Jumat, 20 Mei 2016

Heboh di Foto Profil Izzatush -_-

Sodara-Sodari, kira-kira nih ye, kalau ada postingan kayak gini, komentar mana yang paling membuat mata terbelalak? ;)



















Status FB 18-20 Mei 2016

Izzatush Shobihah
20 Mei pukul 0:40 · 

Pria tampak menarik jika...
a. Tampan
b. Kaya
c. Hafal Al-Qur'an
d. Cerdas
e. Membawa tali
__________

Izzatush Shobihah
19 Mei pukul 12:45 · 

Fikri bisa jadi 'titisan' Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menyedekahkan semua harta yang didapatnya.
Kita? Masa iya cuma sedekah Rp25 juta aja?

*melirik SMS, "Selamat !!! SIMcard anda M-dpatkan CEK TUNAI 25 JT Code tripple bla bla bla..." -_- *

Rijal Mumazziq Z
Kemarin pukul 9:35 · 
Pertanyaan Alam Kubur

Beberapa waktu lalu, seorang santri menjadi firal di jejaring sosial karena menjawab secara keliru tiga nama menteri yang ditanyakan Presiden Jokowi saat Presiden berkunjung ke pesantren itu. Jawaban yang salah itu segera menimbulkan gelak tawa berkepanjangan karena nama-mana yang ia sebut adalah nama-nama besar: Ahok, Prabowo dan Megawati.

Belum lama ini saya mendatangi pengasuh pesantren itu, Gus Yusuf, di Tegalrejo Magelang dan meminta beliau adakah berkenan mempertemukan saya dengan santri tersebut. Namanya Fikri, asal Pekalongan. Saya bertanya kepadanya, bagaimana rasanya berdekatan dengan presiden dan menjawab pertanyaannya di depan khalayak. ‘’Melayang-layang, ‘’ katanya. Saya tanyakan juga, arti namanya saat ia usai menyebut nama lengkapnya. ‘’Pikiran yang bersih,’’ jawabya. ‘’Pikiranmu bersih tapi jawabanmu salah,’’ canda saya. Dan ia tergelak ditingkah gelak hadirin.

Jika tak ada perubahan, adegan ini akan Anda saksikan sebagai acara televisi teman makan sahur Anda di bulan Ramadhan ini. Saya bertanya kepada Fikri lebih jauh tentang keadaannya sehari-hari. Ayah ibunya adalah orang-orang sederhana. Mereka hanya bisa memberi bekal Fikri antara 300 hingga 400 ribu sebulan. Jumlah yang sangat kecil untuk biaya hidup seorang remaja dalam sebulan. Adakah jumlah itu cukup?

‘’Kadang cukup, kadang tidak.’’

‘’Kapan ia cukup, dan kapan ia tak cukup?’’

‘’Saat saya sedang banyak hafalan dan kepala jadi berat. Butuh jajan gorengan.’’

Dari sini, saya mengerti keadaan Fikri dan keluarganya. Maka ketika Presiden datang membawa sepeda gunung untuk hadiah, Fikri, mengaku di dalam hati berdoa habis-habisan, agar sepeda itu dihadiahkan kepadanya. Doanya terkabul. Tapi sepeda itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk ia kirim ke Pekalongan agar menjadi kendaraan ayahnya.

‘’Agar urusan ayah menjad mudah,’’ katanya.

Jawaban Fikri ini hampir saja membuat saya berteriak ‘’cut’’ pada sutarada karena sulit melanjutkan bicara. Tetapi segera saya memanipulasi perasaan dengan pertanyaan lanjutan:

‘’Jadi kamu lebih fokus pada sepeda itu, katimbang bertemu pesiden.’’

‘’Iya.’’ Kembali ruangan pecah oleh gelak tawa.

Kebetulan saat itu, Gus Yusuf sedang menceritakan bagaimana Rasulullah pernah bersalaman dengan sahabat yang bertangan kasar. Sahabat itu menjawab bahwa ia harus bekeja keras setiap kali demi mencari nafkah untuk keluarganya. Sebuah jawaban yang membuar Rasul menjangkau tangan kasar itu kembali dan menciumnya. Cerita itu juga hampir membuat saya berteriak ‘’cut’’ untuk kedua kali. Lalu saya bertanya pada Gus Yus, apakah juga boleh kalau saya mencium tangan Fikri. ‘’Ciumlah,’’ kata Gus Yusuf. Dan saya mencium tangannya. Adegan itu mungkin dibalut gelak tawa, tetapi saya sedang bersungguh-sungguh mengajar diri sendiri, untuk tunduk kepada siapapun pengajar kebaikan. Kepada bapak ibu saya, saya tidak semulia Fikri. Saya terkenang-kenang terus kebahagiaan anak itu saat mengirim ayahnya sepeda.

Kepada Gus Yusuf saya bertanya:

‘’Sempat singgah kritik, santri Anda tak hafal nama menteri.’’

‘’Tak mengapa. Pertanyaan serupa tak ditanyakan di alam kubur,’’ jawab Gus Yusuf.

@prieGs - Budayawan - Host
__________

Izzatush Shobihah
19 Mei pukul 10:55 · 

Kita sadar bahwa sukses butuh proses.
Hanya saja, kita kadang lupa bahwa ia juga butuh waktu.
‪#‎iZzatQuote‬ tentang ‪#‎Jodoh‬
_____________

Izzatush Shobihah
18 Mei pukul 13:54 · 

Minta pendapatnya, Kisanak.
Untuk yang sama-sama arranger-nya, mana yang lebih baik untuk pemula: Yamaha PSR E-353 atau Yamaha PSR E-233?

Mohon untuk tidak menjawab Yamaha YZR-M1 ya, Sodara-Sodara. Terima kasih. :)