Senin, 10 Oktober 2016

Jalan-Jalan Bareng Willy 09/10/2016

Ini adalah momen kedua Willy naik kereta api. Dulu dia pernah naik kereta api kira-kira saat masih usia setahun, pas baru bisa jalan. Saat itu perjalanan ke Surabaya, jadi agak lama. Endingnya dia lari-lari deh dari ujung gerbong ke ujung yang lain. 

Sekarang diulang kembali. Cuma satu pos aja sih, dari stasiun Sembung ke Jombang Kota. Banyak yang berubah dari penampilan keretanya. Lebih cantik, lebih nyaman, sayangnya lebih mahal, hehehe. Gapapalah ya, harga membawa rupa.

Beli tiketnya tanggal 8 Oktober 2016, di stasiun Jombang, pulang kerja tuh. Dikira harganya Rp6.000,- per orang, dengan 'kortingan' 50% untuk balita. Tapi ternyata saya lupa bahwa sekarang sudah beda zaman. Harga tiketpun Rp10.000,- per orang dan bayi di atas 3 tahun tetap kena tarif penuh. Pulang pergi bisa keitung tuh Rp40.000,-. Ampun dah, udah berapa abad saya gak naik kereta ya? :D

Tapi gapapa, walaupun menurut hitungan emak-emak matre gini Rp40.000,- bisa buat beli beras 5 kg, tapi apa artinya beras 5 kg dibandingkan pengalaman si kecil naik kereta api pas matahari bersinar. *iya, dulu dia naik kereta pertama kali malam hari*

Dapat tiketnya sih tiket duduk, gerbong 3, seat 8D dan 8E. Tapi pas masuk stasiun Sembung, kita hampir ketinggalan kereta. Jadwalnya berangkat jam 08.23, kita nyampe stasiun jam 08.22. Alhasil, terburu-buru deh. Gak lihat kalau ternyata kita masuk gerbong 5. Padahal si Willy udah ketawa bahagia tuh dia bisa duduk di bangku penumpang, yang ternyata bukan bangku kita, hahaha. Mau pindah ke gerbong 4 terus ke gerbong 3, ternyata pintu antar gerbongnya ditutup. Waduh, ya udah, kita berdiri di dekat pintu masuk penumpang aja, sekalian lihat pemandangan alam. Gak dapat tempat duduk sih, tapi gak disangka ketemu teman SMA dulu yang dapat tiket berdiri mau ke Surabaya. Namanya Adin dan Mb Fitrotul. :D

Ini gambarnya Willy lihat pemandangan di sebelah kanan pintu masuk penumpang. ^_^

Nah, begitu sampai di stasiun Jombang, si kecil tak ajak duduk di peron. Istirahat bentar. Sempet hampir kehilangan sandal sih waktu habis dari kamar kecil, tapi alhamdulillah ketemu. Ternyata sandalnya ketinggalan di bawah bangku peron ini. :D


Gak lama setelah itu Willy langsung saya ajak keluar stasiun, walaupun kereta belum berangkat. Tujuan awalnya mau ngajak dia ke Kebon Rojo. Tapi mengingat kemarin itu hari Minggu, terpaksa deh gak jadi ke sana. Bisa-bisa Willy gak mau diajak pulang kalau udah naik gunungan 'piramida' Kebon Rojo. :D


Oke, diajak aja dia ke Makam Gus Dur. Langsung jalan ke timurnya stasiun Jombang, ambil angkot jurusan Cukir, berhenti di depan BRI/rumah makan Al-Jabar Tebuireng. 



Dari gang depan Al-Jabar, kita telusuri sampai masuk gerbang makam. Mampir dulu di salah satu standnya buat beli minyak nonalkohol. Biasanya dijual Rp10.000,- per botol. Di sini cukup Rp8.000,- per botol. Emaknya beli minyak, anaknya ngitung peci, hehehe. :)








Selesai kirim Al-Fatihah ke ahli kubur makam Tebuireng, langsung menuju ke Masjid Ulil Albab (MU) samping SMP Abdul Wahid Hasyim Tebuireng. Ini tumben-tumbenan loh Willy mau kiss pas difoto, tanpa diminta pula. Coba kalau ada sumur atau sumber air Tebuireng yang bisa diminum langsung kayak dulu, pingin tak basuh ke wajahnya si kecil. Harapannya sih semoga bercak di sebelah kedua matanya itu segera menghilang. Gak ilmiah memang, tapi gak ada salahnya ikhtiar dengan air yang didoakan orang banyak. :)





Di bawah ini gerbang belakang makam Tebuireng. Sekarang udah ada hiasan kaligrafi bambunya. :)




Dan ini tiket PP di atas tas Keroppi-nya Willy. :)


Di Masjid Ulil Albab, Willy sempet minta makan. Udah lapar mungkin dia. Tapi makanan belum habis, dia langsung lari-lari kejar-kejaran sama anak-anak yang lain. :)




Si Willy lari-lari di masjid, tapi takmirnya gak melarang. Apalagi pas dia pegang-pegang mic buat adzan. Kata takmir yang ngepel lantai masjid, "Biarkan saja, Bu. Ndak apa-apa. Biar hatinya ada di masjid. :) "
And suddenly I feel moved. Terharuuuu...



He checked sound before adzan. Wait, is it adzan or qiroat?


Pulang dari MU langsung naik angkot ke arah alun-alun Jombang. Nyampai alun-alun, emaknya lihat kuda, Willy lihat odong-odong. Naik deh dari jam 10an sampai menjelang dhuhur. Cuma Rp5.000,- per anak sekali naik. :D


Sempet nunggu lama sih di luar stasiun gara-gara gak boleh masuk sama petugasnya. Masih terlalu awal, masih banyak kereta katanya. Ya udah deh, kita nunggu di luar stasiun, di tempat duduknya itu. Begitu jam 12.30an kita masuk. Boleh, karena keretanya udah datang. Tapi masih nunggu lama, karena bersilangan dengan kereta Sri Tanjung dari arah barat. Ya udah, kita masuk deh ke gerbong 3. Begitu masuk, walah! Kosong. Cuma beberapa bangku aja yang ada 'penduduknya'. Nyari seat 7D dan 7E, juga kosong. *ya iyalah, kan sini yang pesan*

Bisa ditebak kan, gimana senengnya Willy? Bisa lompat-lompat tuh dia. :D










Nah, pas keretanya udah jalan, dia lebih suka ngelihat luar kereta. Begitu mau nyampe stasiun Sembung, dia awalnya gak mau diajak beranjak ke pintu keluar. Tapi akhirnya mau tanpa dipaksa, karena keretanya berhenti, hehehe. Setelah turun dari gerbong, keluar peron, dia masih lihat aja tuh keretanya. Begitu gerbang peron ditutup, keretanya udah jalan, dia malah minta masuk. Pingin naik kereta lagi. Hahahaha, sabar ya, Nak. Kapan-kapan kita jalan-jalan naik kereta lagi ya. :)

Alhamdulillah, gak lama setelah itu ibu jemput. Mau pulang juga deh akhirnya. :)

Sabtu, 08 Oktober 2016

Status FB 7-8 Oktober 2016

Izzatush Shobihah
8 Oktober pukul 9:14 · 

Menemukan typo (salah ketik) dalam sebuah cerita tertulis itu seperti makan nasi tapi yang dikunyah kerikil ATAU melihat kecelakaan motor tapi yang ditolong orang-orang bukan korbannya, melainkan sepeda motor dan dompetnya.
#iZzatQuote

That's an absobloodylutely terrible sin. -_-
Makanya para penulis fanfiction online sering minta maaf sambil membungkukkan diri ala penduduk Korea jika dalam karya mereka banyak typo bertebaran dimana-mana.
_______

Izzatush Shobihah
7 Oktober pukul 15:57 · 

Ketika "Rajin pangkal kaya" diganti "Rajin mangkal kaya", percayalah, Anda sedang hidup di tengah mereka yang jago menggigit.
Biasanya, yang jago menggigit juga jago menjilat.
#iZzatQuote
___________

Izzatush Shobihah
7 Oktober pukul 12:02 · 

Man jadda wajada. Orang akan mendapatkan apa yang sungguh-sungguh dia cari.
Jika kita mendapatkan pulpen, sangat mungkin itulah yang sangat kita cari.
Ketika kita mendapatkan jodoh, bisa jadi itulah yang sungguh-sungguh kita cari.

Sekali lagi, orang akan mendapatkan apa yang dia cari.
Hanya saja, yang perlu kita ingat, Allah bisa saja memberikan apa yang kita cari saat kita sudah tidak mencarinya lagi.
Termasuk juga, perasaan terhina setelah menyaksikan potongan video separuh-separuh itu.
Pernahkah kita menghina mereka yang memberi penghinaan kepada kita?

Mari introspeksi diri sendiri sebelum ekstrospeksi diri orang lain.

Denny Siregar
7 Oktober pukul 10:12 · 

ISLAM YANG SELALU MERASA TERHINA

"Kristen itu ajaran konyol !!"

Begitu kata Ahok beberapa waktu lalu dalam sebuah rapat bersama jajarannya.

Ahok mengkritisi dengan tepat perilaku manusia dalam agamanya yang menjadikan agama sebagai mie instan, "lu boleh buat dosa sebesar apa saja karena Kristus nanti akan mengampuni semua dan lu pasti masuk surga.."

Siapakah yang ribut ? Ya, yang mengaku beragama Islam.

Mereka langsung teriak gembira dan men-share video itu kemana saja dengan poin perkataan, 'Tuh kan, Ahok yang kristen aja bilang bahwa kristen ajaran yang konyol. Bukti bahwa Islam yang paling benar !"

Dan disambutlah takbir bersahut2an persis seperti di pasar ayam.

Yang beragama Kristen tampak tenang. Sebagian karena paham maksud dari ucapan Ahok, sebagian karena tidak mengerti ada apa. Tapi yang paling penting adalah mereka tidak merasa terhina ketika Ahok mengatakan "Kristen ajaran konyol.."

Aneh memang, yang ngomong orang Kristen, tentang ajaran Kristen, tapi yang ribut yang merasa Islam.

Dan ketika Ahok mengatakan, "jangan mau dibodohi dan dibohongi pake surat Al Maidah 51', ribut lagi lah mereka yang mengaku beragama Islam. Ahok dibilang melecehkan, mengolok2 bahkan menghina Alquran.

Ketika di jelaskan bahwa yang dimaksud Ahok adalah "orang yang mempolitisasi ayat di Alquran", mereka tetap meradang. Apapun penjelasannya mereka tetap tidak terima, yang penting Ahok sudah menghina.

Kenapa si pengaku umat Islam ini selalu merasa sedikit2 terhina ?

Karena bodoh, itu saja. Bodoh karena tidak paham agamanya sendiri tapi kebanggaan mereka berlebih. Baju agama mereka terlalu ketat, sehingga nafas mereka sesak.

Mereka menjadi paranoid, mudah dipolitisasi dan di doktrin. Karena mereka tidak mau mengkaji kitab suci, meski suka datang ke pengajian. Mudah terhasut dengan "kata si anu" karena malas membuka kitabnya sendiri.

Mungkin karena merasa mayoritas, sehingga sulit membuka cakrawalanya dengan bebas. Sulit melihat kesalahan di diri sendiri dan suka bergunjing kesalahan pada orang lain.

Ahok itu ujian mayoritas muslim dalam menghadapi politik di negeri ini. Apakah kita akan dewasa dalam beragama atau seperti kerbau dicocok hidungnya. Apakah kita selalu mau dipolitisasi oleh para penjual ayat ataukah kita bisa memisahkan mana ayat dan mana penjualnya..

Maka tidak heranlah jika kita berjumpa dengan Reza2 yang lain, Marwah2 yang lain, yang secara ukuran sosial dia rasional tapi dalam pengetahuan agama mereka masuk di kelas emosional.

Secangkir kopi kuhidangkan pagi ini, sambil menatap wajah negeriku sendiri, orang2 dalam agamaku sendiri, berasa sedih.

Perjuangan mencerdaskan saudara2ku seiman ini, jalannya masih sangat panjang dan berbatu...

www.dennysiregar.com
__________

Izzatush Shobihah bersama Fathimatuz Zahra dan 2 lainnya.
7 Oktober pukul 7:30 · 

Makasih banyak Mb Itat, Mb Faiq, Mb Ida, Ibu, Abah. Semoga jadi haji yang mabrur. ^_^
Lega bisa bertemu kalian semuanya sepulang dari Baitullah. :)
Almond dan air zamzamnya gak kepoto, udah masuk perut duluan. Itu kemarin sajadahnya langsung kepakai buat shalat maghrib dan masih bersemayam di musholla rumah. Insya Allah membawa manfaat dan barokah. :)


__________

Status FB 6 Oktober 2016

Izzatush Shobihah membagikan foto Nadirsyah Hosen.
6 Oktober pukul 14:49 · 

Bahkan Ibnu Rusydpun mengajarkan Bhinneka Tunggal Ika.



Nadirsyah Hosen
6 Oktober pukul 7:52 · 

Kejujuran menampilkan pendapat yang berbeda

Salah satu problem terbesar umat saat ini adalah anti dengan perbedaan. Perbedaan dianggap perpecahan. Itu karena kita menyikapinya sebagai pertentangan yang berlanjut pada pertarungan antar kelompok sampai perebutan kursi politik. Maka atas nama Islam banyak yang terjebak pada fanatisme kelompok. Retorikanya saja berjuang atas nama Islam, padahal yang mereka bela adalah pemahaman kelompoknya sendiri.

Belakangan banyak yang gerah dengan sejumlah tulisan saya karena dianggap selalu membahas pendapat yang tidak mainstream. Seolah menyebutkan pendapat di luar mayoritas itu menjadi anacaman. Seolah menyebutkan ada pendapat lain dari yang selama ini dipahami orang kebanyakan akan meresahkan. Seolah pendapat jumhur ulama, mayoritas ormas Islam atau pandangan mainstream itu pasti benar. Seolah pendapat yang memicu kontroversi itu pasti keliru.

Bagi mereka yang meniatkannya untuk belajar, maka mendengar atau membaca adanya pendapat yang berbeda dengan yang selama ini diketahuinya akan penasaran dan segera membaca kembali berbagai kitab rujukan. Bagi yang tidak mau lagi belajar, maka dengan mudah semua pendapat yang baru dia dengar dan berbeda dari apa yang dia pahami selama ini, dicap sebagai omongannya JIL, Syi'ah, atau bahkan ditanya: "anda muslim bukan? Atau "anda dibayar berapa?"

Kondisi ini jelas berbeda dengan masa keemasan Islam dahulu dimana semua pendapat didiskusikan dengan baik dan mendalam. Pelabelan hanya akan membuat diskusi terhenti. Datangkan saja argumen atau rujukan lain karena bagi para ulama klasik: "pendapat saya benar tapi bisa jadi mengandung kemungkinan salah, semenatara pendapat anda itu saya anggap keliru, tapi bisa jadi mengandung kebenaran yang belum saya pahami".

Ini saya hadirkan contoh dari kitab klasik Bidayatul Mujtahid karya Ibn Rusyd. Dari gambar yang saya sajikan terlihat bagaimana Ibn Rusyd ketika membahas persoalan syarat sah jamaah dalam shalat Jum'at itu berapa orang, beliau menyantumkan semua pendapat, termasuk yang tedengar aneh sekalipun. Ada yang bilang satu makmum saja cukup, ada yang bilang dua makmum, ada yang bilang 3, lantas disebutkan juga pendapat yang bilang 30 dan pendapat yang umum dipahami kita, yaitu minimal 40.

Apa manfaatnya mengetahui perbedaan di atas? Untuk kondisi tertentu dimana Muslim menjadi minoritas, mereka tetap bisa menjalankan shalat Jum'at meski jumlah jamaah tidak mencapai 40 karena para ulama klasik tetap mencantumkan pendapat yang berbeda itu. Sekarang bayangkan betapa sulitnya kita kalau para ulama dulu 'menyembunyikan' pendapat yang berbeda itu dari ruang publik.

Kejujuran ilmiah ini penting untuk kita teruskan. Sebutkan kalau ada pendapat yang lain dalam masalah itu. Agar umat ini secerdas umat jaman dulu, setoleran ulama di masa kejayaan Islam, dan terus mau belajar seperti dicontohkan para ulama klasik.

Kalau kita terbiasa dengan keragaman pendapat maka kita tidak akan kaget, ngeyel, atau dengan mudahnya melabeli orang lain. Persis dengan wajarnya kita melihat pilihan menu makanan yang berbeda di warung padang, warteg atau fast food. Semua punya hak memilih. Selera boleh berbeda, pilihan boleh tak sama, namun kita tetap umat yang satu. Mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dijalankan, bukan?

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Yang sudah 11 tahun jadi Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand, dan sayangnya masih terus diminta untuk periode dua tahun ke depan. Khuz bi yadi ya Rasul....
___________

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
6 Oktober pukul 12:40 · 

Membela tanah air dari penjajah. Ingat! DARI PENJAJAH! Siapapun itu. Selamat hari santri nasional. :)
________

Izzatush Shobihah
6 Oktober pukul 7:36 · 

"Budi jalan-jalan setiap 20 hari sekali. Anton jalan-jalan setiap 30 hari sekali. Tanggal 15 September 2016 mereka jalan-jalan bersama. Pada tanggal berapa mereka berenang untuk yang kedua kalinya?"

Kalau udah baca soal kayak gini, kayaknya kata 'berenang' sekalian diganti 'menikah' aja kali ya?
____________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
6 Oktober pukul 7:30 · 

5 tahun yang lalu
Lihat Kenangan Anda

Izzatush Shobihah
6 Oktober 2011 · Leipzig-Knauthain, Sachsen, Jerman · 

Sepupuku yang asli konyol 114 karat mengambil makanan, mengunyahnya kemudian bertanya kepada sang ibu sambil menunjuk makanan yang ada di dalam mulutnya, "Bu, ini boleh ku telan?"

Dan barangkali si ibu harus minum aspirin....
________

Rabu, 05 Oktober 2016

Status FB 5 Oktober 2016

Izzatush Shobihah
5 Oktober pukul 14:54 ·

Di luar sana, akan ada satu-dua orang yang tidak peduli pada seberapa panjang gelar akademikmu, seberapa besar nominal gajimu, seberapa tinggi derajat kebangsawananmu, atau seberapa banyak jumlah kotak di perutmu.
Yang mereka pedulikan hanya ada tidaknya 'Muhammad' dalam karakter, ucapan, dan tindak tandukmu.

Dan bisa jadi, satu-dua orang itulah calon mertuamu, yang tanpa mereka Allah mungkin takkan pernah menakdirkanmu menikah selamanya.
#iZzatQuote
__________

Izzatush Shobihah
5 Oktober pukul 9:05 · 

Tidak semua orang butuh pemberian mahal dari kita.
Ada kalanya mereka lebih suka diberi sesuatu yang banyak.
Alasannya sederhana, agar bisa berbagi dengan lebih banyak orang.

Barangkali tubuh kita juga begitu. Olahraganya tidak perlu mahal, yang penting banyak (sering/rutin).
#iZzatQuote
------
Untuk sementara ambil rest dulu. Lutut habis berantem sama batu beton pas nahan motor di jalanan licin, hehehe. 
I will miss you '2-4 rounds'. ^_^


Selasa, 04 Oktober 2016

Status FB 3-4 Oktober 2016

Izzatush Shobihah
4 Oktober pukul 12:44 · 

Jika masih seperti ini, suatu hari di suatu kaum nanti, pacaran akan menjadi syarat sah nikah. -_-
#iZzatQuote
_________

Izzatush Shobihah
4 Oktober pukul 10:55 · 

Hihihi, masih nemu loh yang kayak ginian.

[Peringatan: Ini hasil pengamatan mata telanjang Izzatush. Yang gak suka tulisan panjang atau gak suka yang telanjang-telanjang, abaikan!]

Saat si anak jatuh setelah berlarian, si ibu tidak mendekati si anak sambil jongkok, tertawa, mengajaknya bangun, lalu kembali berlari.
Dia justru langsung menggendongnya, memukul tanahnya yang dianggap membawa sial, lalu "Cup, cup, cup, sayang. Kodoknya udah lari."

Saat si anak naik-naik sofa atau jok motor lalu berdiri tanpa pegangan apa-apa, si ibu langsung meraihnya sebelum sang anak sempat melompat. 
Bukannya membimbing si kecil untuk bisa melompat dengan aman, si ibu justru memberondongnya dengan alasan, "Hayo, turun gak! Sukanya bikin orang tua ketar-ketir! Wong dieman-eman kok malah bahayain diri sendiri. Nanti kalau jatuh gimana?"

Sadarkah kita? Dengan sederetan sikap ini kita sudah mengajari hal-hal mengerikan kepada si kecil.

Pertama, jatuh (gagal) itu gak boleh. *harusnya sukses juga gak boleh ya, biar fair, hehehe*
Kedua, kalau gagal, salahkan pihak lain.
Ketiga, ini cukup aneh, untuk mendapat hiburan, berbohonglah! *Apa hubungannya coba, menenangkan bayi dengan kodok yang bahkan gak ada di lokasi jatuh, tapi justru 'divonis' udah lari? -_- *

Dunia anak itu dunia penuh kesenangan.
Selama tidak mengganggu kesehatannya, dalam dosis tertentu, anak juga butuh jatuh, mengalami kegagalan, berada di dalam ancaman, dan merasakan tekanan.
Dan percaya atau tidak, di usianya yang dini, anak-anak menganggap itu semua adalah sesuatu yang baru dan menyenangkan untuk dipelajari.
Setidaknya sampai kita memberikan sugesti bahwa ujian itu harus dihindari, bukan dihadapi. Disingkirkan, bukan diselesaikan. 
#iZzatQuote
_________

Izzatush Shobihah
4 Oktober pukul 0:53 · 

Apakah cuma saya yang pernah diinbox siswa-siswi luar negeri karena mereka diberi tugas gurunya untuk chatting dengan netizen asing?
#iToezAsks

Barangkali saya 'digeruduk' kawan-kawan dari India, Perancis, dan Pakistan ini sebagai akibat jangka panjang karena dulu saya sering chatting dengan user Facebook dari Tiongkok (sebelum Facebook diblokir di sana) dan Australia dengan tujuan iseng. Hihihi...

Karena itu, Kisanak, belajarlah dari kesalahan saya. Jangan lakukan kesalahan yang sama. *ya iyalah, kreatif dikit napa!*

Isengmu bisa jadi awal karmamu. Dan karma itu seperti jodoh. Gak bakal kemana.
#iZzatQuote
_______

Izzatush Shobihah
3 Oktober pukul 11:23 · 

Kira-kira nih ye Bang, mana yang lebih baik: melanjutkan debat melawan orang gila karena yakin menang atau meninggalkan debat itu dengan resiko dianggap bodoh gak berilmu?
#iToezAsks

*habis dicurhati*
____________

Status FB 2 Oktober 2016

Izzatush Shobihah
2 Oktober pukul 18:14 · 

Ini yang bikin khawatir. Apalagi pas lihat si kecil yang masih berusia 3 tahun sedang belajar mengeja kata DOMBA dengan ucapan di-ou-em-bi-a. Kok campuran? Bisa jadi ini karena video yang dia tonton kebanyakan berbahasa asing.

Kalau dulu, dengan tujuan tertentu, sebagian guru saya 'mengutamakan' percakapan dengan bahasa asing (Arab, Inggris, Korea), dan sampai sekarang belum bisa hilang, mulai sekarang saya harus memastikan anak saya menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta bahasa Jawa yang lebih krama.
Bukankah bahasa ibu harusnya lebih utama dari bahasa tetangga, walau sama-sama pentingnya?

Bila belum bisa menginternasionalkan Bahasa Indonesia, setidaknya sadarkan diri sendiri bahwa bahasa daerah dan Bahasa Indonesia adalah 'nasi', sementara bahasa asing adalah 'lauk'.
#iZzatQuote

Sumanto Al Qurtuby
26 September pukul 20:47 · 

Antara "Abi-Umi" dan "Papa-Mama"

Iseng tapi serius, serius tapi iseng saya bertanya ke murid-murid Saudi-ku tentang kata apa yang sering mereka pakai untuk memanggil bapak-ibu mereka. Menurut mereka, untuk masyarakat urban / kota di Saudi dan Arab Teluk, khususnya kalangan muda dan anak-anak, yang umum digunakan adalah "papa" (Arabic: "ba-ba") untuk "ayah" dan "mama" (Arabic: ma-ma) untuk ibu. Sementara bagi yang tua-tua, mereka menggunakan kata "abi" (untuk ayah) dan "umi" (untuk ibu). Memang dalam berbagai iklan di TV, kata "papa-mama" yang sering diucapkan ketimbang abi-umi.

Beberapa murid-muridku bahkan menjelaskan kalau kata "abi-umi" sudah mulai kedaluarsa dan ditinggalkan karena dianggap "kurang trendi" dan "kurang modern". Bagi sebagian dari mereka kata "papa-mama" dipandang lebih modern dan "menginternasional".

Sebagai dampak dari globalisasi, modernisasi, internetisasi dan sasi-sasi yang lain, memang banyak sekali bermunculan kosakata-kosakata Arab baru yang merupakan hasil dari proses "Arabisasi" atas sejumlah bahasa asing, khususnya Inggris. Karena didukung oleh media yang superkuat dan "kapitalisme global" yang menggurita, Bahasa Inggris memang telah memakan banyak korban di berbagai negara.

Bahasa Inggris bukan hanya "mencaplok" Bahasa Arab tetapi juga bahasa-bahasa lokal lain, termasuk Bahasa Indonesia. Ibaratnya, Bahasa Inggris itu seperti "Transnational Cooperation" (TNC), sementara bahasa-bahasa lain itu seperti "home industry" yang susah untuk berkembangbiak dan berkompetisi karena berbagai keterbatasan.

Sejak beberapa dekade lalu, Bahasa Inggris telah mengepung Arab Teluk sehingga membuat Bahasa Arab terpaksa (atau dipaksa) beradaptasi. Realitas ini telah menyebabkan munculnya berbagai kosakata baru dalam Bahasa Arab modern di satu sisi. Sementara di pihak lain, dengan maraknya Bahasa Arab modern yang dipakai di berbagai media, ruang-ruang publik, dan instistusi pemerintah dan non-pemerintah ini telah mengakibatkan punahnya Bahasa Arab klasik (fushah) dalam memori masyarakat Arab, termasuk Saudi.

Meluasnya penggunaan "papa-mama" ketimbang "abi-umi" hanyalah contoh kecil dari proses "pengglobalan" Bahasa Arab kotemporer yang oleh mereka dipandang lebih "modern" dan "gaul". Fenomena ini sepertinya bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Indonesia, dimana penyebutan "abi-umi" oleh sebagian kelompok Muslim dipandang "lebih Islami" atau "lebih religius" sedangkan panggilan "papa-mama" dianggap "lebih sekuler" atau "tidak Islami". Di Saudi, kalaupun ada yang memanggil "abi-umi" ya biasa saja hanya sebuah panggilan, tidak ada sangkut-pautnya dengan religiusitas seseorang, sebagaimana kita memanggil ayah-ibu kita dengan "bapake" atau "simboke".

Jabal Dhahran, Arabia
_________

Izzatush Shobihah
2 Oktober pukul 17:20 · 

Ta'aruf itu bikin kesepakatan. Tentang apa? Tentang apapun.

Contohnya, sepakat kalau ada masalah diselesaikan malam itu juga sebisa mungkin tanpa melibatkan orang lain.

Sepakat si istri boleh kerja kalau si anak udah masuk pesantren.

Sepakat tentang alokasi penghasilan dipakai untuk apa aja. Banyak pilihannya: pakai 30-30-30-10 (30% untuk kebutuhan harian, 30% untuk kebutuhan bulanan, 30% untuk kebutuhan tahunan, 10% untuk sedekah), pakai 20-20-50-10 (20% untuk orang tua suami, 20% untuk orang tua istri, 50% untuk kebutuhan sekarang, 10% untuk pengeluaran tak terduga), atau pakai 25-30-20-15-5-5 (25% untuk kebutuhan anak, 30% untuk kebutuhan rumah tangga, 20% untuk kebutuhan suami istri, 15% untuk investasi, 5% untuk aktualisasi diri/kursus/beli buku, 5% untuk bersosialisasi). Banyak alternatifnya.

Juga sepakat bila ada yang terbukti selingkuh, gula dalam kopi boleh diganti dengan sianida.

Ta'aruf itu yang penting sepakat, agar siap membangun keluarga sakinah.
#iZzatQuote
_________

Status FB 1 Oktober 2016

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
1 Oktober pukul 18:57 · 

Selamat tahun baru 1 Muharram 1438 H. Wish you a blessing Hijriyah new year. :)
__________

Izzatush Shobihah
1 Oktober pukul 18:37 · 

Hidup harus positif. Tindakan positif. Ucapan positif. Pikiran juga positif. Misal:

"Ma, aku nikah lagi."
"Lho, kok gak bilang-bilang, Pa?"
"Nanti Mama marah..."
"Kalau Papa bilang kan Mama bisa bantu-bantu, Pa. Mana ndadak banget lagi. Mama kan jadi sungkan gak ngasih apa-apa. Trus sekarang dia tinggal dimana?"
"Di pinggir sungai, gubuk yang ada warungnya itu loh, Ma."
"Ya Allah, Papa kok tega sih biarin istri muda tinggal di tempat kumuh gitu? Kalau Mama dapet rumah sama mobil, dia mestinya juga dapet dong. Papa harus adil, gak boleh pilih kasih kayak gitu."
"Jadi, Mama gak marah?"
"Ngapain sih Mama marah? Nikah kan ibadah, Pa. Udah, ayo Mama temenin ke show room. Cari mobil buat dia. Mama kan dapet Alphard dari Papa. Kalau dia dapet Harrier, dia marah gak ya? Ah, nanti Papa yang milih deh. Mama temenin bayar aja."

Sekali lagi, hidup itu harus positif. Jadi, apa salahnya dicoba?
Positif aja, siapa tau istri nanggepinnya positif juga. Ya nggak? ;)
_________

Izzatush Shobihah menambahkan 5 foto baru — bersama Izzah Ling dan Zulaikha Indra Rukmana.
1 Oktober pukul 7:44 · 

Jadi, ceritanya gini. *lagi-lagi*
Si suami, Bang Mada, langsung ngibrit ambil wudhu keburu waktu shalat habis. Si Indra yang lagi nyari sandal kebingungan gara-gara suaminya gak ada di tempat semula. Bisa ditebak kan endingnya?

Ini adalah kejadian yang kesekian kalinya saya ditanya, "Mbak, suamiku dimana?" -_-
Should I build a husband bank?
*eh, bank suami itu bahasa Inggrisnya apa sih?*

Happy wedding, Zulaikha Indra Rukmana. Semoga sebulan ta'aruf yang dimulai 31 Agustus 2016 dan dikukuhkan 30 September 2016 bisa menjadi awal menuju keluarga sakinah mawaddah wa rahmah seumur hidup. ^_^







__________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
1 Oktober pukul 7:23 · 

5 tahun yang lalu
Lihat Kenangan Anda

Izzatush Shobihah
1 Oktober 2011 · Jombang · 

Boleh tersandung tapi gak boleh jatuh; boleh jatuh tapi gak boleh cinta; boleh cinta asal berani njamin akan berumah tangga dengannya, bukan dengan orang lain..
-rumus sebelum nikah-
Cukup dogmatis, tapi perlu dicoba!
_________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
1 Oktober pukul 7:22 · 

Eh, beneran ada ya mantra hepaticus reparo? *yang diinget cuma oculus reparo*

5 tahun yang lalu
Lihat Kenangan Anda

Yuslam Fahmi Ahmad di dalam pikiran yang ruwet.
1 Oktober 2011 · 

dalam dunia Harry Potter ada mantra penyembuhnya: Hepaticus Reparo, hehehe..
Tapi kalo dalam Islam cukup ingat:
- La tahzan innallaha ma'ana (jangan takut sesungguhnya Allah bersama kita)
- Inna ma'al 'usri yusron (sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan)
- Laa yukallifullahu nafsan illaa wus'aha (Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambaNya melebihi kapasitasnya)
- La haula wa laa quwwata illa billah (Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dari Allah)..
So, keep smile aja..^^

*komen mbak Izzatush Shobihah...
(ternyata q masih "hijau")

Jumat, 30 September 2016

Status FB 28-30 September 2016

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
30 September pukul 12:44 · 

"위풍도 당당하지 뼛속부터, 넌 원래 멋졌어 - You're majestic and strong, you're always cool." Soo Young SoNyeoSiDae :)
__________
Izzatush Shobihah membagikan kiriman Fikri Yanda Bey.
30 September pukul 10:32 · 

Gerwani: Gerakan Wanita Nagihi Suami?
*ngelirik dompet, saatnya nagih*

Fikri Yanda Bey
30 September pukul 9:03 · 

Kalian Para Lelaki, Carilah Istri yang Berkarakter Gerwani

Oleh Ndari Sudjianto
30 September 2016

"Ini artinya, ada celah untuk para lelaki beristrikan Gerwani yang ingin menikah lagi."

Dari film Pengkhianatan G-30 S-PKI yang saya tonton waktu kecil, saya mengenal Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia. Di tontonan propaganda itu, saya percaya bahwa Gerwani adalah perempuan laknat, maniak seks, dan suka menyiksa laki-laki. Gerwani bahkan tega memperkosa Piere Tendean yang tampan, yang membuat penggemar boyband Korea dan ganteng-ganteng serigala lupa idolanya, yang gagah rupawan, yang mirip Mas Agus Harimurti, Cagub Jakarta yang pensiun dini dari TNI itu.

Saya masih ingat adegan seorang perempuan yang disinyalir Gerwani sedang mengambil silet yang terselip di dinding anyaman bambu lalu menyayat muka lelaki di hadapannya, dia berkata “Darah itu merah, Jenderal.” Sejak itu, saya menilai Gerwani sebagai organisasi perempuan keji.

Kata Gerwani semakin mengalami peyorasi di pikiran saya ketika sekolah dasar. Sewaktu saya menampar teman laki-laki, dia mengolok-olok dengan sebutan Gerwani. Padahal mereka yang salah. Siapa suruh memasang kaca di atas sepatu demi melihat cawat teman perempuan. Entah merah, biru, nila, atau ungu, harusnya mereka tak perlu tahu.

Tapi ejekan Gerwani yang saya terima jelas menghantam sanubari. Saya takut dan was-was kelak tak ada laki-laki yang memperistri seorang perempuan karena dianggap sejahat Gerwani.

Waktu lantas terus berlalu. Ketakutan dan ke-was-was-an saya akan ketidaklakuan perempuan yang dianggap Gerwani semakin hari semakin luntur.

Menginjak bangku kuliahan, bahan bacaan saya kian beragam. Beruntung ngampus setelah era reformasi, akses informasi tentang 65 terbuka luas. Saya jadi tahu, Gerwani tak seburuk yang saya sangka. Mencermati sosok mereka, saya justru menilai para anggota Gerwani mendekati ideal sebagai sosok seorang istri. Saya tak bercanda soal hal ini. Saya punya beberapa alasan yang ampuh dan mumpuni mengapa anggota Gerwani adalah sosok ideal seorang istri.

Cerdas dan Melek Informasi

Kata orang, di balik kesuksesan laki-laki, ada istri yang hebat yang selalu mendampingi. Pasangan hebat biasanya cerdas dan berpandangan ke depan. Tentu saja, istri yang hebat bisa dimintai pendapat.

Kriteria perempuan cerdas ada di sosok Gerwani. Mereka mempunyai agenda besar memberantas buta huruf dan memberikan pendidikan bagi perempuan miskin seperti buruh dan petani.

Dari sini kita lihat, anggota Gerwani tentu sangat layak untuk memenuhi kriteria sebagai istri yang hebat. Bila perempuan zaman sekarang ahli membentuk alis yang presisi, para anggota Gerwani piawai memberi solusi. Maka, inilah jaminan terhebat demi kesuksesan suami yang meningkat pesat.

Berjiwa Sosial dan Rela Berkorban

Anggota Gerwani dituntut peduli dengan keadaan sekitar. Di desa-desa, Gerwani memperjuangkan kaum tani seperti hak atas tanah, pembagian hasil panen, penetapan harga panen, dan lain sebagainya. Polemik sosial hingga sandang pangan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi program Gerwani. Bahkan saat pembebasan Irian Barat, Gerwani juga ikut mengirimkan anggotanya untuk menjadi sukarelawan.

Karenanya, sebagai seorang istri, Gerwani tentu lebih perhatian. Orang lain saja disayang, apalagi suami sendiri. Hal ini tentu punya efek yang sangat besar: Para lelaki tak akan diabaikan gara-gara sinetron Uttaran.

Mau Hidup Susah

Berjiwa sosial, sering masuk keluar pelosok kampung mengajar rakyat dan mengadvokasi buruh tani, artinya Gerwani mau diajak hidup susah. Layaknya petugas SPBU, mereka bersedia memulai hidup dari nol. Dengannya, suami akan bersama-sama meniti rumah tangga dari tak punya apa-apa hingga bisa kaya raya.

Laki-laki tak akan was-was istrinya tergoda pria lain yang mengiming-imingi tas Hermes atau sepatu Louboutin. Tas kresek atau sandal jempit tak masalah, asal tetap setia.

Tak Benar-Benar Menentang Poligami

Ini poin yang terpenting. Banyak yang mencatat bahwa Gerwani menentang poligami. Tapi saya rasa itu sekadar retorika saja, masih bisa diperdebatkan. Terbukti saat Soekarno poligami, Gerwani tak menentangnya. Ini artinya, ada celah untuk para lelaki beristrikan Gerwani yang ingin menikah lagi.

Kata Pramoedya, semua lelaki memang kucing berlagak kelinci. Sebagai kelinci dimakannya semua daun, sebagai kucing dimakannya semua daging. Meski sudah beristri, banyak laki-laki yang ingin nambah lagi.

Kalau istri menentang, pintar-pintarlah merayu. Meski Gerwani, semua perempuan pasti suka dirayu.

Nah, itulah poin-poin karakter Gerwani yang seharusnya bisa dipertimbangkan masak-masak oleh para lelaki dalam mencari istri. Karakter yang hebat dan unggul, namun sudah mulai langka dan sukar ditemui, terlebih di jaman yang serba materialistis seperti sekarang ini.

So, Wahai kalian para lelaki, jika kalian mencari istri yang sebenar-benarnya istri, maka carilah yang berkarakter Gerwani, percayalah, ia bisa jauh lebih menyenangkan dan menentramkan ketimbang wanita berkarakter Syahrini.

Edisi memgenang #Tragedi1965 #RekonstruksiSejarah1965

http://mojok.co/2016/09/istri-berkarakter-gerwani/


_______

Izzatush Shobihah
30 September pukul 9:44 · 

Ini aku yang gak ngelihat atau emang gak ada orang yang masang bendera setengah tiang ya?
Ini 30 September kan?
#iToezAsks
_________

Izzatush Shobihah bersama Arinal Haq dan 5 lainnya.
30 September pukul 7:43 · 

Seminggu kemarin sempet nyicil tesis dikit-dikit. Kebetulan jadwalnya bikin 'halaman kecil' semacam kata pengantar, daftar isi, halaman pengesahan, dsb.

Tibalah saatnya menulis halaman persembahan. Karena di buku panduan tesisnya ada 'peringatan' bahwa ucapan terima kasih kepada orang tua dan pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan tesis diletakkan di halaman kata pengantar, maka halaman persembahan jadi 'kosong'.

Dan inilah rencana halaman persembahan (yang semoga paragraf terakhirnya batal dicantumkan) itu. ^_^


_________

Izzatush Shobihah membagikan fotonya.
29 September pukul 16:21 · 

Dulu sempet tanya tentang cara 'melihat' foto yang cenderung dipandang selengekan sekaligus termahal ini. Jawabannya beragam. Mulai dari komposisi perspektif dan geometris, konspirasi marketing, investasi bisnis, kebetulan kosmis (karena di pameran situ ada yang berani bayar mahal dan jadi sensasi), money laundry, hingga jawaban "Terserah abang yang beli, Dek!".

Tapi ada dua komentar yang paling touching yang berhasil membuat saya 'terbangun'. Bisa dicek di kolom komentar foto tersebut.

Pertama, Komentarnya Master Agung Zon Blade, 
"seni fotografi dan editing yang hasilnya sangat natural paling sadis di dunia,
tempat itu gapernah sepi (selalu ada orang jogging) , dan juga dikelilingi oleh gedung dan beberapa gunung, tempat itu bernama Rhein , ini salah satu foto yang mirip, namun masih aslinya.. 
foto diambil dari rp-online...

mungkin pembeli sangat menikmati dan mengapresiasi pemandangan pararel dimana tidak ada pabrik disana.."

Kedua, komentarnya Master Cahya Pratama, 
"setuju sekali. sama halnya ketika ada orang yang berhasil memotret sudut Jakarta yang sangat "damai" padahal seharusnya "heboh". Kita yang lihat jadi, "Ha? Jakarta? Seriusan??""

Thank you, Masters, for sharing your knowledge and experience with me.
Bahwa keindahan termewah hadir dari sesuatu yang sederhana. ^_^
#iZzatQuote


Izzatush Shobihah‎ ke KOMUNITAS FOTOGRAFI INDONESIA
27 Juni 2016 · 

Mohon maaf, master seni fotografi, mau tanya sebentar. Ada yang bersedia menjelaskan, nilai seni dari foto termahal di dunia, Rhein II, ini dilihat dari sisi manakah? Apakah dari garis horizontal hijau yang tepat berada di tengah foto? Apakah dari simetri putarnya? Atau ada sudut pandang lain?
Terima kasih sebelumnya. Salam, penikmat fotografi, Jombang. :)

Sumber gambar: wikipedia.org
_________

Izzatush Shobihah
29 September pukul 10:43 · 

"Ada pepatah di kawasan Asia Pasifik kami, yang mengatakan, 'Ketika seseorang menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri. Terima Kasih.'"
-Nara Masista Rakhmatia, diplomat muda Indonesia di Sidang Umum PBB 2016-

https://www.youtube.com/watch?v=HQvOgkofkC0
------
Sepertinya bisa dipahami mengapa bahu Mbak Nara berkali-kali naik turun setiap menarik nafas ketika menjawab ucapan orang-orang(an) itu. 
Apa mereka belum baca berita bahwa fokus bom Sarinah ada pada '#kaminaksir'nya, bukan pada terorisnya?
_________

Izzatush Shobihah
29 September pukul 8:00 · 

Duh, Gustiiiii...
Pagi-pagi download speed cuma 9,24 itu mmm... mirip pengantin baru yang encok di malam pertama. -_-
#iZzatQuote

*semoga pak bos gak baca*


__________

Izzatush Shobihah
28 September pukul 7:45 · Twitter · 

Suatu saat nanti, yang berani karena benar akan mengalahkan yang berani karena bayar.
#iZzatQuote
__________

Selasa, 27 September 2016

Status FB 27 September 2016

Izzatush Shobihah memperbarui foto sampulnya.
27 September pukul 16:15 ·  

Di luar sana, ada yang tidak peduli berapa gajimu atau apa jabatanmu. Dia hanya peduli pada masa depanmu. Juga masa depan bangsamu.
#iZzatQuote
-------
Judul status: Penerbit dan percetakan
Judul foto: Semoga ^_^


_________

Izzatush Shobihah membagikan sebuah kenangan.
27 September pukul 07:24 · 

Jadi, tanggal 25 kemarin tuh posisi akhirnya sama dengan hasil tahun lalu?
Gapapa, yang penting prosesnya jauh lebih baik.

*mrinding lihat kondisi ban belakang motor si Rossi di lap akhir GP Aragon kemarin*

1 Tahun Yang Lalu
Lihat Kenangan Anda

Izzatush Shobihah
27 September 2015 · 

Prestasi itu sama halnya dengan pengantin baru: yang penting prosesnya, bukan posisi akhirnya.

*gapapa VR46 dapat podium 3, udah main bagus dia di Aragon tadi*
___________

Senin, 26 September 2016

Status FB 24-26 September 2016


Izzatush Shobihah
26 September pukul 13:27 ·

Yakin nih rezeki anak 'nunut' ke rezeki orang tua?
Coba, yang pernah bilang kayak gini tapi belanjanya pakai uang lebaran anak, apa kabar? -_-
#iZzatQuote
_________

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
24 September pukul 13:24 ·

I know I'm in your sight. Reading whatever I write. Being silent reader is your obsession, right?
________

Izzatush Shobihah
24 September pukul 9:35 ·

"It's not about the size. It's all about the duration. Ukuran tidak penting, yang penting durasi."
Dhawuh Gus Dawam, tentang dzikir dan penafkahan keluarga.
______

Jumat, 23 September 2016

Status FB 23 September 2016

Izzatush Shobihah
23 September pukul 14:21 · 

Mending mana, ukurannya kecil tapi isinya penuh atau besar tapi isinya jarang?
*tengok masjid dan musholla*
___________

Izzatush Shobihah membagikan foto Classic FM.
23 September pukul 14:18 · 

Jadi, selama ini yang eike tulis di paranada itu tanda pagarnya ponsel, bukan tanda kromatik gitu ciiin?
Aaawww...

Ya gini nih kalau belajarnya masih setengah-setengah. -_-



Classic FM
17 September pukul 22:50 · 

Good to know...

Status FB 21-22 September 2016

Izzatush Shobihah
22 September pukul 16:23 · 

Ada tiga lubang yang kuncinya hanya dimiliki oleh orang sukses. 
Pertama, lubang brankas bank.
Kedua, lubang pintu masjid.
Ketiga, lubang berjalan.
#iZzatQuote
-------
#iZzatQuote adalah kutipan milik Izzatush Shobihah, seorang penderita tripofobia yang takut saat melihat lubang-lubang kecil yang memiliki pola berulang.
________

Izzatush Shobihah memperbarui foto sampulnya.
21 September pukul 14:30 · 

Memorizing... Dan setelah 15 tahun gak ketemu sejak keluar dari ruang wisuda di Hotel Satelit dulu, akhirnya ketemu lagi sama sahabat MI Ny. Hj. Ashfiyah Surabaya. Iya, untuk sementara ketemunya di dunia maya.

Welcome back, my old friends. ^_^
Bantu ngetag ya, Sodara-Sodara. :)


Selasa, 20 September 2016

Status FB 19-20 September 2016

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
20 September pukul 16:09 ·

Allah's servant. Muhammad's adherent. Willy's parent.
_________

Izzatush Shobihah bersama Suszie Chung dan 4 lainnya.
20 September pukul 15:18 ·

Rezeki orang yang udah nikah emang melimpah.
Nih, rezeki manten baru, Mb YulvieAne, sampai 'nyiprat' ke kantor sebanyak ini. Insya Allah cukup untuk menghidupi anak kos sampai akhir bulan. Makasih Mbak Yupi. ^_^
Masih gak percaya orang yang udah nikah dicukupkan rezekinya oleh Allah? ;)
#iToezAsks

___________

Izzatush Shobihah
20 September pukul 13:20 · 

Cantik itu ejaannya bukan M-A-K-E-U-P.
#iZzatQuote
_______

Izzatush Shobihah memperbarui foto profilnya.
19 September pukul 12:00 · 

Don't judge a book by its cover.
Just see the title. Read the table of content. Come to the publisher. Ask the revenue.
You'll see that life is not about appearance.
It's all about credit card.
#iZzatQuote


Senin, 19 September 2016

Status FB 17-18 September 2016


Izzatush Shobihah
18 September pukul 7:53 · 

Wanita lebih berani tampil tanpa riasan daripada tampil tanpa kamera.
#iZzatQuote

Psikologid
17 September pukul 12:00 · 

Sesungguhnya pria menginginkan wanita tampil natural dan tidak dipenuhi dempul tebal di muka. [Magforwomen Survey] #Psikologi
_________

Izzatush Shobihah membagikan foto Zia Ul Haq.
18 September pukul 2:12 · 

Yang ada di luar sana tak pernah dipusingkan dengan pemberitaan, gengsi, reputasi, atau popularitas, namun justru bisa memperbaiki kehidupan sesama.


Zia Ul Haq di Alun-alun Kidul Kraton Yogyakarta.
17 September pukul 16:37 · Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta · 

Kita, melalui media sosial internet, persis burung-burung itu. Dinilai sebatas kicaunya. Menjadi beken sebab ocehannya. Padahal di luar sangkar, banyak burung yang membangun sarang di pepohonan, sambil menebar bebijian ke tanah-tanah basah.
_______

Izzatush Shobihah
17 September pukul 9:33 · 

Agak sensitif kalau ada pertanyaan, "Lho, kok sendirian? Suami tercintanya mana?"

Apakah mereka tak sadar bahwa imbuhan ter- memiliki 3 makna:
1. Dapat di...
Misal: 'terbaca'. Artinya, dapat dibaca. Tapi kalau tercinta? Apa cuma saya yang merasa aneh?
2. Tidak sengaja di...
Kalau contohnya 'terbawa' sih, oke-oke saja. Kalau tercinta? Masa iya tidak sengaja dicinta? Seriously!
3. Paling...
Diterapkan di kata 'terbesar' sih, boleh lah ya. Artinya, paling besar. Tercantik, artinya paling cantik. Tapi kalau tercinta? Berarti dia suami yang paling dicintai gitu? Dengan kata lain, suaminya bukan cuma dia dong? -_-

Percayalah, pertanyaan "Suami tercintanya mana?" sama mengerikannya dengan "Kapan nikah?"
#iZzatQuote
_________

Izzatush Shobihah
17 September pukul 8:33 · 

Orang terkenal karena dengan siapa dia bergaul.
Orang tercemar karena dengan apa dia bergumul.
#iZzatQuote
_________

Jumat, 16 September 2016

Status FB 16 September 2016


Izzatush Shobihah
16 September pukul 18:25 ·

Sebelum memaksa anak-anak kelas 1 SD yang belum mengenal huruf untuk bisa membaca dengan lancar, gak ada salahnya memaksa diri sendiri untuk membaca huruf Cybertron di film Transformers dulu.
Call me if you can spell it fluently. -_-
#iZzatQuote #iLingChallenges

*ketika emak-emak berambisi tanpa amunisi*
________

Izzatush Shobihah
16 September pukul 18:09 ·

Ikhlas itu meng-Hajar-kan pertanyaan, meng-Ibrahim-kan jawaban. :'(
He made me cry "ikhlas"-ly.

Nadirsyah Hosen
10 September pukul 7:26 ·

Ikhlas

Hajar protes. Mengapa suaminya meninggalkan dia dan anaknya yang masih kecil di padang pasir tak bertuan. Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberi putra. Hajar mengejar Ibrahim, suaminya, dan berteriak: "Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini? Bagaimana kami bisa bertahan hidup?" Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan pembiaran.

Hajar masih terus mengejar sambil menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit, "Apakah ini perintah Tuhanmu?" Kali ini Ibrahim, sang khalilullah, berhenti melangkah. Dunia seolah berhenti berputar. Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim. Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah. Pertanyaan, atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semua terkesiap.

Ibrahim membalik tubuhnya, dan berkata tegas, "Iya!". Hajar berhenti mengejar. dia terdiam. Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang memgagetkan semuanya: malaikat, butir pasir dan angin. "Jikalau ini perintah dari Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Tuhan akan menjaga kami." Ibrahim pun beranjak pergi. Dilema itu punah sudah. Ini sebuah pengabdian, atas nama perintah, bukan sebuah pembiaran. Peristiwa Hajar dan Ibrahim ini adalah romantisme keberkahan.

Itulah ikhlas. Ikhlas adalah wujud sebuah keyakinan mutlak pada Sang Maha Mutlak. Ikhlas adalah kepasrahan bukan mengalah apalagi menyerah kalah. Ikhlas itu adalah engkau sanggup berlari melawan dan mengejar, namun engkau memilh patuh dan tunduk. Ikhlas adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri dari semua yang engkau cintai. Ikhlas adalah memilih jalanNya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain. Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengalkulasi hasil akhir. Ikhlas tak pernah berhitung. Ikhlas tak pernah pula menepuk dada. Ikhlas itu tangga menujuNya. Ikhlas itu mendengar perintahNya dan menaatiNya. Ikhlas adalah ikhlas. Titik.

"Belum cukupkah engkau memahami apa itu ikhlas dari diamnya Hajar dan perginya Ibrahim?"

Dan aku, kamu, serta kita....semuanya tertunduk pasrah bersama Malaikat, butir pasir dan angin.

Tabik,

Nadirsyah Hosen
*meng-Hajar-kan pertanyaan, meng-Ibrahim-kan jawaban*
8 Zulhijah 1437H
__________

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
16 September pukul 16:25 ·

나 는 할수 있다.
__________

Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
16 September pukul 11:36 ·

Selamat mengulang hari jadi SMA Negeri 3 Jombang. Semoga semakin sukses dan jaya selalu. :)
___________

Izzatush Shobihah
16 September pukul 7:38 · 

"Penjual nasi goreng itu lo nglamak, Mbak!"
"Penjual nasi goreng yang mana?"
"Yang pinggir jalan itu lo Mbak, ngarepe konter."
"Nglamak piye?"
"Moso aku tuku pulsa, ora didoli sampe aku ngenteni suwi."

Golok, mana golok? -_-
_______

Status FB 15 September 2016

Izzatush Shobihah
15 September pukul 11:52 ·

Dulu...
"Nyanyinya sampeyan enak, Mbak. Lebih enak lagi kalau gak nyanyi."

Sekarang...
"Wuih, suaranya pas nyanyi bisa enak gitu ya? Gimana kalau gak nyanyi, coba!"

Oke, lebih sopan.
________

Izzatush Shobihah menambahkan foto profil sementara.
15 September pukul 7:26 · 


__________

Rabu, 14 September 2016

Status FB 14 September 2016


Izzatush Shobihah memperbarui bionya.
14 September pukul 15:36 · 

Al-Insyirah 5-7.
___________

Izzatush Shobihah
14 September pukul 13:35 · 

Sudah, museumkan saja tungganganmu itu.
Mereka yang HANYA tertarik pada tungganganmu pada hakikatnya tidak begitu tertarik pada akhlakmu.
Tapi, mereka yang tertarik pada budi luhurmu biasanya juga melirik kendaraanmu.

Trust me, it works.
__________