Jumat, 30 September 2016

Status FB 28-30 September 2016

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
30 September pukul 12:44 · 

"위풍도 당당하지 뼛속부터, 넌 원래 멋졌어 - You're majestic and strong, you're always cool." Soo Young SoNyeoSiDae :)
__________
Izzatush Shobihah membagikan kiriman Fikri Yanda Bey.
30 September pukul 10:32 · 

Gerwani: Gerakan Wanita Nagihi Suami?
*ngelirik dompet, saatnya nagih*

Fikri Yanda Bey
30 September pukul 9:03 · 

Kalian Para Lelaki, Carilah Istri yang Berkarakter Gerwani

Oleh Ndari Sudjianto
30 September 2016

"Ini artinya, ada celah untuk para lelaki beristrikan Gerwani yang ingin menikah lagi."

Dari film Pengkhianatan G-30 S-PKI yang saya tonton waktu kecil, saya mengenal Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia. Di tontonan propaganda itu, saya percaya bahwa Gerwani adalah perempuan laknat, maniak seks, dan suka menyiksa laki-laki. Gerwani bahkan tega memperkosa Piere Tendean yang tampan, yang membuat penggemar boyband Korea dan ganteng-ganteng serigala lupa idolanya, yang gagah rupawan, yang mirip Mas Agus Harimurti, Cagub Jakarta yang pensiun dini dari TNI itu.

Saya masih ingat adegan seorang perempuan yang disinyalir Gerwani sedang mengambil silet yang terselip di dinding anyaman bambu lalu menyayat muka lelaki di hadapannya, dia berkata “Darah itu merah, Jenderal.” Sejak itu, saya menilai Gerwani sebagai organisasi perempuan keji.

Kata Gerwani semakin mengalami peyorasi di pikiran saya ketika sekolah dasar. Sewaktu saya menampar teman laki-laki, dia mengolok-olok dengan sebutan Gerwani. Padahal mereka yang salah. Siapa suruh memasang kaca di atas sepatu demi melihat cawat teman perempuan. Entah merah, biru, nila, atau ungu, harusnya mereka tak perlu tahu.

Tapi ejekan Gerwani yang saya terima jelas menghantam sanubari. Saya takut dan was-was kelak tak ada laki-laki yang memperistri seorang perempuan karena dianggap sejahat Gerwani.

Waktu lantas terus berlalu. Ketakutan dan ke-was-was-an saya akan ketidaklakuan perempuan yang dianggap Gerwani semakin hari semakin luntur.

Menginjak bangku kuliahan, bahan bacaan saya kian beragam. Beruntung ngampus setelah era reformasi, akses informasi tentang 65 terbuka luas. Saya jadi tahu, Gerwani tak seburuk yang saya sangka. Mencermati sosok mereka, saya justru menilai para anggota Gerwani mendekati ideal sebagai sosok seorang istri. Saya tak bercanda soal hal ini. Saya punya beberapa alasan yang ampuh dan mumpuni mengapa anggota Gerwani adalah sosok ideal seorang istri.

Cerdas dan Melek Informasi

Kata orang, di balik kesuksesan laki-laki, ada istri yang hebat yang selalu mendampingi. Pasangan hebat biasanya cerdas dan berpandangan ke depan. Tentu saja, istri yang hebat bisa dimintai pendapat.

Kriteria perempuan cerdas ada di sosok Gerwani. Mereka mempunyai agenda besar memberantas buta huruf dan memberikan pendidikan bagi perempuan miskin seperti buruh dan petani.

Dari sini kita lihat, anggota Gerwani tentu sangat layak untuk memenuhi kriteria sebagai istri yang hebat. Bila perempuan zaman sekarang ahli membentuk alis yang presisi, para anggota Gerwani piawai memberi solusi. Maka, inilah jaminan terhebat demi kesuksesan suami yang meningkat pesat.

Berjiwa Sosial dan Rela Berkorban

Anggota Gerwani dituntut peduli dengan keadaan sekitar. Di desa-desa, Gerwani memperjuangkan kaum tani seperti hak atas tanah, pembagian hasil panen, penetapan harga panen, dan lain sebagainya. Polemik sosial hingga sandang pangan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi program Gerwani. Bahkan saat pembebasan Irian Barat, Gerwani juga ikut mengirimkan anggotanya untuk menjadi sukarelawan.

Karenanya, sebagai seorang istri, Gerwani tentu lebih perhatian. Orang lain saja disayang, apalagi suami sendiri. Hal ini tentu punya efek yang sangat besar: Para lelaki tak akan diabaikan gara-gara sinetron Uttaran.

Mau Hidup Susah

Berjiwa sosial, sering masuk keluar pelosok kampung mengajar rakyat dan mengadvokasi buruh tani, artinya Gerwani mau diajak hidup susah. Layaknya petugas SPBU, mereka bersedia memulai hidup dari nol. Dengannya, suami akan bersama-sama meniti rumah tangga dari tak punya apa-apa hingga bisa kaya raya.

Laki-laki tak akan was-was istrinya tergoda pria lain yang mengiming-imingi tas Hermes atau sepatu Louboutin. Tas kresek atau sandal jempit tak masalah, asal tetap setia.

Tak Benar-Benar Menentang Poligami

Ini poin yang terpenting. Banyak yang mencatat bahwa Gerwani menentang poligami. Tapi saya rasa itu sekadar retorika saja, masih bisa diperdebatkan. Terbukti saat Soekarno poligami, Gerwani tak menentangnya. Ini artinya, ada celah untuk para lelaki beristrikan Gerwani yang ingin menikah lagi.

Kata Pramoedya, semua lelaki memang kucing berlagak kelinci. Sebagai kelinci dimakannya semua daun, sebagai kucing dimakannya semua daging. Meski sudah beristri, banyak laki-laki yang ingin nambah lagi.

Kalau istri menentang, pintar-pintarlah merayu. Meski Gerwani, semua perempuan pasti suka dirayu.

Nah, itulah poin-poin karakter Gerwani yang seharusnya bisa dipertimbangkan masak-masak oleh para lelaki dalam mencari istri. Karakter yang hebat dan unggul, namun sudah mulai langka dan sukar ditemui, terlebih di jaman yang serba materialistis seperti sekarang ini.

So, Wahai kalian para lelaki, jika kalian mencari istri yang sebenar-benarnya istri, maka carilah yang berkarakter Gerwani, percayalah, ia bisa jauh lebih menyenangkan dan menentramkan ketimbang wanita berkarakter Syahrini.

Edisi memgenang #Tragedi1965 #RekonstruksiSejarah1965

http://mojok.co/2016/09/istri-berkarakter-gerwani/


_______

Izzatush Shobihah
30 September pukul 9:44 · 

Ini aku yang gak ngelihat atau emang gak ada orang yang masang bendera setengah tiang ya?
Ini 30 September kan?
#iToezAsks
_________

Izzatush Shobihah bersama Arinal Haq dan 5 lainnya.
30 September pukul 7:43 · 

Seminggu kemarin sempet nyicil tesis dikit-dikit. Kebetulan jadwalnya bikin 'halaman kecil' semacam kata pengantar, daftar isi, halaman pengesahan, dsb.

Tibalah saatnya menulis halaman persembahan. Karena di buku panduan tesisnya ada 'peringatan' bahwa ucapan terima kasih kepada orang tua dan pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan tesis diletakkan di halaman kata pengantar, maka halaman persembahan jadi 'kosong'.

Dan inilah rencana halaman persembahan (yang semoga paragraf terakhirnya batal dicantumkan) itu. ^_^


_________

Izzatush Shobihah membagikan fotonya.
29 September pukul 16:21 · 

Dulu sempet tanya tentang cara 'melihat' foto yang cenderung dipandang selengekan sekaligus termahal ini. Jawabannya beragam. Mulai dari komposisi perspektif dan geometris, konspirasi marketing, investasi bisnis, kebetulan kosmis (karena di pameran situ ada yang berani bayar mahal dan jadi sensasi), money laundry, hingga jawaban "Terserah abang yang beli, Dek!".

Tapi ada dua komentar yang paling touching yang berhasil membuat saya 'terbangun'. Bisa dicek di kolom komentar foto tersebut.

Pertama, Komentarnya Master Agung Zon Blade, 
"seni fotografi dan editing yang hasilnya sangat natural paling sadis di dunia,
tempat itu gapernah sepi (selalu ada orang jogging) , dan juga dikelilingi oleh gedung dan beberapa gunung, tempat itu bernama Rhein , ini salah satu foto yang mirip, namun masih aslinya.. 
foto diambil dari rp-online...

mungkin pembeli sangat menikmati dan mengapresiasi pemandangan pararel dimana tidak ada pabrik disana.."

Kedua, komentarnya Master Cahya Pratama, 
"setuju sekali. sama halnya ketika ada orang yang berhasil memotret sudut Jakarta yang sangat "damai" padahal seharusnya "heboh". Kita yang lihat jadi, "Ha? Jakarta? Seriusan??""

Thank you, Masters, for sharing your knowledge and experience with me.
Bahwa keindahan termewah hadir dari sesuatu yang sederhana. ^_^
#iZzatQuote


Izzatush Shobihah‎ ke KOMUNITAS FOTOGRAFI INDONESIA
27 Juni 2016 · 

Mohon maaf, master seni fotografi, mau tanya sebentar. Ada yang bersedia menjelaskan, nilai seni dari foto termahal di dunia, Rhein II, ini dilihat dari sisi manakah? Apakah dari garis horizontal hijau yang tepat berada di tengah foto? Apakah dari simetri putarnya? Atau ada sudut pandang lain?
Terima kasih sebelumnya. Salam, penikmat fotografi, Jombang. :)

Sumber gambar: wikipedia.org
_________

Izzatush Shobihah
29 September pukul 10:43 · 

"Ada pepatah di kawasan Asia Pasifik kami, yang mengatakan, 'Ketika seseorang menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri. Terima Kasih.'"
-Nara Masista Rakhmatia, diplomat muda Indonesia di Sidang Umum PBB 2016-

https://www.youtube.com/watch?v=HQvOgkofkC0
------
Sepertinya bisa dipahami mengapa bahu Mbak Nara berkali-kali naik turun setiap menarik nafas ketika menjawab ucapan orang-orang(an) itu. 
Apa mereka belum baca berita bahwa fokus bom Sarinah ada pada '#kaminaksir'nya, bukan pada terorisnya?
_________

Izzatush Shobihah
29 September pukul 8:00 · 

Duh, Gustiiiii...
Pagi-pagi download speed cuma 9,24 itu mmm... mirip pengantin baru yang encok di malam pertama. -_-
#iZzatQuote

*semoga pak bos gak baca*


__________

Izzatush Shobihah
28 September pukul 7:45 · Twitter · 

Suatu saat nanti, yang berani karena benar akan mengalahkan yang berani karena bayar.
#iZzatQuote
__________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar