Senin, 17 April 2017

Status Facebook 16 April 2017

Izzatush Shobihah bersama Safagaluh Anggraeni dan 5 lainnya di GOR Jombang.
16 April pukul 21:57 · Instagram · 

Tiga wajah lelah yang tak kenal lelah di balik 'naik kelasnya' upaya Pasmaga jelang agenda Gelegar 2017.
Wajah dengan tingkat tekanan paling tinggi di antara penduduk Pasmaga lainnya. 
Yang telah membuktikan bahwa hasil takkan mengkhianati upaya.

Terima kasih, Farizi.
Terima kasih, Terry. 
Terima kasih, Safa.
Terima kasih, anggota Pasmaga semuanya.

Tetap berorientasi usaha, bukan juara.
Juara dan piala hanya bonus setetes, bukan standar sukses.
Karena sejatinya yang benar-benar sukses adalah mereka yang mau berproses, bukan yang asal tahu beres.
#iZzatQuote

___________

Izzatush Shobihah di GOR Jombang.
16 April pukul 14:37 · Instagram · 

Baru kali ini saya 'ngeh' dengan kalimat, "Heee, rek! Mb Izzah minta dikawal loh."

Memang beneran dikawal. Tapi cuma 7 meter. Tujuan utama bukan podium, melainkan backdrop. 
Sampai nemu pose bagus. 
Sampai yang jepret kewalahan.
Sampai saya lihat hasil jepretan dan bilang, "Sip!" 😄😄

Incomplete team, tapi doa untuk temen-temen tetep completed. 
Doa untuk adik-adik yang lagi lomba agar proses dan hasilnya sesuai harapan. 🏆
Juga untuk kakak-kakak alumni agar ketemu jodoh bagi yang mengharapkan. 💍

📷 by @ilhamdwi17 
Makasih banyak ya, Dwi... 😊😊

__________

Sabtu, 15 April 2017

Galeri IKAPASMAGAJO di Gladi Gelegar 2017

📷 by Irfan Thohari.

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

 📷 by Izzatush Shobihah

Dari 9 jepretan saya di atas, 4 di antaranya masuk di Instagram saya tanggal 14 April 2017 dengan caption:

kaktoes_izzah NKRI aja mereka jaga, apalagi kamu. 😉
#ikapasmagajo
___________

Satu foto di bawah ini juga masuk di Instagram saya hari ini, 15 April 2017. dengan caption yang lebih 'privasi'.

📷 by Dicky Aditya

kaktoes_izzah Kecuali kau membutuhkannya, percayalah, membangun dinding tak pernah seindah membangun jembatan.
#iZzatQuote
.
.
Jadi, yang kemarin pada pingin dijembatani biar tahu kapan tanggal lahirnya dia, mending tanya langsung ke orangnya nih. Mumpung dia lagi di Jombang. 😉
.
📷 by @dickyad21
Matur tengkyu ya, Di*k. 😊

 📷 by Flady Afriansya

 📷 by anak basket (gak tau namanya), pake hapenya Ikfad Kurnia

📷 by anak basket (gak tau namanya), pake hapenya Ikfad Kurnia

📷 by Adi 'Bastian' Hariyanto

 📷 by Adi 'Bastian' Hariyanto

📷 by Adi 'Bastian' Hariyanto

📷 by Adi 'Bastian' Hariyanto

📷 by Ilham Dwi Susilo

📷 by Ilham Dwi Susilo

📷 by Gak tau siapa, kayaknya dari grup Line PASMAGAJO

Kamis, 13 April 2017

CINTA DAN MEREKA


Oleh: Izzatush Shobihah

Agak panjang. Mungkin membosankan. Berbau curhat. Silakan abaikan jika enggan membaca sampai selesai.

Saya sempat 'perang pikiran' dengan diri saya sendiri, manakala adik-adik SMA curhat tentang pacar mereka.

Di satu sisi, ada kecenderungan dalam diri saya untuk menerapkan prinsip bahwa segala bentuk hubungan asmara di luar nikah itu harus dihentikan.
Di sisi lain, ada 'standar' yang saya gunakan untuk menjadi 'tempat sampah remaja' yang baik. Masuk dulu ke dunianya, baru bawa mereka ke dunia kita.

Agak dilema ya? Hahahaha. Gapapa. Saya anggap itu proses belajar saya pribadi.

Kemudian, saya teringat dengan salah satu acara televisi, kalau gak salah Rumah Uya, yang ada ustadzahnya di bangku penonton. Kurang ingat siapa namanya (maklum, bukan peminat acara televisi) tapi saya suka dengan cara beliau menanggapi sesuatu.

Beliau pernah dimintai nasehat tentang hubungan asmara di luar nikah (pacaran, selingkuhan, dsb) dan saya terkesima dengan posisi beliau yang tetap stabil sebagai mediator. Sebagai orang 'luar'.

Dari apa yang saya saksikan saat itu, saya menangkap satu pelajaran penting.
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati.
Tapi jika tidak bisa mengobati, setidaknya jangan merusak.

Apa yang dimaksud ini merusak hubungan orang?
Bukan.
Yang saya maksud adalah merusak silaturrahim mereka. Merusak rasa kasih sayang antarsesama yang sudah terjalin. Merusak sesuatu yang memungkinkan dilanjut ke jenjang pernikahan.

Kalau bisa diarahkan untuk menikah, mengapa harus menghambat jalan orang menuju ibadah?

Sejak saat itu, saya merubah niat. Lebih tepatnya memperbarui niat.

Bahwa saya memang tidak pernah mendukung segala bentuk hubungan asmara di luar nikah.
Tapi itu bukan berarti saya boleh memaksakan prinsip saya, atau bahkan bersikap keras dan acuh tak acuh, kepada mereka yang tidak sependapat.

Dan saya pilih membantu meringankan problem mereka, setidaknya dengan mendengarkan keluh kesah mereka, meski tak punya solusi selain berdoa.
Bersama kesulitan ada kemudahan. Pegangan saya sepanjang waktu. Al-Insyirah ayat 6.
Saat mereka sedang menghadapi masalah, sebisa mungkin saya pilih menghadirkan kemudahan daripada menambah kesulitan mereka. Sejauh yang saya bisa.

Biar bagaimanapun, mereka masih belajar. Sama seperti saya.
Mereka hanya perlu disadarkan. Diarahkan. Dibimbing. Sama juga seperti saya.
Butuh waktu. Butuh proses.
Dan saya percaya, di dunia mereka, penyadaran dengan kasih sayang jauh lebih efektif daripada dengan pemaksaan. ;)
#iZzatQuote
-------
Ini screen shoot salah satu adik yang curhat mengapa pacarnya enggan menjawab saat ditanya siapa saja mantannya. Satunya dari snapgramnya dia, satunya dari DM Instagram saya.
Anda boleh tidak setuju dan saya akan selalu menghargai itu. ^_^



Tulisan ini pernah saya posting jadi status Facebook tanggal 13 April 2017 pukul 13:43 WIB. :)
Semoga ada ilmu baru dari posting ini yang membuat saya dan pembaca jadi lebih bijaksana menyikapi hidup. Terutama hidup para generasi muda. ^_^

Status Facebook 12-13 April 2017

Izzatush Shobihah
13 April pukul 5:25 · 

Biasanya sih, yang bertanggung jawab atau yang gak suka pamer kepintarannya gak bakal tersindir. 😉

__________

Izzatush Shobihah
12 April pukul 16:55 · Instagram · 

Kata mereka, gerakan tangan kanan conductor itu menyampaikan kode untuk tempo, sementara gerakan tangan kiri untuk dinamika.

Kali ini, di UTAC Indonesia, ada kesepakatan tak tertulis yang agak berbeda.

Saat keberpaduan suara pasukan tak perlu dikhawatirkan, kemudian dirigen 'membebastugaskan' tangan kirinya selama beberapa detik, ketahuilah, saat itu mungkin dia lelah. 😄

Lelah pada kenyataan bahwa belum ada tangan lain yang menggenggamnya, membersamainya di sisa usia. 
*sek, sek, iki mau bahas opo seh?*


_________

Selasa, 11 April 2017

Status Facebook 11 April 2017

Izzatush Shobihah membagikan kiriman Rijal Mumazziq Z.
11 April pukul 13:37 ·

Thank you. :*

https://www.facebook.com/penerbit.imtiyaz/videos/1286953444719622/

Rijal Mumazziq Z
10 April pukul 18:17 ·

Salah satu cirikhas NU adalah wawasan keagamaannya diimbangi dengan spirit kebangasaan yang kokoh. Sebuah corak keislaman genuine dan unik yang sulit ditemui di Negara Islam manapun di dunia.

Sikap inilah yang mengantarkan para aktifis NU tak bisa tinggal diam jika ada oknum-oknum yg ingin menjadikan Indonesia terpecah belah, walaupun "agenda pecah belah" dilakukan dengan mendompleng kegiatan dan semangat keislaman.

Mari bergabung dengan kami, Nahdlatul Ulama. Tak hanya menjamin keselamatan dunia-akhirat, NU juga menjamin keselamatan agama, bangsa dan Negara secara sekaligus.

(Kalimat kopipaste dari Mas W Eka Wahyudi)


_________

Instagram 11 April 2017 - 8 AM

kaktoes_izzah Cinta saya boleh gagal 
Tapi belajar saya harus berhasil
Karena sukses mengundang cinta yang berkelas 
#ReynaldyRioQuote

Caption by sesama pengguna arloji di tangan kanan, @reynaldy_rio 
Captured by sesama pejuang UTAC Indonesia, @nurul_lathifah_hakimah1797

_____________

Senin, 10 April 2017

Status Facebook 10 April 2017

Izzatush Shobihah memperbarui foto profilnya.
10 April pukul 7:59 · 

Mengapa bahagia?
Karena 'Mengapa tidak bahagia?' adalah pertanyaan yang perlu direhabilitasi. ;)
#iZzatQuote

Captured by Nurul Lathifatul Hakimah.
Tengkyu, Ikaaa...

__________

Izzatush Shobihah menambahkan 2 foto baru — bersama Akhmad Kanzul Fikri.
10 April pukul 7:55 · 

PERINGATAN!!!
Jangan daftar di Al-Aqobah kalau gak pingin jadi orang sukses mulia! ;)

Dulu saya pernah tugas jadi pembina bahasa Inggris di ponpes ini. Pertama kali saya masuk pondoknya, wuihhh, everyone was like "Kak Izzah tidur di kamar saya aja di Madinah (nama kamar)..." 
"Jangan laaah, Kak Izzah sama kita aja di kamar Libanon..." 
"Gak boleh, pokoknya Kak Izzah harus di Alexandria."
"Mbak-Mbak, ngalah dong sama adik-adiknya. Biar Kak Izzah tidurnya bareng kita-kita. Kairo masih luas loh."

Belum masuk pondok, udah ditawari keliling dunia. Wkwkwkwk... :D

Saya belum mengenal mereka, tapi mereka sangat antusias menyambut saya. Lebih tepatnya antusias menyambut program bahasa di pondoknya. ^_^

Tapi dari sini saya bisa mencentang satu hal penting.
Bahwa kekeluargaan yang dibangun dari awal adalah modal utama yang mendukung segala bentuk pendidikan, termasuk pendidikan karakter seperti budi luhur, tata krama, sopan santun. Apa lagi yang dicari orang tua selain kemuliaan akhlak dari anaknya? ;)

Dimana itu semua bisa diperoleh?
Al-Aqobah. Titik. ;)
__________

Status Facebook 8-9 April 2017

Izzatush Shobihah di Museum Islam Hasyim Asy'ari Tebuireng.
9 April pukul 17:00 · Instagram · 

Hanya yang tak punya muka yang suka cari muka.
#iZzatQuote

 📷 by @nurul_lathifah_hakimah1797


NB: Foto ini hasil dolan bareng Ika. Beberapa foto lain ada di catatan bawah.
___________

Izzatush Shobihah
8 April pukul 8:29 · Instagram · 

Bicara dengan punggung !
Sebab bicaramu tak berani dengan muka !
#SugaraQuote 😄😄

Ya udah, gapapa.
Biarkan mereka bicara di belakang kita, itu menunjukkan ukuran pemikiran mereka dan dimana posisi kita sebenarnya.
Mungkin dengan cara itu mereka bisa dapet makan.

Akan selalu ada orang-orang yang tak sejalan.
Komentar membangun, tampung!
Komentar merusak, gulung!
#iZzatQuote

Gak perlu buang energi untuk sering-sering menengok ke belakang.
Fokus menatap masa depan, tetap bekerja cerdas, dan ajak mereka ngopi saat kita meraih kesuksesan. 😉
------
Sesekali pake quotenya adek. 😁
Makaryo disik, Cah, gawe kulakan Swarovski. 💎

📷 by Mb Imey Lia

__________

All photos are captured by Nurul Lathifatul Hakimah.
Location: Kawasan Makam Gus Dur, Museum Islam Tebuireng