Izzatush Shobihah
17 Februari pukul 18:16 · Instagram ·
Ya, di dunia ini tidak ada pengganggu.
Yang ada hanyalah mereka membantu menguatkan kita dengan cara yang agak berbeda.
#iZzatQuote
When you go for working out and somebody annoys, uh, helps you to reach your biggest power. ๐๐๐
____________
17 Februari pukul 16:07 · Instagram ·
When I was your age, I was invisible and my friends were good at the line of march.๐๐๐
But our home, Pasmaga, took me in and let me be one of the most-wanted ceremonial hosts ever.
When I was your age, I was like "Oh my God, how can you be that tall?" and the next three seconds I was like "Oh my God, how can I be this short?" ๐๐๐
But, our home, Pasmaga, took me in and let me prove everything I could be better.
When I was your age, I thought most of my seniors got rid of me because I was different.
But, our home, Pasmaga, took me in and let me meet you all. One of the most lovely people I've ever met.
All the thing I know for all this time is not about how many cups you achieve, but how much love you give. And I feel that love till now.
#iZzatQuote
Thank you so much, @paskibrasmagajoe and @ikapasmagajo , for being the reason I bear up and smile when nobody does so. ๐๐๐
____________
Izzatush Shobihah
17 Februari pukul 2:50 · Instagram ·
Yang saling menguatkan takkan mudah dihancurkan
Yang saling mempertahankan takkan mudah dipatahkan.
Yang saling memperjuangkan takkan mudah dipisahkan.
#iZzatQuote
See you on Saturday, February 18, 2017 at 1.30 pm. ๐๐๐
We'll have another lovely moment with @ikapasmagajo and @paskibrasmagajoe
________
Izzatush Shobihah bersama Fahmi Alfaridzi.
16 Februari pukul 17:25 · Instagram ·
Gara-gara saya upload gambar tentang bendera tadi, saya dianggap sebagai orang HTI. ๐๐๐ .
.
Ya sudah, gapapa. Mungkin dia belum baca captionnya secara lengkap alias hanya lihat gambarnya saja atau dia memang belum pernah lihat saya pakai baju Fatayat di panggung sana. ๐๐ .
.
Siapapun boleh menganggap saya HTI, FPI, NU, Muhammadiyah, LDII, atau apapun itu.
.
Tapi yang jelas, hanya untuk klarifikasi saja, daripada membahas bagaimana caranya mengotak-atik NKRI dengan khilafah, saya lebih tertarik membahas bagaimana caranya mewujudkan kalimat, "Nol adalah angka yang bisa ditoleransi untuk jumlah kelaparan di dunia." ๐๐๐
_________
Izzatush Shobihah
16 Februari pukul 14:56 · Instagram ·
Jika ini adalah bendera Rasulullah, berarti ornamen, harakatnya, tasydidnya, tanwinnya, juga jenis hurufnya sudah ada di zaman beliau ya?
Maaf, sebelumnya. Bukannya titik pada huruf Arab baru muncul di zaman Dinasti Umayyah, sementara tasydid dan harakat baru muncul di zaman Dinasti Abbasiyah, jauh berpuluh tahun setelah Rasulullah meninggal?
Kami sedang berusaha mencintai Rasulullah.
Jika kalian enggan membantu kami untuk lebih mencintai beliau, setidaknya jangan ganggu kami dengan simbol palsu demi kepentingan semu.
#iZzatQuote
_______
Izzatush Shobihah
16 Februari pukul 12:19 ·
Risih itu kalau ada yang bilang, "Bulan ini pengeluaranku banyak pol. Undangan nikahan ke teman, balikin amplopnya aja 500an. Terus banca'an buat anakku. Wis, pokoke bulan ini buanyak banget yang keluar."
Walah, Jeng!
Yang tanya siapa? Yang nyuruh siapa? Yang ngeluh siapa?
Kalau gak pingin balikin amplopan ke teman, ya gak usah gede-gedean ngarep pemberian teman pas nikah. Kasih aja tulisan di undangan, "MEMBAWA KADO ATAU PEMBERIAN DALAM BENTUK APAPUN LANGSUNG KAMI PERSILAKAN PULANG SEGERA."
Beres kan?
Ini juga. Banca'an gawe anak diumbar-umbar.
Kalau gak pingin banca'an, ya gak usah dilakukan. Gitu aja kok repot. Kalau ingin banca'an, ya sedekah semampunya aja.
Gak usah dipaksa, mana pake dipublikasikan pula. Gak berkelas banget. Toh, yang dapet pahala situ, yang seneng-seneng situ, kenapa sambatannya ke sini?
Masih mending banca'an buat anak cuma habis sejuta tapi anak terjamin keselamatannya, daripada gak dibanca'i tiba-tiba dapet musibah yang ngabisin Rp10 juta.
Anak belum lahir aja ngeluhnya sampai kantor kecamatan.
Gimana kalau udah lahiran tuh! -_-
Maap, Jeng.
Aye sensi bukan karena gak setuju dengan pandangan situ, melainkan karena aye memposisikan diri sebagai si jabang bayi.
Tiap anak berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Dan masa depan kayak gitu gak akan pernah bisa didapat dari orang tua yang gak visioner, suka ngeluh, dan gak lebih smart dibanding smartphone-nya.
#iZzatQuote
*tarik nafas dalam-dalam*
__________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar