bagaimana menghadapi kesulitan dengan caranya sendiri.
Hidup yang indah adalah hidup dalam alam sebenarnya, yaitu alam yang penuh tantangan.
Dan inilah esensi perekonomian abad ke-21: bergejolak, ketidakpastian, dan membuat manusia menghadapi ambiguitas. Namun dalam kondisi seperti itulah sesungguhnya manusia berpikir. Dan ketika kita berpikir, tampaklah pintu-pintu baru terbuka, saat pintu-pintu hafalan kita tertutup.
Jadi inilah yang mengakibatkan banyak sekali orang pintar sulit dalam menghadapi kesulitan.
Maka dari itu, pesan Carol Dweck, dari apa yang saya renungi, sebenarnya sederhana saja: orangtua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan.
_____________
Izzatush Shobihah
8 Oktober pukul 9:00 ·
Hadits adalah apa-apa yang bersumber dari Kanjeng Nabi yang dijadikan status oleh para sahabat dan di-share oleh para perawi.
Beginikah definisinya bila Rasulullah masih hidup di zaman sekarang?
______________
Izzatush Shobihah berbagi foto Komunitas AYAH EDY.
7 Oktober pukul 15:13 ·
”Sebenarnya aku tidak ingin jadi apa-apa kok, Tante. Aku cuma ingin jadi mama yang baik seperti Tante, yang tidak pernah marah-marah dan paksa-paksa anaknya untuk menang lomba dan jadi juara kelas. Tapi aku takut bilang sama mama. Aku takut mama akan semakin marah.”
Bukan mengkritik tentang esensi, melainkan protes tampilan redaksi. ^_^
*abaikan*
Komunitas AYAH EDY
5 Oktober pukul 6:49 · Disunting ·
Please tolong dibaca dan disebarkan ya sahabatku...., jika dirasa bermanfaat bagi para bunda dan mama.
Seorang anak perempuan kecil seusia SD kelas 1 sedang duduk tersimpuh sambil menangis di sudut ruangan, sepertinya anak ini habis dimarahi oleh mamanya.
Tantenya yg kebetulan sedang menginap dirumahnya dengan lembut menghampiri, dan bertanya, “mengapa kamu menangis sayang..?, Memangnya ada apa..?”
Mendapat pertanyaan dari tantenya maka tangis anak itu makin tersedu... pipinya yg mungil basah kuyup oleh air mata kesedihan,
Segera tantenya merundukkan badannya dan duduk persis disebelahnya, lalu di pangkunya anak itu sambil di belai2 rambutnya..
Sambil masih membelai rambutnya, sang tante berbisik lembut di telinganya; “Ayo sayang cerita dong...sama tante apa sich yg telah membuat kamu begitu bersedih..? “mumpung tante sedang ada disini lho....”
Perlahan2 si anak menyeka airmatanya dan sambil masih terisak.. ia mulai bicara... “Barusan mama marah sama aku tante... karena aku kalah di pertandingan kemarin siang...”
“trus mama bilang begini “ kamu ini bagaimana sich...!! ikut pertandingan kalah terus..!!!, di sekolah gak pernah jadi juara..!!! Trus kamu ini mau jadi apa ..!!!”
Lalu dengan lembut tantenya bertanya..., “memangnya kalo kamu sudah besar mau jadi apa sayang..?”
Anak itu terdiam sejenak..., kemudian dia berkata; ”Sebenarnya aku tidak ingin jadi apa-apa kok tante..., aku cuma ingin jadi Mama yg baik seperti tante...., yg gak pernah marah-marah dan paksa2 anaknya untuk menang lomba dan jadi juara kelas.”
“Tapi aku takut bilang sama mama, aku takut mama akan semakin marah.”
Lalu kembali anak kecil itu menagis tersedu sambil memeluk tantenya erat-erat...
Keluarga Indonesia yg berbahagia...
Salahkah... jika seorang anak hanya memiliki keinginan sederhana seperti ini ....?
Apakah ini sederhana atau sesungguhnya Mulia ?, bayangkan jika kebetulan jadi anak dari seorang mama yang merasa terpaksa jadi mama ?
Salahkah anak kita jika dia tidak memiliki ambisi seperti kita para orang tuanya...?
Mari kita renungkan bersama.
By ayah edy
www.ayahkita.com
_____________
Izzatush Shobihah
7 Oktober pukul 13:40 ·
Menulis tanpa khawatir kehabisan ide atau keterbatasan stok kata-kata itu jauh lebih mengasyikkan daripada makan di restoran atau beli baju di distro tanpa khawatir daftar harga.
*PhD only! :D *
______________
Izzatush Shobihah berbagi foto 9GAG.
7 Oktober pukul 10:38 ·
"Everybody is genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid."
Semua orang jenius. Tetapi jika Anda menilai ikan dari kemampuannya untuk memanjat pohon, di sepanjang hidupnya dia akan percaya bahwa dia bodoh.
*Eh, artinya gitu gak sih? :/ *
9GAG
30 Maret ·
I guess he really was a genius.
http://9gag.com/gag/a4dnZqp?ref=fbp
______________
Izzatush Shobihah berbagi video Meme & Rage Comic Indonesia.
7 Oktober pukul 10:30 ·
Semoga sosok berjiwa "Helm ini adalah kekhilafan Anda yang menjadi amal buat saya." jauh lebih banyak dibanding sosok yang berjiwa, "Helm ini adalah kekhilafan Anda yang menjadi bakso buat saya."
____________
Izzatush Shobihah
6 Oktober pukul 16:20 ·
"Kenapa orang tidur kok merem?"
"Ya tak tanya balik aja, Bro: Kenapa tahu digoreng kok bisa mateng?"
Dasar adik-adik, yang bekerja bukan cuma tangannya (garap PR), tapi juga mulutnya, hehehe.
_____________
Izzatush Shobihah
6 Oktober pukul 12:36 ·
Semoga Allah menjauhkan kita dari pengendara sepeda motor berkerudung namun G-stringnya terlihat begitu jelas di sekitar pinggangnya.
Aamiiin.
_______________
Izzatush Shobihah
6 Oktober pukul 8:56 ·
Pendidikan itu berhasil kalau orang menjadi senang mempergunakan otaknya.
-Jacques Barzun-
Dapet 'mata kuliah' baru untuk otak yang masih baru: fisiognomi, grafologi, palmistri, frenologi, kriptografi... ah, Allah, betapa luasnya ilmuMu.
_____________
Izzatush Shobihah
5 Oktober pukul 21:58 ·
Buah bisa saja jatuh tak jauh dari pohonnya.
Tapi tidak semua buah yang jatuh adalah hasil dari pohon yang ada di dekatnya.
Jadi, kita -para emak yang bukan hafidhah- masih punya peluang untuk 'memproduksi' anak yang setia kepada Al-Quran. :)
#iZzatQuote
______________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar