Izzatush Shobihah
2 Februari pukul 8:48 ·
Cari Allah dulu untuk bersujud sebelum cari manusia untuk bersandar.
#iLingGets #noideawhosaidit
__________
Izzatush Shobihah
1 Februari pukul 15:47 jam ·
Mereka memanggil kita "Gus" atau "Ning" belum tentu karena kita layak dipanggil begitu.
Bukankah tidak menutup kemungkinan kita adalah pribadi yang terlalu hina hingga mereka berharap kita bisa sebaik panggilan itu?
#iZzatQuote
____________
Izzatush Shobihah
1 Februari pukul 12:31 ·
Niat ingsun munggah(i) kaji. -_-
____________
Izzatush Shobihah
30 Januari pukul 22:54 ·
"Sekolah: Kawasan tanpa rokok" adalah bentuk halus dari "Rokok: Kawasan tanpa sekolah".
#iZzatQuote
_____________
Izzatush Shobihah
30 Januari pukul 20:41 ·
Ah, Kawan, mengalah dan menyerah itu beda tipis.
Mengalah memperjelas yang berjaya.
Menyerah memperjelas yang kalah.
Boleh mengalah, tapi jangan menyerah, termasuk untuk menikah! :)
#iZzatQuote
______________
Izzatush Shobihah
29 Januari pukul 13:41 ·
Kami tidak diajari untuk mendapatkan nilai ujian nasional atau IPK di atas standar. Kami juga tidak diajari untuk menjadikan pujian atasan sebagai standar keberhasilan. Jadi, tidak masalah berapapun angka di ijazah atau rekening kami. Tidak masalah juga berapa istri yang kami nikahi.
Yang mereka ajarkan kepada kami adalah mencari solusi dan memberi jawaban kehidupan. Mencari solusi untuk persoalan versi mereka. Memberi jawaban untuk pertanyaan versi mereka pula. Segala pertanyaan. Mulai pertanyaan umum seperti, "Bagaimana pendapat Imam Syafi'i jika seorang suami tidak sengaja menelan air susu istrinya, apakah sang suami menjadi anak sepersusuan si istri?", pertanyaan menengah seperti, "Lapangan pekerjaan apa yang sudah kamu persiapkan untuk membuktikan bahwa kamu bisa bermanfaat untuk sesama?", hingga pertanyaan sulit seperti, "Budi membeli 3 permen seharga Rp1.000,00 tiap permen. Jika permen tersebut dibayar dengan uang Rp5.000,00, berapakah kembalian yang diterima Sudin?"
Karena bagi mereka, kesuksesan kami tidak ditentukan dari angka. Kesuksesan kami adalah ketika kami berhasil menjadi hambaNya. Bukan hamba manusia. Bukan pula hamba makhluk lainnya. :)
#iZzatQuote
__________
Izzatush Shobihah
28 Januari pukul 15:47 ·
"Menikah di usia muda ibarat makan nangka: yang makan merasakan manisnya, yang mencium baunya ikut merasakan sedapnya."
"Kalau menikahi janda muda?"
"Mmmm... Menikah dengan janda muda ibarat minum kopi luwak: biarpun bekas makhluk lain, tapi harga dan kenikmatannya tak ada tandingannya. Bahkan yang sekedar mencium uapnyapun ikut membayangkan betapa sedap aromanya."
"Berarti ada persamaannya tuh: manusia cenderung tertarik dan penasaran dengan sesuatu yang belum 'tampak'. Cuma mencium aroma nangka atau uap kopi luwak aja udah membayangkan kelezatannya."
"Ya itulah untungnya mengapa Allah gak bisa dilihat oleh makhluk macam kita. Setidaknya itu membuat kita 'penasaran' untuk selalu mencariNya."
Ada yang mengalami seperti yang otak saya alami di atas? Awalnya membahas hal biasa (dalam hal ini menikah), menyambung jauh kemana-mana, endingnya selalu 'njujug' ke Allah?
#iToezAsks
___________
Izzatush Shobihah membagikan foto Moch Djerdjis.
27 Januari pukul 14:49 ·
Berarti kalau kita yang cewek-cewek ini punya paman yang jadi suami dari bibi kita, sementara saudara bapak/ibu kita adalah sang bibi (bukan sang paman), maka wudhu kita batal jika kita bersentuhan dengan sang paman, karena sang paman bukan mahram, gitu ya?
#iToezAsks
Foto Moch Djerdjis.
Moch Djerdjis
24 Januari pukul 20:15 ·
#YUK_BELAJAR
TENTANG MAHROM
___________
Izzatush Shobihah
27 Januari pukul 3:47 ·
Mereka masih berkonsentrasi ke ponsel saat orang tua menasehati itu hal keren?
Chill!
It's not a bad dream. It's just a nightmare.
#iZzatQuote
____________
Izzatush Shobihah membagikan video Faruk Ramzi.
26 Januari pukul 14:12 ·
Apakah Allah juga seperti ini? Bila kita sering menyapaNya dalam shalat, dia akan 'mencari' kita saat kita meninggalkan shalat? Bila kita jarang atau hampir tidak pernah menyapaNya dalam shalat, maka dia juga tidak akan 'menganggap' kita ada?
#iToezAsks
__________
Izzatush Shobihah
26 Januari pukul 9:21 ·
Entah mimpi apa semalam. Pagi ini tiba-tiba ada yang ngirim inbox.
Dia: Hai
Aku: Siapa?
Dia: Q *nama disensor* bole ta'aruf
Aku: Wuik? Ta'aruf buat apa dulu nih?
Dia: Ta"aruf buat keseriusan dalam rumah tangga
Aku: Sudah lihat profilku?
Dia: Alkhamdulilah blum (Tidak lama kemudian)
Alkhamdulilah skr sudah
Gmana slanjutx. Mau g
Aku: Kalau mau ta'aruf, kenali dia dulu dari luar. Baca profilnya. Baca latar belakang keluarganya. Lihat latar belakang pendidikannya. Selidiki bagaimana budayanya. Wanita gak suka diberi pertanyaan. Kalau mau cari istri, pastikan dia sedang tidak bersuami. Kalau mau cari perawan, pastikan dia tidak memiliki anak. Jadi pria itu yang cerdas gitu lo, jangan mau dikalahkan oleh wanita. Dalam hal prinsip, apalagi finansial.
---------
Maaf kawan, aku masih belum tertarik untuk memiliki suami lebih dari satu.
Betewe, kalau pingin tau siapa orangnya, silakan hack FB saya. Tapi, izin dulu ya dan jangan disalahgunakan. :)
___________
Izzatush Shobihah bersama Farid Hamimuddin dan 16 lainnya.
26 Januari pukul 8:51 ·
Dunia memang tak selebar daun kelor, tapi tak sesempit daun turi.
Ketika sang sahabat berencana menikah dengan sesama preman saat KKN, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendoakan mereka.
Baarakallahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a baynakumaa fii khayr.
Semoga setelah ente berdua nikah nanti, kita bisa kembali mangkal bersama-sama lagi. :p
Happy wedding, Jayanti dan Mas Irsyad. <3 p="">
3>
Lain kali kalau ngundang, gak usah pake gelar selain "Emake Willy" ya. Isin aku. -_-
_____________
Izzatush Shobihah membagikan video Trootz.
25 Januari pukul 17:09 ·
There are people who have money and people who are rich.
He teaches us. Money doesn't make you rich. Attitude does. (y)
_____________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar