Sabtu, 08 Oktober 2016

Status FB 7-8 Oktober 2016

Izzatush Shobihah
8 Oktober pukul 9:14 · 

Menemukan typo (salah ketik) dalam sebuah cerita tertulis itu seperti makan nasi tapi yang dikunyah kerikil ATAU melihat kecelakaan motor tapi yang ditolong orang-orang bukan korbannya, melainkan sepeda motor dan dompetnya.
#iZzatQuote

That's an absobloodylutely terrible sin. -_-
Makanya para penulis fanfiction online sering minta maaf sambil membungkukkan diri ala penduduk Korea jika dalam karya mereka banyak typo bertebaran dimana-mana.
_______

Izzatush Shobihah
7 Oktober pukul 15:57 · 

Ketika "Rajin pangkal kaya" diganti "Rajin mangkal kaya", percayalah, Anda sedang hidup di tengah mereka yang jago menggigit.
Biasanya, yang jago menggigit juga jago menjilat.
#iZzatQuote
___________

Izzatush Shobihah
7 Oktober pukul 12:02 · 

Man jadda wajada. Orang akan mendapatkan apa yang sungguh-sungguh dia cari.
Jika kita mendapatkan pulpen, sangat mungkin itulah yang sangat kita cari.
Ketika kita mendapatkan jodoh, bisa jadi itulah yang sungguh-sungguh kita cari.

Sekali lagi, orang akan mendapatkan apa yang dia cari.
Hanya saja, yang perlu kita ingat, Allah bisa saja memberikan apa yang kita cari saat kita sudah tidak mencarinya lagi.
Termasuk juga, perasaan terhina setelah menyaksikan potongan video separuh-separuh itu.
Pernahkah kita menghina mereka yang memberi penghinaan kepada kita?

Mari introspeksi diri sendiri sebelum ekstrospeksi diri orang lain.

Denny Siregar
7 Oktober pukul 10:12 · 

ISLAM YANG SELALU MERASA TERHINA

"Kristen itu ajaran konyol !!"

Begitu kata Ahok beberapa waktu lalu dalam sebuah rapat bersama jajarannya.

Ahok mengkritisi dengan tepat perilaku manusia dalam agamanya yang menjadikan agama sebagai mie instan, "lu boleh buat dosa sebesar apa saja karena Kristus nanti akan mengampuni semua dan lu pasti masuk surga.."

Siapakah yang ribut ? Ya, yang mengaku beragama Islam.

Mereka langsung teriak gembira dan men-share video itu kemana saja dengan poin perkataan, 'Tuh kan, Ahok yang kristen aja bilang bahwa kristen ajaran yang konyol. Bukti bahwa Islam yang paling benar !"

Dan disambutlah takbir bersahut2an persis seperti di pasar ayam.

Yang beragama Kristen tampak tenang. Sebagian karena paham maksud dari ucapan Ahok, sebagian karena tidak mengerti ada apa. Tapi yang paling penting adalah mereka tidak merasa terhina ketika Ahok mengatakan "Kristen ajaran konyol.."

Aneh memang, yang ngomong orang Kristen, tentang ajaran Kristen, tapi yang ribut yang merasa Islam.

Dan ketika Ahok mengatakan, "jangan mau dibodohi dan dibohongi pake surat Al Maidah 51', ribut lagi lah mereka yang mengaku beragama Islam. Ahok dibilang melecehkan, mengolok2 bahkan menghina Alquran.

Ketika di jelaskan bahwa yang dimaksud Ahok adalah "orang yang mempolitisasi ayat di Alquran", mereka tetap meradang. Apapun penjelasannya mereka tetap tidak terima, yang penting Ahok sudah menghina.

Kenapa si pengaku umat Islam ini selalu merasa sedikit2 terhina ?

Karena bodoh, itu saja. Bodoh karena tidak paham agamanya sendiri tapi kebanggaan mereka berlebih. Baju agama mereka terlalu ketat, sehingga nafas mereka sesak.

Mereka menjadi paranoid, mudah dipolitisasi dan di doktrin. Karena mereka tidak mau mengkaji kitab suci, meski suka datang ke pengajian. Mudah terhasut dengan "kata si anu" karena malas membuka kitabnya sendiri.

Mungkin karena merasa mayoritas, sehingga sulit membuka cakrawalanya dengan bebas. Sulit melihat kesalahan di diri sendiri dan suka bergunjing kesalahan pada orang lain.

Ahok itu ujian mayoritas muslim dalam menghadapi politik di negeri ini. Apakah kita akan dewasa dalam beragama atau seperti kerbau dicocok hidungnya. Apakah kita selalu mau dipolitisasi oleh para penjual ayat ataukah kita bisa memisahkan mana ayat dan mana penjualnya..

Maka tidak heranlah jika kita berjumpa dengan Reza2 yang lain, Marwah2 yang lain, yang secara ukuran sosial dia rasional tapi dalam pengetahuan agama mereka masuk di kelas emosional.

Secangkir kopi kuhidangkan pagi ini, sambil menatap wajah negeriku sendiri, orang2 dalam agamaku sendiri, berasa sedih.

Perjuangan mencerdaskan saudara2ku seiman ini, jalannya masih sangat panjang dan berbatu...

www.dennysiregar.com
__________

Izzatush Shobihah bersama Fathimatuz Zahra dan 2 lainnya.
7 Oktober pukul 7:30 · 

Makasih banyak Mb Itat, Mb Faiq, Mb Ida, Ibu, Abah. Semoga jadi haji yang mabrur. ^_^
Lega bisa bertemu kalian semuanya sepulang dari Baitullah. :)
Almond dan air zamzamnya gak kepoto, udah masuk perut duluan. Itu kemarin sajadahnya langsung kepakai buat shalat maghrib dan masih bersemayam di musholla rumah. Insya Allah membawa manfaat dan barokah. :)


__________

Status FB 6 Oktober 2016

Izzatush Shobihah membagikan foto Nadirsyah Hosen.
6 Oktober pukul 14:49 · 

Bahkan Ibnu Rusydpun mengajarkan Bhinneka Tunggal Ika.



Nadirsyah Hosen
6 Oktober pukul 7:52 · 

Kejujuran menampilkan pendapat yang berbeda

Salah satu problem terbesar umat saat ini adalah anti dengan perbedaan. Perbedaan dianggap perpecahan. Itu karena kita menyikapinya sebagai pertentangan yang berlanjut pada pertarungan antar kelompok sampai perebutan kursi politik. Maka atas nama Islam banyak yang terjebak pada fanatisme kelompok. Retorikanya saja berjuang atas nama Islam, padahal yang mereka bela adalah pemahaman kelompoknya sendiri.

Belakangan banyak yang gerah dengan sejumlah tulisan saya karena dianggap selalu membahas pendapat yang tidak mainstream. Seolah menyebutkan pendapat di luar mayoritas itu menjadi anacaman. Seolah menyebutkan ada pendapat lain dari yang selama ini dipahami orang kebanyakan akan meresahkan. Seolah pendapat jumhur ulama, mayoritas ormas Islam atau pandangan mainstream itu pasti benar. Seolah pendapat yang memicu kontroversi itu pasti keliru.

Bagi mereka yang meniatkannya untuk belajar, maka mendengar atau membaca adanya pendapat yang berbeda dengan yang selama ini diketahuinya akan penasaran dan segera membaca kembali berbagai kitab rujukan. Bagi yang tidak mau lagi belajar, maka dengan mudah semua pendapat yang baru dia dengar dan berbeda dari apa yang dia pahami selama ini, dicap sebagai omongannya JIL, Syi'ah, atau bahkan ditanya: "anda muslim bukan? Atau "anda dibayar berapa?"

Kondisi ini jelas berbeda dengan masa keemasan Islam dahulu dimana semua pendapat didiskusikan dengan baik dan mendalam. Pelabelan hanya akan membuat diskusi terhenti. Datangkan saja argumen atau rujukan lain karena bagi para ulama klasik: "pendapat saya benar tapi bisa jadi mengandung kemungkinan salah, semenatara pendapat anda itu saya anggap keliru, tapi bisa jadi mengandung kebenaran yang belum saya pahami".

Ini saya hadirkan contoh dari kitab klasik Bidayatul Mujtahid karya Ibn Rusyd. Dari gambar yang saya sajikan terlihat bagaimana Ibn Rusyd ketika membahas persoalan syarat sah jamaah dalam shalat Jum'at itu berapa orang, beliau menyantumkan semua pendapat, termasuk yang tedengar aneh sekalipun. Ada yang bilang satu makmum saja cukup, ada yang bilang dua makmum, ada yang bilang 3, lantas disebutkan juga pendapat yang bilang 30 dan pendapat yang umum dipahami kita, yaitu minimal 40.

Apa manfaatnya mengetahui perbedaan di atas? Untuk kondisi tertentu dimana Muslim menjadi minoritas, mereka tetap bisa menjalankan shalat Jum'at meski jumlah jamaah tidak mencapai 40 karena para ulama klasik tetap mencantumkan pendapat yang berbeda itu. Sekarang bayangkan betapa sulitnya kita kalau para ulama dulu 'menyembunyikan' pendapat yang berbeda itu dari ruang publik.

Kejujuran ilmiah ini penting untuk kita teruskan. Sebutkan kalau ada pendapat yang lain dalam masalah itu. Agar umat ini secerdas umat jaman dulu, setoleran ulama di masa kejayaan Islam, dan terus mau belajar seperti dicontohkan para ulama klasik.

Kalau kita terbiasa dengan keragaman pendapat maka kita tidak akan kaget, ngeyel, atau dengan mudahnya melabeli orang lain. Persis dengan wajarnya kita melihat pilihan menu makanan yang berbeda di warung padang, warteg atau fast food. Semua punya hak memilih. Selera boleh berbeda, pilihan boleh tak sama, namun kita tetap umat yang satu. Mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dijalankan, bukan?

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Yang sudah 11 tahun jadi Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand, dan sayangnya masih terus diminta untuk periode dua tahun ke depan. Khuz bi yadi ya Rasul....
___________

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
6 Oktober pukul 12:40 · 

Membela tanah air dari penjajah. Ingat! DARI PENJAJAH! Siapapun itu. Selamat hari santri nasional. :)
________

Izzatush Shobihah
6 Oktober pukul 7:36 · 

"Budi jalan-jalan setiap 20 hari sekali. Anton jalan-jalan setiap 30 hari sekali. Tanggal 15 September 2016 mereka jalan-jalan bersama. Pada tanggal berapa mereka berenang untuk yang kedua kalinya?"

Kalau udah baca soal kayak gini, kayaknya kata 'berenang' sekalian diganti 'menikah' aja kali ya?
____________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
6 Oktober pukul 7:30 · 

5 tahun yang lalu
Lihat Kenangan Anda

Izzatush Shobihah
6 Oktober 2011 · Leipzig-Knauthain, Sachsen, Jerman · 

Sepupuku yang asli konyol 114 karat mengambil makanan, mengunyahnya kemudian bertanya kepada sang ibu sambil menunjuk makanan yang ada di dalam mulutnya, "Bu, ini boleh ku telan?"

Dan barangkali si ibu harus minum aspirin....
________