Selasa, 01 November 2016

Status FB 29 Oktober 2016


Izzatush Shobihah
29 Oktober pukul 10:03 · 

Wisuda itu tentang "matikan data internetmu" lalu "tuntaskan tesismu".
#iZzatQuote

New project. Old team. 
Bismillah, semoga Allah melancarkan. *nyambi nyicil tesis* ^_^
Annisa dan Nheea, hari ini private meeting jam 2 siang ya. ;)


_________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
29 Oktober pukul 7:04 · 

5 tahun yang lalu
Lihat Kenangan Anda

Izzatush Shobihah
29 Oktober 2011 · ร“lympos, Aegea Selatan, Yunani · 

Kakakku: "Ku ingin menulis namamu tanpa spasi.."
Aku: "Kok tanpa spasi?"
Kakakku: "Iya, agar tak pernah diisi oleh orang lain.."

*Asli! Gombalnya bisa mbantu ibuku di dapur!!! :D :D :D*
___________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
29 Oktober pukul 7:04 · 

6 tahun yang lalu
Lihat Kenangan Anda

Izzatush Shobihah
29 Oktober 2010 · 

Wahai suami yg 'lemah'!
Iman dan ketaatanmu kepada-Nya akan sebanding dgn kepatuhan sang istri kepadamu.
(Cerdas Mencari Istri Shalihah, Ahmad Ath-Thahthawi)
____________

Izzatush Shobihah membagikan foto Esni Miftahul Hidayah.
29 Oktober pukul 4:35 · 

Bentuk-bentuk nafkah batin. Kalau boleh nambah, upaya suami untuk mendekat kepada Tuhan juga bisa menjadi bentuk pemenuhan nafkah batin bagi istri.

Wanita mana yang tidak tentram batinnya bila bersanding dengan pria yang mengingatkannya pada Rasulullah? ;)
#iToezAsks

Foto Esni Miftahul Hidayah.

Esni Miftahul Hidayah
25 Oktober pukul 16:20 · Instagram · 

"Suamiku egois mbak, nggak mau ngerti pas aku capek", keluh temanku.

Suaminya membalas,"Lha kamu maunya cuma nafkah lahir. Giliran dikasih nafkah batin selalu ogah."

Ini adalah keluhan sederhana tapi dalam, yang kami (saya & mas) dengar ketika double date dengan beberapa teman lama. Saya jadi mikir, btw, nafkah batin itu apa sih?

Beberapa bapak2 akan semangat menjawab, nafkah batin ya nafkah terkait urusan kamar, syahwat, & sejenisnya. Pendek kata: seks.

Tapi apa kaum ibu punya jawaban serupa? Tidak selalu. Mungkin iya di awal pernikahan, tapi seiring lika-liku berumahtangga, nafkah batin yang tadinya identik dengan urusan ranjang, justru berubah menjadi nafkah yang diharapkan bisa menyentuh sisi humanisme wanita. Ekstremnya, urusan seks malah bisa menjadi nomor sekian, apabila unsur batiniah yang lain tidak dipenuhi suami.

Setidaknya, menurut pengamatan & obrolan dengan sejumlah ibu2, inilah nafkah batin yang diharapkan dari suami mereka.

Pertama, suami berkenan terlibat dalam pekerjaan rumahtangga. Entah cuci piring, mengantar ke supermarket, atau sekedar menyuapi anak. Tentu berbeda jika pulang kerja suami main lempar barang & perintah ini itu, masih ditambah komentar soal rumah yang tidak rapi & anak2 yang belum mandi, dengan suami yang pulang kerja bertanya lembut, “Mau dibantu apa, Yang?" Dijamin istri malah nggak tega & meminta suaminya istirahat saja, masih ditambah bonus pijat sampai suami tidur lelap.

Ke 2, mempercayai istri mengelola keuangan. Nafkah lahir tidak hanya soal nominal yang diberikan. Tapi juga berkaitan dengan nafkah batin soal seberapa terbuka suami pada istrinya. Istri yang dijatah uang belanja mepet, masih dikomentari, “Masa uang segitu habis? Kan baru seminggu”, secara batiniah tentu lebih nelangsa daripada istri yang diberi uang belanja lebih disertai kepercayaan & keterbukaan. Apalagi ditambah ucapan, “Ini gajiku, kamu kelola ya. Kalau kurang, aku akan kerja lebih keras lagi." Duh, hati seperti diguyur air es, Pak.

Ke 3, ajak istri jalan2. Tak harus beli berlian, beli gorengan saja mereka sudah senang.

Ke 4, beri istri kesempatan "libur". Bahasa kerennya "Me Time”. Istri yang punya me time meski sebentar tentu akan jauh lebih bahagia daripada istri yang merasa waktunya habis untuk keluarga.

Ke 5, tidak membandingkan istri dengan wanita lain, meski topiknya hanya soal warna jilbab. Karena tidak ada wanita yang suka dibanding2kan. Ingat2 ya.

Ke 6, jadilah teman curhat. Dengarkan ceritanya, ketakutannya, kesedihannya, impiannya, apa saja. Meskipun sepele tapi ini penting bagi wanita. Jangan sampai istri curhat ke orang lain, apalagi ke suami orang loh ya.

Terakhir, biarkan istri tidur lelap sampai pagi. Beri mereka waktu istirahat setelah seharian mengurus anak2 & membereskan rumah. Kadang tidak meributkan “nafkah batin” versi bapak justru jadi nafkah batin yang istimewa bagi istri. Toh, melakukan "itu" tidak harus malam hari kan?

Jika nafkah batin versi istri ini dipenuhi, insya Allah nafkah batin ala bapak2 lancar lah. ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„

PS: Semoga bisa menjadi pelajaran bagi yang sudah menikah & bagi yang belum, semoga jadi referensi buat persiapan ya .

๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™
_____________

Izzatush Shobihah
29 Oktober pukul 4:06 · 

Apakah ada yang senasib dengan saya?

Diinbox seorang kawan dari luar negeri, dia masih pelajar.
Dia tanya apa saya masih ingat sama dia, lalu dia basa-basi tanya kabar, kemudian tanya pekerjaan, kehidupan politik-budaya di negeri ini, hingga tanya-tanya tentang aktivitas saya.
Begitu puas interogasi, dia bilang, "All right, I gtg."

Dan ini tidak terjadi sekali, tapi berkali-kali.
Anehnya, mereka berasal dari negara yang serumpun.

Jika pernah, menurut Anda, apakah dia sedang mendapat tugas remedial bahasa Inggris dari gurunya untuk chatting dengan penghuni negara lain?

*merasa dikerjai nak-kanak children -_- *
_________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar