Izzatush Shobihah
8 Agustus pukul 14:53 ·
Sensi itu mendengar orang tua yang berkata, "Anakku pintar, Mbak. Tahu bapak ibunya ini orang yang gak punya, makanya dia milih masuk SMK. Biar setelah sekolah bisa langsung kerja, bantu orang tua cari nafkah."
Uuuuhhhh... Ini bukan tentang SMK-nya, jangan salah paham! Murid saya banyak yang sekolah SMK, tapi bukan untuk cari kerja, melainkan untuk menciptakan peluang kerja. And they made it.
Ini tentang mental orang tuanya.
Kata seseorang yang saya kagumi, mental seperti ini adalah mental orang miskin, walau orangnya tidak termasuk miskin. Orang tua yang punya keinginan menyekolahkan anaknya untuk membantu hidupnya pada dasarnya tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki kehidupan anaknya di masa yang akan datang.
Karena semiskin apapun orang tua, jika mentalnya adalah mental orang kaya, maka dia tidak akan mempedulikan seberapa besar biaya pendidikan si anak dan bagaimana cara mendapatkannya melalui jalur halal. Yang dia pedulikan adalah bagaimana kehidupan si anak nanti bisa lebih baik dari yang dia alami.
Allah...
Saya tidak berani membayangkan bagaimana doa anak saya bekerja, jika saya menjadi orang tua dengan mental miskin.
Bila dia berdoa, "Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku saat aku masih kecil," sementara yang saya lakukan saat dia masih kecil adalah perhitungan akan biaya pendidikannya, apakah pantas saya mengeluh jika nanti anak saya hanya memberikan biaya hidup saat saya tua? Tanpa perhatian, tanpa perawatan, hanya uang, lebih parah lagi masuk panti jompo? Ah... Jangan diteruskan.
Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yun waj'alnaa lilmuttaqiina imaamaa...
Allah, izinkan kami menjadi orang tua bermental kaya, walaupun gaya hidup kami tetap sederhana.
#iLingWishes
__________
Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
8 Agustus pukul 13:35 ·
Gus Jefri, masih ingat dengan percakapan ini? :D :D :D
Bahkan sampai saat ini tesis saya belum tau mau dibawa kemana, hihihihi.
1 Tahun Yang Lalu
Lihat Kenangan Anda
Izzatush Shobihah
8 Agustus 2015 · Jombang, Jawa Timur, Indonesia ·
Paling gak bisa ngadepi percakapan yang pake dalil..
"Pokoknya kalau aku nemui kesulitan pas garap tesis, aku minta bantuan pean ya, Bu Nyai, kan pean lebih ngerti dari aku."
"Jangan terlalu tawadhu', Gus! Tesisku aja belum aku sentuh, masa mau ngatur tesis pean? Itu namanya kabura maqtan 'indallahi an taquuluu maa laa taf'aluun."
"Lho, itu bukan kabura maqtan, tapi ta'aawanuu 'alal birri wat taqwaa. Bantu bikin tesis itu tolong menolong dalam kebaikan, Bu Nyai."
"Kok ta'aawanuu 'alal birri wat taqwaa? Aku malah ngerasa idzaa wussidal amru ilaa ghairi ahlihi fantadhiris saa'ah. Aku bukan ahlinya bikin tesis, Gus!"
"Udah, Bu Nyai, sesekali khairun naas anfa'uhum linnaas gitu!"
*terdiam, mungkin hatinya bilang, "Fa ayna tadzhabuun, Izzatush?"*
________
Izzatush Shobihah
8 Agustus pukul 10:38 ·
Sudah menjadi rahasia umum, untuk mendapatkan wanita masa kini, pria harus mau berjuang.
Karena tanpa perjuangan***, besar kemungkinan orang-orang di sekitar perempuan itu akan menurunkan 'promosi' si pria.
*** PERJUANGAN: PERhiasan, baJu, Uang, Asuransi, tabuNGan, Aset perusahaan, dan warisaN.
#iZzatQuote
__________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar