Selasa, 03 November 2009

Inti dan Makna yang Hilang

Tertanggal: 26 Agustus 2009 pz subuh (dengan berbagai suntingan)

Otak begitu sibuk mempersiapkan apa yang harus dicapai di Romadhon tahun ini. Bukannya suka cita yang q dapet, justru sebaliknya, aku semakin resah. “Kebiasaan buruk” yang seharusnya q hilangkan –atau minimal- dihentikan, tak bisa lagi q bendung. Bahkan pernah suatu hari di bulan yang orang2 bilang suci ini q masih melakukan keburukan itu. Hamper saja puasaku batal jika q melewati akhir imsak. Memang benar, aku belum sepenuhnya siap bergabung dengan para malaikat di bulan puasa kali ini.

Target Romadhon pun gak tersusun dan terancang secara rapi. Coba aja baca postingan Awal yang Buruk! Tiga target utama itu hanya omong kosong belaka. Cuma karya contekan. Sekedar formalitas biar ada agenda. Padahal beberapa hari setelah itu target tersebut q ubah menjadi sholat di awal waktu. Rasionalisasinya, q harus mbenahi hal yang paling pokok dulu: Sholat. Tapi, itu semua terabaikan. Lagi-lagi amatiran.

Baru kemarin q mengubah target Romadhonq kali ini: Mendapatkan ketenangan bersama Allah SWT. Lebih general siy, tapi juga lebih melegakan. Karena biar gimanapun kalo targetnya bisa tetep q pegang maka q juga akan terpicu untuk mencari ketenangan.

Tapi apa yang tejadi saat ini?

Adzan subuh sudah berkumandang dari tadi tapi q masih juga mlungker di samping adikku, Ayu. Lagi-lagi target itu hanya teori.

Ah, entahlah! Apakah nanti targetku berubah, aku sendiri masih menganut penasaranisme. Moga-moga aja q segera menemukan kembali makna Romadhon yang jelas2 q implementasikan. Bukan sekedar wacana ataupun hanya gonggongan anjing tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar