Minggu, 09 Februari 2020

Hari #4: Ada yang Menata Sepatuku

Jam setengah 2 siang, hari Rabu, 5 Februari 2020, aku mau sowan, lha kok pintu tutupan. Mungkin Bu Nyai istirahat~nantinya aku baru tau kalau Bu Nyai ga nutup pintu kalau masih ada tamu. Baru istirahat kalau udah ga ada tamu. Yang penting muliakan tamu, dhawuh beliau.

Ya udah tahlil dan Yasin dulu di gazebo utara makam. Tiba-tiba hujan deras. Sekitar jam 3 sore lebih, baru agak reda, rintik-rintik. Jadi, baru bisa masuk ke ndalem. Baru beberapa waktu masuk, ada tamu Gus Aab sekeluarga. Setelah mereka undur diri, aku tunjukkan ke Bu Nyai tentang video Abah Yai main gitar yang diupload follower @eventjombang_ di story IG.



Bu Nyai cerita banyak, termasuk dulu Abah Yai pas SMA ikut band. Tapi Bu Nyai melarang Abah Yai bawa gitar pas di Tebuireng. Jadi, dhawuh Bu Nyai, gitarnya taruh Jakarta aja, kalau mau main gitar, main di rumah aja, jangan di pondok. 😂 Tadi juga sempat cerita tentang statusku, tentang aku marah ada berita Abah Yai meninggal, tentang rencanaku sowan setiap hari hingga hari ke-100, dan Bu Nyai memang luar biasa. 52 tahun pernikahan, usia emas, bisa bertahan hingga dipisahkan oleh maut. 🥺 Bu Nyai kuat, Bu Nyai luar biasa. 💪

Pas aku pamitan pulang, Gus Ipang tetap di dalam (Gus Aab pulang, Gus Ipang masuk), ganti Gus Billy yang keluar pas aku nunjukin video Abah Yai main gitar. Kata Gus Billy, Abah Yai main gitar itu di rumah Jakarta.




Begitu keluar ndalem, tiba-tiba lihat pemandangan mengharukan. Ada yang menata sepatuku (awal masuk memang ditaruh sembarangan, karena banyak tamu), bersebelahan dengan sandal yang entah punya siapa. Allah... Apa aku pantas diperlakukan sedemikian terhormat? 😭
Untuk siapapun yang menata sepatuku, Allah memberkahimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar