Selasa, 10 Mei 2011

Ketika Ustadzku Menjelma Idola

Sehening kecupan adzan
Sebening hangatnya pujian untuk Tuhan
Kami canggungkan telinga memasang rasa untuk cinta
Mengikut kebesaran Ilahi atas gurihnya kehidupan
Bernaung di bawah sinar purnama asri nan sejuk dipandang



Sempurna memang mereka berkisah
Namun tak ada yang bisa mengalahkan kehadiranmu untuk kami
Ritme dari getar suaramu, irama dari segala nadamu
Tak mampu terkalahkan oleh jiwamu di sini

Seiring kunjungnya izin Sang Kuasa
Kami menanti hadirmu di balik mimbar ini
Mimbar yang tak pernah kehilangan arah
Untuk seorang pembimbing, jua seorang idola
Tuk hadirkan panutan dalam hati ini

Tuhan, terima kasih atas sosok
Yang mungkin mampu meneteskan embun bening
Ketika kami harus dibelah jarak oleh masa ini




(Puisi ini asal2an ku tulis pada tanggal 10 Agustus 2010 pukul 13:06 WIB, terinspirasi pas KKN, saat itu murid2nya TPQnya temenku pada dateng ke Posko, dan nempel banget sama dia *emang ustadznya terlalu sayang sama santri2nya, hehehehe*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar