Minggu, 08 November 2009

Hidangan jiwa...

Allah, aku membutuhkan genggaman lembut tanganMu.

Ada hal yang tidak bisa aku lakukan tanpa pengaruh seseorang yang bisa membuatku bersemangat. Tapi sesungguhnya dalam hatiku aku ingin istiqomah dengan apa yang sudah bisa aku lakukan dan sesuai dengan nuraniku. Aku ingin bisa mandiri dengan bimbinganMu. Tentunya dengan segala kemampuan yang dibatasi oleh waktu, ruang, umur dan ajal. Aku ingin memanfaatkan apa yang Engkau berikan dengan sebaik2nya. Baru saja aku menyaksikan acara Dunia Air di Trans 7 yang menayangkan ikan predator dalam air tawar. Yang ku saksikan adalah ikan piranha perut merah yang diberi makan katak utuh. Dalam sekejap, katak tersebut sudah habis dilalap oleh piranha2 ganas itu. Aku jadi berpikir, apa sih yang sebenarnya ada dalam pikiran piranha itu ketika disuguhi mangsa sehingga mereka mau menyerbunya tanpa belas kasih? Apakah piranha perut merah itu berdosa jika dia tidak memakan makanan yang diberikan saat mereka lapar? Apa itu juga berlaku pada diriku? Apakah aku berdosa jika aku tidak mengambil kesempatan yang telah Allah berikan kepadaku saat kondisiku benar2 menunjukkan bahwa aku butuh kesempatan itu? Apakah itu berlaku hanya pada kesempatan bertaubat atau juga berlaku pada suasana hatiku?

Allah, maafkan aku.

Akhir2 ini waktuku benar2 tersita hanya karena memikirkan makhlukMu, bukan diriMu. Allah, aku mohon. Jika dia memang tercipta untukku, jagalah hati dan perasaan ini hanya untukMu, mencintainya hanya karenaMu dan satukanlah kami dalam ridho dan rahmatMu. Namun jika Engkau tak mengizinkannya bersamaku, tolong hilangkanlah rasa ini dan gantilah dia dengan yang lebih baik untuk masa depan yang lebih cerah dan bahagia. Allah, izinkanlah aku menyayangi siapapun yang menjadi suamiku kelak.

Allah, aku butuh bimbinganMu.

Tolong jangan biarkan aku menjauh dariMu setelah aku berhasil mendekatiMu dengan segala istiqomahku. Allah, tolong kendalikan aku tetap lurus dalam hidayahMu seperti Engkau mengendalikan konsistensi air yang terus mengalir dalam siklus hujanMu. Tolong jangan biarkan aku menyesal dengan apa yang aku lakukan. Jangan biarkan aku putus asa dengan cita2 dan masa laluku. Jangan biarkan aku berlarut2 dalam kesedihanku. Berikanlah aku yang terbaik dari yang pernah dan akan ada. Tuhanku, jangan biarkan aku kehilangan kestabilan emosiku dan kehilangan kendali yang membuat musuhku dan musuhMu semakin berpesta pora. Janganlah Engkau mengizinkan keceriaan dan ketenangan yang awalnya akan Engkau limpahkan kepadaku menjadi terhambat hanya karena kesalahan yang telah aku lakukan sehingga membuatMu semakin cemburu padaku. Allah, berilah aku kekuatan untuk menghadapi semua kehendakMu. Tolong jaga aku untuk menjadi diriku sendiri yang sesuai dengan apa yang Engkau mau. Jadikanlah setiap yang aku inginkan dan aku lakukan adalah apa yang Engkau ridhoi dan Engkau kehendaki sebagai pemberian dariMu yang terbaik untukku. Biarkanlah aku bersabar sedikit lebih lama untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam hidupku.

Allah, aku menyadari bahwa yang aku inginkan hanyalah mencintaiMu. Mengukir masa depan bersama ridhoMu. Melewati sisa waktuku bersamaMu. Mengakhiri nafas dan detak jantungku bersama asmaMu. Dan yang pasti, aku ingin bertemu denganMu di akhirat nanti.

Oleh karena itu, jangan biarkan aku kehilangan ladang dakwahku. Buatlah aku bersemangat menghadapi hari2ku dan izinkanlah aku membahagiakan orang2 yang mencintaiku karenaMu.

Allah, Masih Ada DiriMu di Kehidupan Ini

(Tadi sore, q nulis ini di laptopnya mas Brinticz paz lagi ada pengajian+arisan+rapat pengurus alumni di Basecamp FASSAL. Keyboard2 itu tertekan oleh jemari ketika dendam itu mulai luntur dari dekilnya)

Bertemu dengan berbagai macam manusia membuatku semakin yakin bahwa kebahagiaanku tengah berada di sekelilingku. Mereka menyambut diriku dan itu membuatku yakin ada cinta yang menginginkan kaki mereka tak beranjak dari tempat dimana aku berada saat itu. Dan itu aku artikan: mereka menerimaku.

Allah, thanks a lot…

Masih ada cinta yang mendampingiku sehingga aku masih bisa bertahan meski syahriah asramaku nunggak lima bulan *tentunya aku harus beli –ato seenggaknya punya- label TANPA KEMALUAN (baca: tanpa rasa malu) yang menempel di jidatku*; meski ada banyak konflik *lebih tepatnya cek-cok positif* yang masih belum bisa ku taklukkan dengan cara pikir dewasa; meski aku harus dibayang2i pemilihan kata2: milih bapak ato ibu, seandainya mereka positif menandatangani surat “antireparasi edisi terakhir”; dan meski2 yang lainnya.

Tapi…

Aku yakin aku bisa menghadapinya. Bukankah segala sesuatu yang gak bisa ditolak kehadirannya secara ikhlas gak ikhlas, seneng gak seneng, marah gak marah, melek gak melek, itu semua memang harus dihadapi? Tul gak? *jawab iya dong!* Pikirku, selama aku masih mengayuh sepeda kehidupan, maka roda takdir juga akan ikut berputar, entah itu dengan kondisi ban yang masih baru dan awet atopun dengan kondisi ban yang udah aus dan minta diopname di bengkel religi. Selama aku hidup dan menjalani kehidupan dengan pengendali darahku adalah Allah, maka bukan ide yang bagus jika aku menolak pemberianNya. Disadari ato nggak, kecewa, bahagia *misal: habis ditraktir bakso 32 hari sebulan*, sakit hati *bisa karena pacar, bisa juga karena nasi goreng buat sarapan ditumpahi es teh secara gak sengaja oleh musuh kita*, dimarahi, ditolak tao ditembak *awas pelurunya bajakan&gak dapet izin dari pemilik hak ciptanya!* juga termasuk pemberianNya.

Aku pernah berpikir bagaimana dulu aku bisa tidak diterima oleh sekelompok orang yang gak mengakui keberadaanku di sekitar mereka. Oke! Aku bisa terima, tapi tolong jangan harap aku mau kembali gabung dengan kalian2 semua tanpa pertimbangan, batinku saat itu. Tapi sekarang aku mulai berpikir, weleh, paling2 bentar lagi Allah akan memutar roda sepedaku dan tak akan membiarkan mereka selamanya berada di atas dengan berbagai sanjungan dan taburan bunga. Yah, kita tunggu aja gimana endingnya: hepi ending, sed endink *eh, tulisannya bener gak siy?* ato penasaran ending. Ato jangan2 kapan taburan bunga itu berupa bunga kamboja putih! *wakakakakakak, ni mau curhat apa mau ziarah?*

Nyak, nyak nyak nyak...
Dari pengalaman2 seperti itu biarkanlah mereka yang mengakui bahwa dunia ini miliknya berkoar2 tanpa corong. Meski mereka tak lagi mau mengakui keberadaan kita, tapi Allah berbeda dengan mereka. Allah masih sayang pada kita, Allah masih cinta dan peduli pada makhlukNya, selemah apapun makhluk itu. Sekalipun mereka2 tak menganggap kita ada, tapi toh Allah masih berada di pihak kita *selama kita gak ganti profesi dari penjahit jadi penjahat lo ya!*, nyatanya mereka gak bisa mendapatkan semua pengalaman yang telah kita lalui. Toh nyatanya mereka gak bisa merasakan indahnya mencintai, peduli dan mengakui keberadaan orang lain. Toh nyatanya... *silakan cari toh-toh yang lain, selain yang nempel di badan (kalo itu mah toh-nya beda)!*

Kini saatnya mencoba untuk menenangkan dan menghibur diri dengan mengakui bahwa mereka bukan siapa2, mengakui dengan jujur bahwa dunia ini bukan milikku, bukan milik kita dan juga bukan milik mereka. Kita bukan Tuhan, merekapun juga bukan *apalagi lebih dari Tuhan!*... Toh, pada akhirnya Allah-lah satu2nya yang berhak mengakui bahwa dunia dan kehidupan ini *tentunya dan seisinya plus sekulitnya –emang dunia punya kulit ya?-* adalah milikNya, bukan mereka.

Selasa, 03 November 2009

Allah, Forgive Me…

Tertanggal: 27 Agustus 2009 (dengan berbagai suntingan)

Allah, izinkan aku menjemput taubatku sebelum maut menjemput waktuku.

Izikan aku meraih ketenangan bersamaMu karena bagiku tiada masa depan yang indah seindah cita-cita berada di sisiMu.

Allah, aku malu pada air wudhu yang setiap hari mengalir di wajahku, tanganku dan kakiku. Tapi, kesuciannya tak mampu menjernihkan hatiku yang terlalu kusut.

Allah, aku malu pada angina tahajud yang setiap malam masuk ke paru-paruku dan menyatu di dalam darahku. Tapi, hembusannya tak mampu menyapu bersih pikiran kotor di otakku.

Allah, aku malu pada tanah masjid dan pesantren yang ku pijak. Tapi, mereka tak mampu menumbuhkan kerendahan hati dalam hidupku.

Allah, aku malu pada api neraka yang siap merebus jantung dan ususku. Tapi, percikan dan cambukannya tak mampu mendekat padaMu.

Allah, aku malu pada diriku sendiri yang hanya menang teori tapi kalah implementasi, yang hanya bisa bicara tanpa kerja dan hanya bisa berucap khilaf tanpa ada permohonan dan pemberian maaf. Ampuni aku, ya Allah!

Inti dan Makna yang Hilang

Tertanggal: 26 Agustus 2009 pz subuh (dengan berbagai suntingan)

Otak begitu sibuk mempersiapkan apa yang harus dicapai di Romadhon tahun ini. Bukannya suka cita yang q dapet, justru sebaliknya, aku semakin resah. “Kebiasaan buruk” yang seharusnya q hilangkan –atau minimal- dihentikan, tak bisa lagi q bendung. Bahkan pernah suatu hari di bulan yang orang2 bilang suci ini q masih melakukan keburukan itu. Hamper saja puasaku batal jika q melewati akhir imsak. Memang benar, aku belum sepenuhnya siap bergabung dengan para malaikat di bulan puasa kali ini.

Target Romadhon pun gak tersusun dan terancang secara rapi. Coba aja baca postingan Awal yang Buruk! Tiga target utama itu hanya omong kosong belaka. Cuma karya contekan. Sekedar formalitas biar ada agenda. Padahal beberapa hari setelah itu target tersebut q ubah menjadi sholat di awal waktu. Rasionalisasinya, q harus mbenahi hal yang paling pokok dulu: Sholat. Tapi, itu semua terabaikan. Lagi-lagi amatiran.

Baru kemarin q mengubah target Romadhonq kali ini: Mendapatkan ketenangan bersama Allah SWT. Lebih general siy, tapi juga lebih melegakan. Karena biar gimanapun kalo targetnya bisa tetep q pegang maka q juga akan terpicu untuk mencari ketenangan.

Tapi apa yang tejadi saat ini?

Adzan subuh sudah berkumandang dari tadi tapi q masih juga mlungker di samping adikku, Ayu. Lagi-lagi target itu hanya teori.

Ah, entahlah! Apakah nanti targetku berubah, aku sendiri masih menganut penasaranisme. Moga-moga aja q segera menemukan kembali makna Romadhon yang jelas2 q implementasikan. Bukan sekedar wacana ataupun hanya gonggongan anjing tua.

Allah…

Tertanggal: 22 Agustus 2009 pkl: 10:03

Doa ini…

Allah aku pasrah…

Jika dia bukan jodohku, tolong jauhkan dia dariku, buang jauh-jauh rasa ini dan gantikanlah dia dg yg lebih baik.

Namun jika Engkau menakdirkannya untukku, q mohon segeralah Engkau satukan kami dalam tali kasihMu agar hati ini tetap terjaga untukMu.

Amin…

Awal yang Buruk

Tertanggal: 22 Agustus 2009 (1 Romadhon 1430 H) pkl: 07:06

Semalem alhamdulillah tarawih lancer tanpa ada halangan yang berhubungan dengan “banjir” di tengah sholat. Tapi parahnya…

Agenda targetku gak terpenuhi seutuhnya.

Coba pikir, parah gak siy sholat subuh dilaksanain jam 06:00an? Padahal sahur dan tahajudnya udah. Yah, niatnya jadi sholat subha niy, subuh+dhuha. Ini yang pertama.

Yang kedua, q belum nyusun jadwal target secara terperinci. Hanya beberapa target aja.

(Eh, ada Avatar. Pending dulu!)

Oke, balik lagi. Barusan Avatarnya tamat. Endingnya Zuko dan Aang serta semua Negara elemen bersatu dalam damai. Next, back to the first. Semalem, sebelum tarawih, q mikirin apa targetq Romadhon ini. Ada 3 target utama:
1. Khatam 30 juz Al-Qur’an
2. Sholat tahajud rutin (4 salam tahajud, 1 salam hajat)
3. Shodaqoh (gak bisa bilang dulu neh, privasi bgt!)

Tapi, setelah q mastikan 3 target tu, q jadi mikir lagi, gimana dengan dhuhaku, murojaahku, doa harianku dan pengendalian emosiku (ni yg paling penting!). akhirnya q berkesimpulan, jalani aja apa yg aq bisa selama itu positif. Gak perlu diburu target ato malah pengen nambah target. Setidaknya ada prestasi yang mbuatku semakin terpacu untuk bisa melangkah menuju cita-citaku: Istri sholihah yang hafal Quran.

Met ngendalikan nafsu ya Toez!

Buletin RABU Tarbiyah

Tertanggal: 16 Juli 2009 pkl: 17:39 (dengan berbagai suntingan)

Alhamdulillah…
Tulisanku yang berjudul WHEN WILL THE ISLAMIZATION OF EDUCATION BE REALIZED? Dimasukin juga ke Buletin Birokrasi Tarbiyah, RABU.

Innalillah…
Birokrasi tu keabisan tulisan ato gimana ko sampe tulisanku yang menurutq gak bermutu itu bisa dimuat. Au’ ah!

Masya Allah…
Fotoq paz PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di Desa Gondek, Mojowarno bareng Jombang Oeloeng Community (JOECY) ditampilin juga di bulletin itu. Paz lagi mbuka gentong dan mbawa senter lagi! Songong banget siy tu yang ngirim foto! Walhasil, q jadi bahan tertawaan temen2 sekelas, anak2 PGMI dan anak2 BEM ini…

Subhanallah…
Q jadi lebih optimis untuk terus nulis (meski rada ragu juga) dan tulisanku bakal diterima. Entahlah! Yang jelas, sekarang q lebih bersemangat untuk terus nulis!  Keep spiritz!

Allah, Kenapa Dia Gak Ngucapin?

Tertanggal: 12 Juli 2009 pkl: 19:34 (dengan berbagai suntingan)

Kemarin q nunggu malem, jam 12an, dengan harapan dia bakal ngasih ucapan met ultah pertama kali, buatku. Tapi sam[ai pagi dia tetep gak ngirim ucapan itu. Apa dia lupa? Entahlah…

Sampai sahabatku _yang masih ku kutuk dengan kesumat itu_ selesai telpon buat ngucapin doa2 tu, dia tetep gak ngirim2 juga. Sore hari q coba buka facebook dengan harapan ada dia di sana, tapi ternyata nihil. Apa bener pulsanya abiz?

Akhirnya, malem hari paz sms2an ma Mas A***g (disensor untuk menjaga efek popularitas gara2 masuk blognya orang beken ) yang lagi penasaran ma q sampe2 minta ketemuan buat makan2 bakso sekaligus tukar pikiran, q nunggu2 sms darinya. Ya minimal sms lah kalo emang dia gak mau at gak bisa nelpon. Ato emang bener dia dah gak mau ngasih harapan lagi?

Sampe malem, sampe 1 sms dari Mas A***g gak q bales gara2 ketiduran, dia gak ngucapin juga ke aku. Allah, apa dia sebegitu bencinya ke aku sampai2 hal yang sepenting ini (q yakin dia tau kalo ultah tu hal yang penting bagiku. Minimal BAGIKU lah! _q ko jadi tambah parah gini yakz egoisnya?_) dia gak inget at gak mau tau!

Q rasa pancinganku dah cukup bisa mengenai otak cerdasnya. Tapi kenapa sampai q bangun tidur dia gak juga bales, eh, ngirim sms maksudq.

Allah, Engkaulah yang merencanakan ini semua dan Engkaulah yang menulis bahwa sampai pukul 06.00 pada tanggal 12 Juli 2009 ketika hapeku q matikan, dia tetep gak ngirim ucapan itu.

Semoga saja semua prasangkaku ke dia salah dan gak ada yang bener. Q masih berharap, semoga dia masih inget hal itu dan mau ndoain aku untuk masa depanku yang lebih cerah. Bersama dia (kalo boleh berharap lagi!).

Makna Ultah Buatku

Tertanggal: 10 Juli 2009 pkl: 19:21 (dengan berbagai suntingan)

Mungkin bagi beberapa orang, ultah bukanlah sesuatu yang “wah” apalagi luar biasa. Mungkin juga q bisa mahami rasionalisasi mereka. Ada yang bilang itu bukan tradisi Islam; ada yang bilang umur manusia itu semakin lama semakin berkurang, jadi gak perlu dirayakan; ada juga yang bilang buat apa siy ultah2an? Buang2 telor aja! Mubadzir tau! _maklum, pernah jadi saksi sobat sendiri, Fandi, pz ultah dia jadi lebih mirip ma fried chicken siap goreng gara2 mantan calon koki yang berjiwa anarkizme ultahlogi dengan sadisnya ngelempar telor+tepung+air ke kepalanya si Ndutz itu. So, dengan suka rela (Meski dia gak suka kami tetep rela) akhirnya rambutnya jadi halus karena kena creambath telor n tepung!_

Itu menurut orang lain.

Tapi beda kepala, beda otak dan pemikirannya belom tentu sama. Aku yang gak sependapat dengan mereka tentu aja punya pandangan lain. Bagiku, ulang tahun itu bener2 hari istimewa dimana Allah mberi kesempatan kita buat menikmati awal tanggal lahir kita di tahun yang berbeda. Ultah itu gak harus dirayain, tapi kalo ada yang mengingatnya sebagai tanda syukur, dengan ngadain syukuran misalnya, itu sah2 aja. Toh, Rosulullah juga diperingati hari ulang tahunnya dalam Maulid Nabi. Kata sahabatku _anak Jombang tapi sekarang lagi di luar pulau yang saat ini masih berada dalam kutukanku_, orang baik itu yang diinget lahirnya, kalo orang jahat tu yang diinget tu kematiannya. (Berarti *e**s bagi orang **i***n tu gak sepenuhnya orang baik dong? Emang siy ada *a**l, tapi apa gak salah dengan peringatan “w***t *s* *l-**s*h”? Ah, biarlah, itu hak asasi mereka! Tapi gak ada salahnya lo dipikir2 dengan acuan ucapannya sahabatku tadi )

Apalagi bagi cewek yang bener2 butuh perhatian. Ultah tu gak sekedar hari biasa ato bahkan bisa jadi hari yang super istimewa bila ia mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari orang yang dicintainya. Seperti paz ultahku yang ke-19 kemarin. 

Dah lah, intinya…
Bagiku ultah itu hari istimewa. (Jadi inget niy kalo dulu ibuq pernah nulis di agendanya pz ultahku yang ke-5. Q dapet doa sukses dan sholihah… Hiks! Jadi terharu…)

Allah, kira2 “dia” ngucapin gak ya?

Allah, Peluk Aku!

Tertanggal: 10 Juli 2009 pkl: 11:40

Saat tiada jemari yang merengkuhku
Saat tiada mata yang sudi menatapku
Di saat itulah Kau hadir
Menghiburku, mengusap air mataku
Membelai jiwaku

Ketika pandangan kosong
Ketika hati tak mampu lagi berbohong
Ketika itu pula Kau dekatiku
Kau lebarkan rengkuhanMu untuk memelukku
Menciumku penuh kasih dalam setiap getir tasbihku
Mendekapku penuh cinta dalam setiap isak sujudku

Allah…
Mengapa baru ku sadari
Kau selalu ada saat ku sedih dan tertawa
Kau selalu ada saat ku dini dan beranjak dewasa

Allah…
Mendekatlah padaku meski hanya sejengkal
Aku hanya ingin Kau tersenyum
Karena diri ini telah meraih ridho-Mu

(Tebuireng pun menyaksikan bahwa biimbangku menghilang)