Minggu, 28 Maret 2010

Lagi-Lagi...

Tabungan: Minggu, 8 Juni 2008

Kemarin paz ngaji maghrib di ndalem, q dpt 1 puisi lagi. Dan ini ungkapanku coz saat itu juga aku ngerasa lega dan kesumpekan yang akhir2 ni menerpaku (ce ile...) eh, maksudnya kesalahan2 yg menyerangku baru2 ni, tu semua serasa lebih ringan. So, let's check the poem.

SEMBAH SYUKURKU

Senyum sabit yang kemarin menyapaku
Kini semakin lebar
Kini semakin benderang
Seterang kalbu ini

Entah angin surga mana yang mengguyur hatiku
Begitu sejuk
Begitu damai
Kosong perut ini terbayar
Aku kembali menghadapNya 
Dalam untaian sembah syukur yang panjang

Aku berbunga
Aku bermekaran
Tanpa kupupuk, tanpa kusiram

Namun Allahlah yang kehendaki
Panjatan doa itu hapus semua gulanaku
Aku yakin, aku pasti bisa

Dan semangat mengarungi ini
Ku dapatkan
Hanya dari-Nya
Bukan yang lain

Melainkan Ditambah, Bukan Dibagi

Tabungan: Selasa, 17 Juni 2008

Tasbih itu menguat erat
Kalbunya penuh dengan angin surga
Meski bermula dari rasa sakit yang mendalam
Tapi dia menumbuk rempah iman
Yang masih sulit untuk dicerna

Haru, menyelimuti hatinya
Sedih, yakin dia rasakan itu
Kecewa, perasaannya retak berkotak-kotak
Berat, saat surat itu ditulisnya

Namun dia percaya padaNya
Bahwa Sang Penguasa Pengadilan akhir akan curahkan
Secakrawala cinta

Tasbih itu menguat erat
Kalbunya penuh dengan angin surga
Bahwa dia yakin
Dimadu bukanlah bagaimana cinta dibagi
Tapi itulah langkah melebarkan sayap kasih


(Thank's 4 the inspiration, Mom!)

Sabtu, 27 Maret 2010

Wisemen Said...

Tabungan: Rabu, 25 Juni 2008

"Tidak masalah betapapun lamanya Anda menunggu obyek foto yang indah, Tuhan selalu berdiri di samping fotografer yang dipilih-Nya."
(Minor White)




"Pengetahuan sejati turun ketika semangat berkompetisi turun."
(J. Krishnamurti)


"Orang yang mengenal sesama adalah orang yang bijaksana, orang yang mengenal dirinya sendiri adalah orang yang tercerahkan."
(Lao Tze)


"Cermatilah kehendak Tuhan setiap hari!"
(C. G. Jung)


"Carilah dan Anda akan mendapatkannya-siapa yang tidak dicari tak akan pernah diketahui."
(Sophocles)

"Juallah kepintaranmu dan belilah kebingungan."
(Jalaluddin Rumi)

Ciri-Ciri Jodoh?

Kalo liat dari tulisannya Ustadz Restu Sugianto (Ustadz Cinta) dalam bukunya "Kalo Kamu Jatuh Cinta: Dari Geer Sampe Teler", tanda2 berjodoh itu ada 4 yang diawali huruf S semua (makanya disebut 4S), yakni:

1. Sama aura wajahnya
2. Selevel
3. Sering nyambung
4. Sulit cuek di hadapannya

Hmmm...
Jadi penasaran niy, siapa ya yang jadi jodohku kelak?

Ada yang bisa ngasih bocoran gak?

Kamis, 25 Maret 2010

Izinkan Aku MendekatiMu

Tabungan: 27 Mei 2008 (pz ultah Bunda)

Sakura itu jatuh
Tapi ada yang lebih jatuh lagi
Yakni air mata hati ini

Bunga tulip itu gugur layu
Tapi ada yang lebih layu lagi
Adalah harga diri yang semakin bejat ini

Eforbia itu layu lenyap
Namun ada yang lebih lenyap lagi
Ialah rasa malu yang semakin hari
Semakin memudar ini

Bungan alang-alang itu terbang
Tertiup angin senja
Tapi ada yang lebih terbang lagi
Karena tertiup angin maksiat
Itulah jarakku denganMu yang semakin hari
Semakin jauh
Lebih jauh daripada jarak ahli Jahannam
Dengan ahli Firdaus

Allah, dimanakah pada akhirnya ku akan menemuiMu?
Meskipun aku tak pantas berada di tamanMu
Tapi sungguh, aku tak berharap
Aku menemui murkaMu dalam cambukan neraka

Allah, kenalkanlah aku dengan surgaMu
Izinkan aku untuk mengerti akan diriMu
Izinkan aku mendekatiMu
Agar aku bisa bersamaMu dalam tamanMu
Kelak

Dia...

Tebungan: 7 Mei 2008


Kupandangi jalan itu sekali lagi. Sepi. Lengang. Yang ada hanya kehampaan. Dia sudah pergi.

Ketika ku kembali menuju pondok bambu itu, semua sesak serasa mencekam. Dadaku sakit. Tenggorokanku tercekat. Mata ini tak tahan dengan butiran air yang keluar begitu derasnya meski tanpa suara isak.

"Aku tak sanggup lagi!"

Sejenak.

"Mengapa dia tinggalkanku? Apa salahku?"

Embun di sudut mata itu jatuh ke punggung tangannya.

"Mengapa dia setega itu padaku?"

Dia mencoba untuk tegar dengan menahan isak.

"Aku gak terima, apa dia kira bisa dengan mudahnya menyuruhku untuk...."

Lemah itu menyergap lagi. Putus asa.

"....melupakannya...." Tangis itupun meledak

"Aku masih sayang dia, aku masih cinta dia! Ya Allah, beri aku kekuatan!" Dan tangis 23 April malam itupun memecah tenangnya jiwa.

Namun, sedikit waktu jiwa ini mereda. Apalah arti menggundahkan hati. Itu hanyalah cara Sang Terlaknat menjauhkan kita dari panggilan surga untuk berjumpa denganNya.

Bangsat!

Mengapa pikiranku masih teringat pada kejadian di malam itu? Malam dimana sebuah kepercayaan telah terluka. terluka dalam. Tanpa kasih, tanpa sayang.

(Ini fragmen kedua di Diary Merah, yang pertama ada di Diary Biru)

Allah, Aku Kalut!

Tabungan: Kamis, 3 Juli 2008



Dimana letak perasaan itu?
Ketika untuk yang ketiga kalinya
Aku melupakanMu

Panggilan dan seruan kalbuku
Tak pernah ku hiraukan

Allah, aku kalut
Aku tak ingin akhir hidupku
Tertutup seperti ini
Aku kalut, ya Allah!
Aku kalut!
SuratMu tak lagi kubuka
NamaMu telah ku lupa

Kesalahan

Tabungan: Kamis, 3 Juli 2008

Aku heran
Ketika iblis sudah nyata mendekatiku
Aku masih mau menggenggam tangannya

Aku benci
Aku benci pada diriku sendiri
Yang tak mampu memberi contoh
Bagi jiwa dan hatiku

Aku tak ingin mengulangi
Karena aku tak ingin hatiku berucap
"Mengapa bajingan sepertiku
Masih diperkenankan hidup?"

Ku Tak Bisa Berpaling

Tabungan: Kamis, 3 Juli 2008

Hatiku hanya satu
Tapi mengapa...
Ah, aku tak mampu bicara
Sungguh besar dosa yang ku tanggung
Hanya karena penguasa hatiku

Allah, maafkan aku!
Jika aku telah menduakanMu
Perlahan-lahan hatiku bukan lagi untukMu

Aku mencintaiMu , ya Allah!
Tapi aku juga mencintainya

Allah, jika memang cintaku padanya
Bisa membuatku jauh dariMu
Hilangkan rasa ini ya Allah!
Buang jauh-jauh dariku!
Allah, aku mohon...

Hatiku hanya satu
Dan harus kuputuskan
Siapa yang akan menguasainya

Tapi, ya Allah!
Aku merasa sakit jika harus berpisah darinya
Aku merasa aku tak bisa berpaling darinya

Allah, tegaskan aku!
Aku tak ingin berpaling dariMu
Tapi aku juga tak ingin jauh darinya
Aku hanya ingin menghadapMu
Bersama dirinya
Dalam kejernihan hati dan beningnya pikiran

(Alhamdulillahi robbil 'aalamiin...)

Rabu, 24 Maret 2010

Terpisah

Tabungan: Sabtu, 28 Juni 2008

Jika kau dengar api neraka itu menyapamu
Maka dengarlah suara merdu itu

Kau tenggelam lagi dalam putaran waktu
Waktu yang tak akan pernah lelah
Menamparmu, Meludahimu
Bahkan merobek-robek harga dirimu

Dan kini semua berpaling padamu
TIDAK!
Ini begitu silau!

Dulu kau pernah melewati bayangan
Bayangan tanpa mimpi
Berjuta tawa canda
Suka duka kita lalui bersama

Tapi sekarang?
Sadarlah!
Mimpi itu berakhir
Dan suara ini

Kau...
Bangunlah!
Kini telah tiga tahun dia hadir dalam hidupmu
Bangunlah mimpi baru! Pegang erat!
Dan suara itu...

Kau telah terjaga dalam teater dunia
Dari bayangan nyata mereka
Kini kau harus rela
Dikenang dan dipisah oleh jarak
Meskipun hatimu dan hati mereka masih satu

(Fragmen untuk Gelar Karya 2008 di PP. Al-Aqobah, Kwaron, Jombang)

Dari Sebuah Undangan, Ku Sisir Untuk Sahabatku....

Allah....

Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkanlah bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir

Allah....

Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu cinta sejatimu
Agar kerinduanku terhadapMu semakin menjadi

Allah....

Jika aku mesti mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang mencintaiMu

Allah....

Ketika aku jatuh cinta
jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku padaMu

Allah...

Ketika aku berucap, "Aku cinta padamu"
Biar aku katakan pada yang hatinya tertaut padaMu
Agar tidak jatuh cinta yang bukan karenaMu

(Teruntuk sahabatku Ah. Mf. Bs., selamat menempuh hidup baru bersama dengan wanita sholihah yang benar2 menjadi madrasah buat semuanya, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah, wa banyak anaknah, yang sholih-sholihah dan berakhir dengan husnul khotimah, amiiiin...)

Senin, 15 Maret 2010

Dia Telah Menggantinya...

Baru ku sadari, Allah begitu bijaksana kepadaku. Gimana nggak? Ketika aku terlelah dalam isak, Dia memberiku sesuatu yang begitu sempurna: rasa itu hilang dan Dia mengizinkanku untuk belajar lebih banyak lagi tentang menjaga hati. Atau semacam itulah istilahnya. Segala ingatan dan rasa bahkan tentang istikhoroh itu perlahan mulai pudar seiring Dia membuka jendela cahaya untukku. Tak hanya itu, Dia juga menggantinya dengan yang insya Allah mengajakku lebih mendekat kepadaNya.

Rasa takut itu hilang, masa lalu yang surampun mulai menjauh, pintu kasihNya seakan-akan begitu dekat denganku...

Allah, terima kasih atas tergantikannya air mata itu...

Kini akan ku sambut hari-hari indahku dengan penuh cerita bahagia sembari menunggu kejutan apalagi yang akan Kau berikan kepadaku demi masa depanku yang lebih cerah dari yang ku impikan. Ya! Masa depan bersamaMu yang tanpa ada penyesalan...