Senin, 10 Oktober 2016

Status FB 9-10 Oktober 2016


Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
10 Oktober pukul 16:27 · 

Willy's gym mate
__________

Izzatush Shobihah memperbarui foto profilnya.
10 Oktober pukul 11:24 · 

Jika waktu adalah uang, maka kebersamaan adalah brankasnya. ^_^
#iZzatQuote
--------
Ini pertama kalinya dolan bareng si kecil gak bawa jam tangan. And it was almost messy. Hampir ketinggalan kereta pas berangkat, nunggu lama kereta pas pulang, e te ce.

http://izzahling.blogspot.co.id/2016/10/jalan-jalan-bareng-willy-09102016.html


___________

Izzatush Shobihah
10 Oktober pukul 9:50 · 

Di kantor, pagi ini.

Mb Chung: "High heels itu awalnya dipakai oleh cowok ya? Kok bisa sekarang malah dipakai sama cewek?"

Pak Bambang: "Kan saat itu toko (sepatu)nya belum buka Mbak."

Mb Chung: "(merasakan aura berbeda, bahwa sebentar lagi jalur pembicaraan menyimpang) O iya, deh."

Saya: "Bentar, bentar." (mencoba mengembalikan pembicaraan ke 'jalan' yang benar) "High heels diciptakan tahun berapa toh?"

Mb Chung: "Wah, ya gak ngerti, Mb."

Saya: (searching) "Oalah Mb, lha wong udah sejak abad ke-16. Berarti bisa sejak tahun 1501 kan?"

Pak Bambang: "Ya, bisa jadi." (alhamdulillah, pembicaraan kembali ke arah yang benar)

Saya: "Jelaslah, belum ada toko yang buka. Lima belas kosong satu itu orang-orang masih shalat Ashar, jadi ya tokonya masih tutup. Makanya gak heran cewek-cewek pakai sepatu seadanya. Adanya high heels cowok ya dipakai aja."

Dan merekapun memasang mata elang dengan wajah mirip model Sarimi ala Kanjeng Dimas.
Oke, ada yang salah?
________

Izzatush Shobihah
9 Oktober pukul 19:37 · 

"Kalau udah punya smartphone gitu mbok ya jangan niru hapenya."
"Lha emang salah ya kalau kita cerdas kayak hapenya?"
"Bukan smart-nya, tapi touch screen-nya. Masa nunggu disentuh dulu baru bereaksi? Lha kamu ini manusia atau remote tipi?"

Sepertinya reaktif itu bagus. Hanya saja, proaktif jauh lebih bagus.
#iZzatQuote
________

Izzatush Shobihah
9 Oktober pukul 5:22 · 

Sodara-sodara, khususnya yang bergelut di dunia kesehatan dan kedokteran, peningkatan HB mempengaruhi peningkatan tekanan darah gak sih?
Kemarin jadwalnya donor, BB udah di atas 45 dan systole 117, tapi HCT 33% dan HB cuma 11,8.

Kalau tak 'grojog' bayam tiap hari, HB bisa naik tanpa mempengaruhi systole kan?
#iToezAsks

Jalan-Jalan Bareng Willy 09/10/2016

Ini adalah momen kedua Willy naik kereta api. Dulu dia pernah naik kereta api kira-kira saat masih usia setahun, pas baru bisa jalan. Saat itu perjalanan ke Surabaya, jadi agak lama. Endingnya dia lari-lari deh dari ujung gerbong ke ujung yang lain. 

Sekarang diulang kembali. Cuma satu pos aja sih, dari stasiun Sembung ke Jombang Kota. Banyak yang berubah dari penampilan keretanya. Lebih cantik, lebih nyaman, sayangnya lebih mahal, hehehe. Gapapalah ya, harga membawa rupa.

Beli tiketnya tanggal 8 Oktober 2016, di stasiun Jombang, pulang kerja tuh. Dikira harganya Rp6.000,- per orang, dengan 'kortingan' 50% untuk balita. Tapi ternyata saya lupa bahwa sekarang sudah beda zaman. Harga tiketpun Rp10.000,- per orang dan bayi di atas 3 tahun tetap kena tarif penuh. Pulang pergi bisa keitung tuh Rp40.000,-. Ampun dah, udah berapa abad saya gak naik kereta ya? :D

Tapi gapapa, walaupun menurut hitungan emak-emak matre gini Rp40.000,- bisa buat beli beras 5 kg, tapi apa artinya beras 5 kg dibandingkan pengalaman si kecil naik kereta api pas matahari bersinar. *iya, dulu dia naik kereta pertama kali malam hari*

Dapat tiketnya sih tiket duduk, gerbong 3, seat 8D dan 8E. Tapi pas masuk stasiun Sembung, kita hampir ketinggalan kereta. Jadwalnya berangkat jam 08.23, kita nyampe stasiun jam 08.22. Alhasil, terburu-buru deh. Gak lihat kalau ternyata kita masuk gerbong 5. Padahal si Willy udah ketawa bahagia tuh dia bisa duduk di bangku penumpang, yang ternyata bukan bangku kita, hahaha. Mau pindah ke gerbong 4 terus ke gerbong 3, ternyata pintu antar gerbongnya ditutup. Waduh, ya udah, kita berdiri di dekat pintu masuk penumpang aja, sekalian lihat pemandangan alam. Gak dapat tempat duduk sih, tapi gak disangka ketemu teman SMA dulu yang dapat tiket berdiri mau ke Surabaya. Namanya Adin dan Mb Fitrotul. :D

Ini gambarnya Willy lihat pemandangan di sebelah kanan pintu masuk penumpang. ^_^

Nah, begitu sampai di stasiun Jombang, si kecil tak ajak duduk di peron. Istirahat bentar. Sempet hampir kehilangan sandal sih waktu habis dari kamar kecil, tapi alhamdulillah ketemu. Ternyata sandalnya ketinggalan di bawah bangku peron ini. :D


Gak lama setelah itu Willy langsung saya ajak keluar stasiun, walaupun kereta belum berangkat. Tujuan awalnya mau ngajak dia ke Kebon Rojo. Tapi mengingat kemarin itu hari Minggu, terpaksa deh gak jadi ke sana. Bisa-bisa Willy gak mau diajak pulang kalau udah naik gunungan 'piramida' Kebon Rojo. :D


Oke, diajak aja dia ke Makam Gus Dur. Langsung jalan ke timurnya stasiun Jombang, ambil angkot jurusan Cukir, berhenti di depan BRI/rumah makan Al-Jabar Tebuireng. 



Dari gang depan Al-Jabar, kita telusuri sampai masuk gerbang makam. Mampir dulu di salah satu standnya buat beli minyak nonalkohol. Biasanya dijual Rp10.000,- per botol. Di sini cukup Rp8.000,- per botol. Emaknya beli minyak, anaknya ngitung peci, hehehe. :)








Selesai kirim Al-Fatihah ke ahli kubur makam Tebuireng, langsung menuju ke Masjid Ulil Albab (MU) samping SMP Abdul Wahid Hasyim Tebuireng. Ini tumben-tumbenan loh Willy mau kiss pas difoto, tanpa diminta pula. Coba kalau ada sumur atau sumber air Tebuireng yang bisa diminum langsung kayak dulu, pingin tak basuh ke wajahnya si kecil. Harapannya sih semoga bercak di sebelah kedua matanya itu segera menghilang. Gak ilmiah memang, tapi gak ada salahnya ikhtiar dengan air yang didoakan orang banyak. :)





Di bawah ini gerbang belakang makam Tebuireng. Sekarang udah ada hiasan kaligrafi bambunya. :)




Dan ini tiket PP di atas tas Keroppi-nya Willy. :)


Di Masjid Ulil Albab, Willy sempet minta makan. Udah lapar mungkin dia. Tapi makanan belum habis, dia langsung lari-lari kejar-kejaran sama anak-anak yang lain. :)




Si Willy lari-lari di masjid, tapi takmirnya gak melarang. Apalagi pas dia pegang-pegang mic buat adzan. Kata takmir yang ngepel lantai masjid, "Biarkan saja, Bu. Ndak apa-apa. Biar hatinya ada di masjid. :) "
And suddenly I feel moved. Terharuuuu...



He checked sound before adzan. Wait, is it adzan or qiroat?


Pulang dari MU langsung naik angkot ke arah alun-alun Jombang. Nyampai alun-alun, emaknya lihat kuda, Willy lihat odong-odong. Naik deh dari jam 10an sampai menjelang dhuhur. Cuma Rp5.000,- per anak sekali naik. :D


Sempet nunggu lama sih di luar stasiun gara-gara gak boleh masuk sama petugasnya. Masih terlalu awal, masih banyak kereta katanya. Ya udah deh, kita nunggu di luar stasiun, di tempat duduknya itu. Begitu jam 12.30an kita masuk. Boleh, karena keretanya udah datang. Tapi masih nunggu lama, karena bersilangan dengan kereta Sri Tanjung dari arah barat. Ya udah, kita masuk deh ke gerbong 3. Begitu masuk, walah! Kosong. Cuma beberapa bangku aja yang ada 'penduduknya'. Nyari seat 7D dan 7E, juga kosong. *ya iyalah, kan sini yang pesan*

Bisa ditebak kan, gimana senengnya Willy? Bisa lompat-lompat tuh dia. :D










Nah, pas keretanya udah jalan, dia lebih suka ngelihat luar kereta. Begitu mau nyampe stasiun Sembung, dia awalnya gak mau diajak beranjak ke pintu keluar. Tapi akhirnya mau tanpa dipaksa, karena keretanya berhenti, hehehe. Setelah turun dari gerbong, keluar peron, dia masih lihat aja tuh keretanya. Begitu gerbang peron ditutup, keretanya udah jalan, dia malah minta masuk. Pingin naik kereta lagi. Hahahaha, sabar ya, Nak. Kapan-kapan kita jalan-jalan naik kereta lagi ya. :)

Alhamdulillah, gak lama setelah itu ibu jemput. Mau pulang juga deh akhirnya. :)